Berita Viral
Dibully karena Autis, Gadis Ini Ternyata Punya IQ Melebihi Einstein, Usia 11 Tahun Sudah Kuliah S2
Adhara Pérez Sánchez, gadis 11 tahun asal Meksiko memiliki IQ lebih tinggi dari Albert Einstein, usia 11 tahun sudah kuliah S2.
Penulis: Joni Irwan Setiawan
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Hebatnya gadis asal Meksiko bernama Adhara Pérez Sánchez, dia menjadi viral karena kepintarannya.
Meski usianya baru menginjak 11 tahun, Adhara Pérez Sánchez memilki tingkat IQ 162, melebihi Albert Einstein yang diperkirakan sekitar 160.
Namun sayangnya, gadis yang dibesarkan di dibesarkan di Tláhau, Mexico City itu kerap dibully oleh orang-orang di sekitarnya karena autis.
Meski begitu, dia berhasil membungkam mulut orang-orang di luar sana dengan prestasinya.
Menurut Sánchez, belajar adalah hal yang mudah.
Salah satu caranya dengan mencari lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan spesifiknya.
Baca juga: KRONOLOGI Terapis RS di Depok Tega Jepit Kepala Bocah Autis dengan Selangkangan, Sang Anak Meronta

Miliki IQ Tinggi
Dengan skor IQ 162, Sánchez telah mengukuhkan namanya di lingkungan akademis.
Skor ini sedikit lebih tinggi dari IQ Stephen Hawking dan Albert Einstein, yang keduanya diperkirakan memiliki skor IQ 160.
Sánchez yang didiagnosis dengan sindrom Asperger pada usia 3 tahun ini mengalami kesulitan di sekolah dan diejek karena dianggap aneh oleh guru dan teman sebayanya.
Kemampuan berbicara Adhara kecil yang cerdas mengalami kemunduran dan, ditambah dengan fakta bahwa dia mulai merangkak dengan sangat cepat dan mengayun-ayunkan dirinya di kursi tinggi, menyebabkan dia didiagnosis menderita autisme.
Namun, sang ibu tidak membiarkan hal tersebut menghalangi putrinya dan mendorong sang putri untuk mengejar mimpinya.
Sekarang, dalam mengejar mimpinya untuk bekerja di NASA suatu hari nanti, dia saat ini bekerja dengan Badan Antariksa Meksiko dengan mempromosikan eksplorasi ruang angkasa dan matematika kepada gadis-gadis muda.
Adhara sempat muncul di sampul Marie Claire Mexico edisi April, terungkap bagaimana dia mulai menarik diri setelah dia diintimidasi oleh teman sekelasnya karena keterlambatan perkembangannya dan para guru tidak peduli.
"Para guru tidak terlalu berempati, mereka mengatakan kepada saya bahwa saya berharap dia menyelesaikan tugas," kata ibunya, Nayeli Sánchez, dikutip TribunStyle.com, Rabu, (10/5/2023).
"Dia mulai mengucilkan dirinya, dia tidak mau bermain dengan teman sekelasnya, dia merasa aneh, berbeda."
"Dia bisa berada di sekolah untuk sementara waktu tetapi kemudian dia tidak bisa, dia tertidur, dia tidak ingin melakukan sesuatu lagi."
"Dia sangat tertekan, orang tidak memiliki empati, mereka mengolok-oloknya," imbuh Nayeli.
Baca juga: Punya IQ 175, Gadis 13 Tahun Lulus Universitas Oxford, Hidupnya Setelah Dewasa Sungguh Tak Disangka

Masuk Universitas di Usia 11 Tahun
Dengan gelar sarjana dalam bidang teknik sistem dari Universitas CNCI, Marie Claire Mexico melaporkan bahwa anak pra-remaja tersebut sekarang sedang mempelajari program Magister matematika di Universitas Teknologi Meksiko.
Dia juga berharap untuk bisa segera kuliah di Amerika Serikat.
Diketahui, Adhara Sánchez berhasil menulis buku tentang pengalamannya dengan judul yang diterjemahkan menjadi Don't Give Up.
Adhara Sánchez juga pernah mengunjungi NASA Johnson Space Center di Texas dan diundang untuk belajar astronomi di University of Arizona.
Miliki Cita-cita Unik
Sosok yang dijuluki 'weirdo (si aneh)' oleh teman-teman dan gurunya di masa sekolah ini mampu menyusun puzzle 100 keping dan telah mempelajari Algebra.
Sánchez juga memiliki cita-cita yang tak biasa dari anak seusianya, yakni ingin menjadi astronot.
Dia mengaku ingin menjelajahi luar angkasa dan planet Mars adalah planet pertama yang ingin dia jelajahi.
Dia berbicara dengan Goalast dan mengatakan minatnya dalam perjalanan ruang angkasa setelah dijuluki "bintang" di konstelasi Canis Major.
"Saya ingin pergi ke luar angkasa dan menjajah Mars," celetuknya.
"Jika Anda tidak suka di mana Anda berada, bayangkan di mana Anda ingin berada.
Saya melihat diri saya di NASA, jadi patut dicoba," ujarnya.
Adhara berharap untuk belajar astrofisika di Universitas Arizona di mana dia sebelumnya ditawari beasiswa, yang ditangguhkan karena masalah dengan visanya.
Dia memberi tahu Marie Claire Mexico bahwa dia berharap untuk menyelesaikan tes G-nya pada usia 17 tahun yang akan memungkinkan dia untuk terbang melalui agen yang mendukung ilmuwan muda dan menjadi orang autis pertama yang terbang.
Kisah Lain, Punya IQ 175, Gadis 13 Tahun Lulus Universitas Oxford, Begini Hidupnya Setelah Dewasa
Ruth Lawrence, seorang wanita kelahiran 2 Agustus 1971 ini masuk dalam 30 besar orang terpintar di muka bumi.
Diketahui, Ruth Lawrence berasal dari negara Inggris.
Namun, alih-alih menjadi bintang matematika seperti yang diprediksi banyak orang, masa depannya berubah secara tak terduga.
Pada tahun 1981, Ruth Lawrence yang berusia 10 tahun menjadi orang termuda yang diterima di Universitas Oxford.
Kejeniusannya itu berkat pengajaran yang dilakukan oleh ayahnya, Hary.
Oleh Harry, Ruth sudah diajarkan matematika sejak usia 5 tahun.
Gadis itu mampu menyelesaikan sekolahnya dalam waktu dua tahun.
Ruth dipuji oleh media Inggris sebagai anak ajaib yang luar biasa.
Di Inggris belum pernah ditemukan sosok wanita cerdas dengan IQ tinggi seperti Ruth.
Namun 35 tahun kemudian, Ruth Lawrence menjalani kehidupan yang sangat normal dan damai menjadi seorang ibu rumah tangga.
Ruth memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.
Hal itu tentu saja berbeda dari yang diharapkan ayahnya.

Ayah Ruth, Harry, adalah mantan guru matematika dan sains yang bekerja di industri komputer.
Pada tahun 1976, pria ini mengesampingkan segalanya untuk fokus pada pendidikan putrinya.
Sebelumnya, ia memiliki 3 anak dari istri.
Namun, metodenya membesarkan anak membuat istrinya khawatir dan akhirnya harus membawa dua anaknya pergi dari rumah.
Usai ditinggal oleh istrinya, Harry menikah lagi dengan seorang wanita bernama Sylvia.
Istri kedua, Sylvia, lebih membebaskan Harry untuk mendidik anaknya.
Dia membiarkan Harry memfokuskan semua ambisinya untuk mengajar Ruth.

Ruth lulus dari Universitas Oxford pada usia 13 tahun. Dia menjadi wanita lulusan Oxford termuda.
Ruth menyelesaikan Doctor of Philosophy dalam matematika di sana pada Juni 1989 pada usia 17 tahun.
Kemudian, Ruth pindah ke AS ketika dia menerima tawaran pekerjaan di Universitas Harvard.
Ia menjadi mahasiswa PhD di sekolah paling bergengsi di dunia pada usia 19 tahun.
Tak puas sampai disitu, Ruth kemudian melanjutkan studinya di University of Michigan.
Kemudian, Ruth diangkat sebagai profesor di Universitas Harvard dan Universitas Michigan.
Hingga kini, ia masih menduduki peringkat ke-4 dalam daftar 10 pemegang gelar PhD termuda di dunia.
Wanita ini juga dianggap sebagai keajaiban matematika dengan 20 buku dan banyak karya terkenal tentang Matematika dan Fisika Kuantum.
Sampai hari ini, banyak karya Ruth masih diajarkan di universitas.

Pada tahun 1997, titik balik dalam kehidupan Ruth datang dan dia akhirnya harus meninggalkan keinginan ayahnya.
Ruth jatuh cinta dengan matematikawan Israel Ariyeh Neimark.
Ruth bersama suaminya kemudian bertekad untuk ke Israel. Di Israel, dirinya belajar bahasa Ibrani.
Pada tahun 1998, Ruth menikah dengan pacarnya, yang telah menikah sekali
Berbicara tentang pengalaman masa kecilnya dan pendidikan ayahnya, Ruth mengklaim dia tidak akan pernah membiarkan anak-anaknya mengalami hal yang sama.
Ruth ingin anak-anaknya tumbuh "normal dan alami".

Sepanjang pendidikan Ruth, Tuan Harry fokus pada putrinya agar jadi sosok yang jenius dan cermat.
Sang ayah melatihnya untuk menjadi yang terbaik tetapi dengan cara yang sangat keras.
Ruth dilarang oleh ayahnya untuk bermain dengan teman-temannya karena takut "percakapan sepele dan permainan sia-sia".
Ayah Ruth takut bahwa mereka akan membuat Ruth menjadi bodoh.
Baca juga: Laura Meizani ungkap Kabar Nikita Mirzani setelah Dilarikan ke Rumah Sakit: Dia Minta Balik
Alih-alih pergi ke sekolah, dia diajar oleh ayahnya dengan buku pelajaran yang sudah disiapkan sebelumnya.
Dapat dikatakan bahwa masa kecil Ruth dipenuhi dengan angka dan rumus.
Ruth benar-benar kehilangan kepolosannya seperti banyak anak lainnya.

Namun di masa dewasa, alih-alih menjabat menjadi ahli, dirinya lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.
Hal itu tentu saja membuyarkan prediksi dari para matematikawan dunia.
Hal itu juga memudarkan harapan ayahnya.
Ruth memutuskan untuk menjadi istri dan ibu untuk mengurus keluarga.
Meski begitu, sang ayah tetap bangga padanya.
Ruth telah membutikan prestasi kecerdasannya itu di bidang pendidikan.
Harry sangat menghargai segala pilihan yang telah Ruth pilih.
Sang ayah kini hanya berharap Ruth bisa hidup bahagia dengan pilihannya itu.
(*)
(TribunStyle.com/Jonisetiawan/Dika)
Sumber: TribunStyle.com
Kisah Wanita Jepang Pilih Tinggal di Rumah Penuh Sampah Usai Suami Wafat, Padahal Aset Melimpah |
![]() |
---|
Momen Bahagia Annisa Pohan Quality Time Bareng Keluarga di Jepang, Penampilan Almira Buat Salfok |
![]() |
---|
Sama-sama Cerdas, Anak Kembar di China Raih Skor Identik saat Ujian Masuk Kampus, Ortunya Bangga |
![]() |
---|
Pesona Memed Brewog Dijuluki 'Thomas Alva Edi Sound', Pelopor Sound Horeg, Kantung Mata Bikin Salfok |
![]() |
---|
Viral Pasangan Influencer Gelar Pesta Pernikahan di Pesawat Boeing 747-400 yang Sedang Terbang |
![]() |
---|