Berita Viral
KEJAM! Gegara Kesal Duduk Dekat Kios, Kakak Beradik Dianiaya Eks Ayah dan Nenek Tiri, Jadi Tontonan
Kejam! Kakak beradik di Muna, Sulawesi Tenggara dianiaya mantan ayah dan nenek tirinya sendiri. Mereka kesal karena korban duduk dekat kiosnya.
Editor: Putri Asti
TRIBUNSTYLE.COM - Kejam! Kakak beradik di Muna, Sulawesi Tenggara dianiaya mantan ayah dan nenek tirinya sendiri. Mereka kesal karena korban duduk dekat kiosnya.
Viral video kakak beradik di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, dianiaya oleh mantan ayah tiri dan nenek tirinya sendiri.
Padahal kedua bocah tersebut hanya duduk manis di salah satu kios milik tetangga.
Namun karena kesal melihat mereka duduk di dekat kios, mantan ayah dan nenek tiri pun mengusir keduanya dengan cara yang kejam.
Peristiwa penganiayaan tersebut bahkan disaksikan oleh sejumlah orang tengah berada di lokasi kejadian.
Lantas, apa penyebab ayah dan nenek tiri merasa tak senang melihat kakak beradik tersebut berada di dekat kediamannya?
CD tak mengira akan menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh mantan ayah tiri dan nenek tirinya di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Untuk diketahui, kabar penganiayaan itu berasal dari video yang tersebar menunjukkan sosok pria dewasa beserta seorang ibu yang sedang menganiaya remaja di bawah umur.
Baca juga: Ibu Ditahan Atas Kasus Penganiayaan, 5 Anaknya Nangis Histeris : Tolong Pak, Mama Kami Janda Miskin
CD saat itu sedang duduk bersama adiknya di salah satu kios milik tetangga pada Jumat (19/5/2023) sekira pukul 17.00 Wita.
Tak berselang lama, mantan ayah tirinya tiba-tiba datang menghampiri keduanya lalu melakukan aksi penganiayaan.
Merasa tak terima, CD lantas membalas tindakan tak terpuji yang dilakukan mantan ayah tirinya tersebut.
Tak hanya CD dan adiknya yang dianiaya, diketahui saat kejadian terdapat sejumlah rekan adik CD yang menyaksikan secara langsung.
Saat hendak melerai, tiba-tiba datang mantan nenek tiri CD dan segera melakukan penganiayaan terhadap rekan adik CD, salah satunya wanita berusia 15 tahun.
Kata CD, penganiayaan itu dilakukan lantaran mantan keluarganya tersebut merasa tak senang melihat CD dan adiknya berada di dekat-dekat kediamannya.
"Dia tidak suka lihat kita duduk-duduk di depan kiosnya tetangga karena kiosnya tetangga itu bersampingan dengan kiosnya pelaku," ungkapnya, Selasa (23/5/2023).
Sebenarnya, kata CD, mantan ayah tirinya tersebut tak ada masalah dengan dirinya.
Baca juga: Kronologi Penganiayaan Remaja 15 Tahun di Muna Sultra, Ingin Bantu Teman Justru Ikut Jadi Korban
Hanya saja, usai bercerai dengan ibunya, mantan ayah tirinya tiba-tiba membenci kehadiran CD beserta adiknya.
"Mungkin dia sakit hati sama mamaku karena mamaku dia minta pisah sama dia, makanya dia tidak suka juga dengan kita," jelasnya.
Bocah 9 Tahun Dianiaya Paman dan Tante hingga Meninggal
Cerita tragis yang dialami anak-anak usia 9 tahun.
Konon, bocah tak bersalah ini dianiaya oleh paman dan tantenya.
Luka yang ditetesi lilin dan jeruk, hingga meninggal dunia.
Baca juga: KEJI Bocah 9 Tahun di Gorontalo Tewas Dianiaya Paman dan Tantenya, Korban Dituduh Mencuri Uang
Fakta baru terungkap dari kasus bocah sembilan tahun di Gorontalo yang meninggal dunia setelah dianiaya tante dan pamannya.
Ternyata penyiksaan yang didapatkan bocah tersebut sungguh sadis.
Ia disiksa tantenya karena dituduh mencuri uang pelaku.
Ketua Pusat Pemberdayaan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Gorontalo, Fory Armin Naway sampai menangis menceritakan penganiayaan yang dialami bocah tersebut.
Bocah itu dianiaya sampai tewas oleh bibi dan pamannya lantaran dituduh mencuri uang.
Penganiayaan yang dilakukan keduanya sungguh sadis, bahkan sampai membuat Fory menangis ketika menceritakannya.
"Itu memang ketika berpukul sampai memar lalu diambil lah jeruk diperas lalu ditaruh di belakang disuruh oles oleh kakaknya yang usia 11 tahun,"
"Itu perih, bagaimana coba rasanya kan kalau luka, setelah itu diambil lilin,"
"Tapi sebelum ditaruh lilin dibakar dulu badan pakai korek, lalu lilin meleleh ditaruh di belakang, peristiwa ini sangat menyedihkan," kata Fory sambil menahan tangisnya dikutip dari YouTube Kompas Tv, Jumat (19/5/2023).
Fury terisak menceritakan betapa kejamnya yang dilakukan bibi dan paman korban.
Ia menangis lantaran bocah itu menerima perlakuan yang tak manuasiawi.
"Agak susah menerima ya, saya tidak baca BAP nya. Sedihnya kok kenapa sampai gak manusiawi lagi,"
"Lalu persoalannya itu penyiksaan, jadi batin dan jasmaninya ini. Saya bayangkan bagaimana kalau anak dia yang kayak gitu," kata Fury.
Di sisi lain, Kapolres Gorontalo, Dadang mengungkap cara sadis yang dilakukan pelaku kepada korban.
Baca juga: PRANK Tante Diam-Diam Ajak Keponakan Nonton Konser Suga BTS, Sukses Bikin Heboh Se-Gorontalo
Dikatakan Dadang, luka di bagian tubuh korban ditetesi cairan jeruk.
"Korban ada luka di bagian tubuhnya, kemudian ditetesi dengan cairan jeruk ini," ungkap Kapolres Gorontalo, Rabu (17/5/2023).
Jeruk yang dijadikan sebagai alat menganiaya bocah tersebut, disita polisi menjadi barang bukti (bb).
Polisi mendapatkan jeruk tersebut berdasarkan keterangan saksi dan penjelasan dari tersangka itu sendiri.
Adapun beberapa barang bukti yang ditemukan pihak kepolisian ialah selang, lilin, korek api, jeruk, dan sapu lidi.
Menurut Dadang, selang digunakan untuk menganiaya korban dengan cara dilipat menjadi dua dan dipukul sebanyak 30 kali.
"Selang ini dilipat dua, dan dipukuli di bagian tubuh korban," kata Dadang.
Begitu pula dengan lilin yang digunakan pelaku untuk menganiaya korban.
"Lilin yang digunakan pada saat dibakar, kemudian diteteskan di tubuh korban," lanjutnya dengan keterangan barang bukti.
Menurut keterangan saksi, korek api yang digunakan untuk menyalakan lilin sempat ditempelkan ke bagian tubuh korban.
"Pada saat dibakar ini korek api sempat ditempelkan di tubuh korban, jadi pada saat masih panas ditempelkan," terang Dadang.
Dalam kasus ini, Dadang menjelaskan bahwa yang melakukan penganiayaan bukan hanya tante korban.
Om korban juga turut terlibat dalam peristiwa yang mengenaskan ini.
"Masing-masing (keduanya) memiliki peran yang sama," tandasnya.
Pernah dititipkan ke panti
Bocah asal Gorontalo dugaan korban penganiayaan ternyata sempat hidup di panti asuhan.
Korban yang duduk di kelas 2 SD ini tinggal di Panti Asuhan bersama ketiga saudaranya.
Kedua orang tua mereka sudah bercerai. Akhirnya keempat bersaudara tersebut tinggal di rumah tante mereka.
"Dorang ini sebelumnya dititipkan di panti asuhan oleh orang tuanya," ungkap Zenab, pihak keluarga saat ditemui TribunGorontalo.com di lokasi kejadian, Minggu (13/5/2023).
Baca juga: KEJI Bocah 9 Tahun di Gorontalo Tewas Dianiaya Paman dan Tantenya, Korban Dituduh Mencuri Uang
Dikatakan Zenab, keempat anak ini dititipkan ke panti asuhan karena orang tuanya telah lama pisah. Di samping itu, ibu kandung mereka mengalami gangguan kejiwaan.
"Orang tuanya so pisah lama. Dan ibu korban kasian punya gangguan kejiwaan," sambungnya.
Namun, tante korban lantas menawarkan tempat tinggal bagi keempat bersaudara itu.
Akan tetapi, keputusan mereka pindah ke rumah tantenya malah berbuah petaka.
Pasalnya, menurut pengakuan kakak korban, mereka sering disakiti tantenya itu.
Ia bersama adik-adiknya bahkan menyimpan luka lebam di tubuh mereka.
Pelaku sudah diamankan pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Diberitakan sebelumnya, bocah berusia 9 tahun menjadi korban penganiayaan hingga meninggal dunia.
Bocah itu tewas setelah dianiaya oleh tantenya sendiri.
Peristiwa terjadi di Perumahan Padengo 6, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo pada Sabtu (13/5/2023).
Zaenab, kerabat korban bercerita kasus tersebut terungkap saat tante korban menelepon pihak keluarga dan mengabarkan korban meningal dunia.
"Jadi torang dapat telepon dari tantenya ini.
Dia menelpon di Sabtu sore.
Dan kami baru ke lokasi pukul 21.00 Wita," ungkap Zenab.
Baca juga: VIRAL Wanita Melahirkan di KA, Satu Gerbong Panik, Petugas Jadi Dokter Dadakan : Peralatan Seadanya
Saat tiba di TKP, tante korban melarang keluarganya untuk melihat kondisi korban.
Saat itu, jasad korban sudah ditutupi sarung di dalam kamar.
"Bahkan tantenya ini berkeinginan mengubur korban malam itu juga," ungkap Zenab.
Sontak keluarga pun curiga dengan gelagat tante korban.
Mereka pun menduga bocah malang itu meninggal akibat ulah tantenya.
Zaenab mengaku memaksa pelaku agar mau memperlihatkan kondisi keponakannya.
Kekhawatiran mereka semakin kuat saat menyaksikan langsung kondisi korban.
"Ada luka memar di bagian leher, mata, dan telinga.
Terus di bagian bibir itu ada hitam begitu," terang Zenab.
Saat itu pihak keluarga pun mendengar kabar bahwa korban dan saudara-saudaranya kerap dianiaya tantenya.
"Kami dapat informasi dari kakak si korban, bahwa memang mereka ini sering disiksa oleh tantenya," lanjut Zenab.
Hal senada dikatakan paman korban, FB.
Ia mengatakan kakak korban telah mengungkapkan bahwa dirinya sering dianiaya sang tante selama tinggal di perumahan Tenggela.
Baca juga: SOSOK Malita, Wanita Viral Pembawa Baki Medali SEA Games, Haru Baca Komentar IG : Thanks Indonesia
Bahkan saat ini ada luka memar di bagian belakang kakak korban karena dipukul oleh sang tante.
Dipukul sebanyak 30 kali
Kapolda Gorontalo Irjen Pol Angesta Romano Yoyol angkat bicara soal kasus penganiayaan bocah di Gorontalo.
Menurut Angesta, peristiwa penganiayaan hingga menghilangkan nyawa korban itu sangat memprihatinkan.
"Yang jadi pertanyaan bagi saya, kenapa melakukan penganiayaan sampai meninggalnya ponakan dia," kata Angesta saat bertemu langsung tersangka di Polres Gorontalo, Senin (15/5/2023).
Angesta mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan secara psikologi terhadap tersangka penganiayaan ini.
Sebab, menurut Kapolda Gorontalo penganiayaan tersebut merupakan tindak kekerasan yang sangat berat.
"Kalau dihitung pukulannya itu lebih dari 30 kali pukulan dan dipukul pakai selang," sambung dia.
Dituduh curi uang
Sementara itu menurut Kapolres Gorontalo, AKBP Dadang Wijaya, pihaknya masih melakukan pemerikaan.
"Motifnya (penganiayaan) untuk sementara kami sampaikan karena kekesalan paman dan bibinya.
Karena korban ini sering (dituduh) mengambil uang," ungkap Dadang, Senin (15/5/2023).
Dua terduga pelaku yang merupakan pasangan suami istri itu kerap menuding korban mencuri uang.
Baca juga: NASIB Bang Jago Viral Palak Sopir Truk Rp 10 Ribu Kini Ditangkap Polisi, Terancam 9 Tahun Penjara
Jika terjadi kehilangan uang di rumah, keduanya langsung melampiaskan emosinya dengan kekerasan ke korban.
Menurutnya, kekerasan berulang itu meninggalkan luka memar di bagian kepala dan tubuh bagian belakang.
Memperkuat dugaan itu, Polres Gorontalo melakukan autopsi di rumah sakit Aloei Saboe.
"Kami masih menunggu tim dokter forensik, karena saat ini berada di luar daerah," lanjutnya.
Untuk jeratan hukum yang dikenakan, pihak kepolisian sementara mengenai undang-undang peradilan anak.
Adapun barang bukti yang telah diamankan pihak polisi ialah selang.
Diduga ini alat yang dipakai memukul bocah tersebut.
"Untuk sementara barang bukti yang kami amankan baru selang, dan kami masih mencari barang bukti lain," tandasnya.
(TribunnewsSultra.com/Naufal Fajrin JN , TribunJakarta.com/Siti Nawiroh)
Diolah dari artikel TribunnewsSultra.com
| David Ozora Jawab Tantangan Jenguk Mario Dandy: 'Gak Ngerti' Sambil Terus Meledek |
|
|---|
| Ironi Mario Dandy: Sang Penganiaya Garang Kini Jadi Bahan Olokan David Ozora |
|
|---|
| Arogansi Sang Istri Kepala Desa: "Duit Loba, Polisi Pun Bisa Diborong!" |
|
|---|
| Dari Koma ke Komedi Satir: David Ozora 'Roasting' Mario Dandy, Singgung Gaya Manja & Pajak |
|
|---|
| Surat Pilu Provokator Mabes Polri: Dari Kampus Elit ke Rutan Bambu Apus |
|
|---|