Berita Viral
'Kalau Saya Normal Mungkin Dah Nikah' Pilu Curhat Pria Bertubuh Mini, Usia 39 Tahun Belum Ada Istri
Curhat pilu pria bertubuh mini, kini sudah berusia 39 tahun namun belum ada istri, ternyata pengusaha sapi kaya raya.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Kesehatan adalah rezeki yang harus selalu disyukuri karena mahal harganya.
Namun ada satu curhat pilu seorang pria penyandang disabilitas bertubuh kerdil.
Pria berusia 39 tahun ini menceritakan kisahnya yang selalu menjoblo di usianya yang bakal menginjak tak lagi muda ini.
Meski bertubuh kerdil diat tetap berpikir positif, suatu saat nanti ada petunjuk Ilahi terkait masalah perjodohannya.
Simak selengkapnya!
Ungkapan hati ini berasal dari pria bernama Mohd Faizareza, 39 tahun.
Videonya viral di sosial media setelah diunggah oleh teman-temannya yang ikut simpati dengan kejombloannya.
Mohamad Aqmal Azhari sebagai teman yang baik, ia sering membantu Faizareza untuk mencarikan pacar.
Baca juga: MAKIN PANAS, Daus Mini Minta Istri Tak Sebar Fitnah, Kakak Suami Shelvie Bongkar Bukti: Mulut Kamu!
Video yang dibagikan pun membuat warganet ikut bersimpati.
Tak sedikit juga yang mendoakannya Faizareza agar segera dipertemukan dengan jodoh wanita yang bisa menerima apa adanya.
Dalam curhatannya Faizareza mengungkapkan:
"Apakah ada yang mau menemaniku?"
"Walau seperti ini, saya juga ingin punya pasangan tapi saya tidak bisa..."
"Seandainya saya normal, mungkin saya pasti sudah menikah."
"Aku berteman dengan wanita, tapi hanya sampai disitu saja."
"Mungkin tidak ada yang cocok untuk menuju fase yang lebih serius dan menikah."
Dilansir dari Harian Metro dan Lobak Merah pada Selasa, (11/7/2023) Mohd Faizazera yang berasal dari Batu Pahat, Malaysia ini masih bisa mencari nafkah dengan keadaannya yang berbeda.
Dia sukses beternak sapi dan juga mengambil upah jasa memotong rumput.
Faizareza mengatakan bahwa pernikahan ini bakal menjadi salah satu keinginan terbesarnya.
Meski keinginannya begitu besar, dia juga tak mau hanya berdiam diri, karena dia mengaku juga fokus pada pekerjaannya.
Faizareza pun juga tak bisa berlarut terus bersedih karena dia sukses dengan mempunyai 60 ekor sapi peliharaannya.
Jumlah yang tentu tak sedikit bagi para peternak sapi.
Belum lagi jika dirupiahkan, jika satu ekor sapi 200 Kg seharga Rp 20 juta, maka kekayaannya kini mencapai Rp 1,2 miliar.
Meski begitu Faizareza masih curhat dengan keadaan jomblonya:
"Aku terlalu malas untuk berpikir terlalu banyak (soal pacaran)."
"Kalau ada saya terima.. kalau tidak ya tidak apa-apa."
"Walaupun saya tidak memiliki pasangan, saya bersyukur karena Allah SWT telah memberi saya banyak rezeki," ungkap Faizareza.
“Penawaran kerja potong rumput juga non stop jadi bisa bayar pekerja."
"Jika kamu ditakdirkan untuk mendapatkan jodoh nanti, biarkan yang tulus menerimaku, bukan hanya karena uang tetapi juga untuk orangnya."
Sementara itu, temannya, Mohamad Aqmal yang membuat viral Faiazareza mengatakan:
"Dia memang sering mengunggah video di TikTok karena ingin membantu Mohd Faizareza mencari istri."
Siapa sangka ya?
....
Rasa syukur terhadap apa yang dimiliki adalah salah satu dasar pandangan hidup manusia.
Hal ini tercermin dari kisah pasangan penyandang disabilitas kerdil ini.
Mereka mengungkapkan kisah sedih dan bahagia mereka termasuk nasib 2 anak mereka yang juga mengidap hal yang sama.
Hebatnya pria bernama Mohd Afiq ini adalah seorang mantan atlet paralimpiade nasional sepak bola.
Bagaimana kisah mereka?
Dilansir dari hmetro.com.my, Mohd Afiq yang berasal dari Trengganu, Malaysia ini berkata:
"Saya menganggap hidup ini sebagai hadiah istimewa karena diberikan kepada keluarga saya oleh Allah SWT karena saya, istri dan dua anak saya semuanya kerdil,"
Pria berusia 38 tahun itu juga menceritakan kisah pernikahannya dan keluarganya.
Sang istri Farihah Abd Ghani yang juga berusia 38 tahun berprofesi sebagai Pegawai Negeri di daerahnya.
Baca juga: Kaget Namanya Dipakai untuk Panasi Daus Mini, Muhlas Ogah Disebut Punya Asmara dengan Shelvie Hana
Farihah juga mengidap kelaianan disabilitas kerdil, hingga akhirnya mereka memiliki keturunan.
Kedua anaknya, Aufa Fakhriya, 8 tahun, dan Muhammad Arfan, 13 tahun, juga masuk dalam kategori yang sama karena tingkat pertumbuhannya yang tidak seperti orang normal.
“Walaupun fisik kami tidak seperti yang lain, namun alhamdulillah selama ini Allah SWT telah memberikan kesehatan yang baik kepada kami sekeluarga yang juga merupakan anugerah dan nikmat dari beliau.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa hidup sebagai penyandang disabilitas fisik tidak lepas dari ejekan, ejekan dan persepsi masyarakat, namun dalam menghadapinya perlu mental yang kuat.
“Hidup ini bisa dibilang 'susah' untuk dilalui, butuh keuletan dan ketekunan ditambah keluarga saya yang termasuk kategori difabel,” ujarnya.
Pria yang berasal dari Bachok, Kelantan ini mengaku lelah dicemooh.
Namun dia tetap tegar, Afiq tetap tidak menghiraukan kata-kata makian karena baginya tidak ada yang sempurna selain Allah SWT.
Dikatakannya, sejak kecil sudah merasa canggung karena sulit berteman dan bekerja dengan keadaannya yang seperti ini.
Bahkan perundungan dan kesulitan itu terjadi pada anak-anak Afiq dan Farihah.
Mohd Afiq mengatakan, orang tua yang memiliki anak difabel jangan sampai mengucilkan anaknya.
Sebagai orang tua harus memberi ruang kepada anak atau anggota keluarganya untuk bersosialisasi dengan masyarakat.
“Secara tidak langsung, anak atau anggota keluarga akan mudah beradaptasi di masyarakat dan tidak merasa tersisih."
“Jadi, bagi saya yang memiliki keluarga istimewa ini, saya harus selalu berpikir positif.
Apalagi saat keluar rumah untuk bersenang-senang bersama keluarga.
Afiq pun serasa sudah terbiasa dengan 'mata' publik yang selalu menatapnya.
Mohd Afiq kini menjalankan usaha kecil yang menjual peralatan memancing di lokasi kompetisi memancing di negara bagian Trengganu.
Dia mengatakan, istrinya bekerja sebagai PNS di sebuah departemen pemerintah sementara anak sulungnya saat ini belajar di mahad tahfiz dan anak bungsunya sekarang di tahun kedua sekolah dasar.
Menurutnya, disabilitas kerdil ini hanya bersifat fisik dan jangan jadikan kekurangan ini sebagai alasan.
Afiq menyebut kekurangan ini bisa menjadi senjata dan jangan sampai malu menghadapi masyarakat, karena Allah SWT masih memberikan kita akal sehat.
“Kalau kami berempat duduk, tinggi badan kami hampir sama dan ini membuat kami sering jadi perhatian orang saat jalan-jalan bersama.
“Saya menerima takdir Allah SWT ini dengan penuh rasa syukur karena setiap manusia memiliki jalan hidup yang berbeda dan ujian yang berbeda, sehingga jika melihat penyandang disabilitas diharapkan tidak dicemooh atau dihina,” ujarnya.
Bagaimana menurut Anda?
(*)
(Tribunstyle/Dhimas)
Sumber: TribunStyle.com
| David Ozora Jawab Tantangan Jenguk Mario Dandy: 'Gak Ngerti' Sambil Terus Meledek |
|
|---|
| Ironi Mario Dandy: Sang Penganiaya Garang Kini Jadi Bahan Olokan David Ozora |
|
|---|
| Arogansi Sang Istri Kepala Desa: "Duit Loba, Polisi Pun Bisa Diborong!" |
|
|---|
| Dari Koma ke Komedi Satir: David Ozora 'Roasting' Mario Dandy, Singgung Gaya Manja & Pajak |
|
|---|
| Surat Pilu Provokator Mabes Polri: Dari Kampus Elit ke Rutan Bambu Apus |
|
|---|