Breaking News:

Berita Viral

NIAT Hati Hindari Macet, Puluhan Mobil Malah Terjebak di Tengah Kebun Singkong : Selip dan Licin

Apesnya puluhan mobil ini, niat hati hindari kemacetan di Sukabumi, Jawa Barat, mereka justru terjebak di tengah kebun singkong usai cari jalan pintas

Kolase Tribun Style/Instagram Andreli_48
Puluhan mobil terjebak di tengah kebun singkong gegara hindari kemacetan di Sukabumi, Jawa Barat. 

Hal senada dikeluhkan sopir truk yang membawa perabot rumah tangga, Setiawan.

Lelaki 37 ini sudah terjebak lebih dari 15 jam.

"Dari sore kemarin, kami ini sudah terjebak kemacetan.

Kalau sudah begini ya bisanya cuma pasrah dan sabar," kata Setiawan.

Ilustrasi uang, sopir rugi karena terjebak macet.
Ilustrasi uang, sopir rugi karena terjebak macet. (Via Kompas.com)

Dia mengaku sudah berkali-kali terjebak macet karena ada belasan ribu batubara yang bergerak serentak pada malam hari, untuk mengangkut batubara dari tambang menuju pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muarojambi.

Masyarakat memang sudah terbiasa, karena sudah bertahun-tahun kemacetan terjadi tanpa solusi.

Titik kemacetan di perbatasan Kabupaten Sarolangun-Batanghari lalu mulai dari Karmeo-Simpang Tembesi, titik terparah selanjutnya Simpang Tembesi-Sridadi.

"Waktu untuk anak dan isteri yang memang tergadai kalau sudah macet.

Kami sopir ini punya jadwal ya, hari ini dan jam sekian misalnya kami harus sudah berangkat, kalau macet, tentu tidak ada lagi waktu istirahat di rumah," kata pria yang akrab disapa Wawan.

Kerugian terbesar bagi Wawan adalah hilangnya waktu bersama keluarga. Selanjutnya duit jalan yang sering minus, membuatnya merogoh kocek sendiri.

"Kalau uang jalan habis, mau tidak mau pakai uang sendiri. Itu artinya setoran bulanan untuk di rumah berkurang," keluhnya.

Sementara itu, Rendi, sopir batubara mengaku kerap menjadi sasaran tembak kemarahan masyarakat.

"Kalau sudah macet lebih dari 12 jam, apalagi sudah lebih sehari semalam, kami sopir batu bara ini kadang yang disalah-salahkan masyarakat, disebut biang kemacetan," kata Rendi.

Lelaki yang telah membawa truk batu bara sejak 2020 lalu, mengatakan kemacetan sudah terjadi sejak 2021.

Angkutan batu bara sudah mencapai belasan ribu di jalanan.

Dengan aturan pemerintah untuk angkutan batu bara hanya boleh melintas pukul 18.00 WIB malam.

Dengan aturan ini, semua angkutan batu bara keluar dalam waktu bersamaan, tentu ini yang menjadi sumber kemacetan.

"Jumlah armada memang banyak, belasan ribu. Kalau batu bara boleh lewat siang, maka kamacetan tidak parah.

Kemacetan ini karena ribuan truk batu bara serentak keluar dari tambang, jadi penuh lah jalan," kata Rendi.

Baca juga: GARANG saat Rusak Taksi Online, Nasib Sopir Fortuner Bawa Samurai dan Airsoft Gun Pilu, Minta Maaf

Mobil telah mengular di Kabupaten Batanghari, Jambi.
Mobil telah mengular di jalan dari Desa Karmeo sampai Simpang Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Dia berharap, pemerintah menerapkan sistem kuota dan jadwal setiap angkutan batu bara.

Sehingga waktu tempuh tidak memakan waktu 3-5 hari di jalanan.

"Masih ada lah sisa uang jalan untuk sopir walau macet-macet begini.

Tapi nominalnya sudah kecil. Sementara harga-harga barang terus tinggi," kata dia.

Terkait kemacetan ini, Rendi sudah melapor ke atasannya, tetapi sampai sekarang belum ada solusi baik dari perusahaan tambang batu bara maupun dari pemerintah.

Dengan kemacetan ini sudah mengurai uang jalan yang diberikan bos.

Selain membayar BBM, makan di jalan, sopir batu bara juga harus bayar uang ke kantong parkir dengan harga bervariasi mulai dari Rp 20.000. Belum lagi ada pihak-pihak yang meminta uang di jalanan.

Tidak hanya itu, pengeluaran sopir angkutan batu bara berkali-kali lipat lebih besar dibanding waktu normal tanpa kemacetan.

"Kami sedih melihat masyarakat selalu terjebak kemacetan.

Ada orang sakit di ambulans sampai meninggal, anak susah mau sekolah.

Tapi kami (sopir batu bara) butuh makan, kami sudah lapor ke bos, tapi tetap tidak ada solusi.

Mau tidak mau kamu jalani, setiap hari macet," kata Rendi.

Serba serbi macet diwarnai banyak hal.

Ada yang buang air besar di tepi jalan sampai ada perempuan yang harus bertukar pakaian dalam mobil.

Namun setelah macet lebih dari 22 jam, belum ada petugas yang turun ke jalan.

Kini, Kamis, (2/3/2023) kemacetan sudah mulai terurai namun jalanan masih padat.

(*)

(TribunJabar/Dian)

Artikel ini diolah dari TribunJabar.id dengan judul Viral Puluhan Mobil Lewati Kebun Singkong di Sukabumi untuk Hindari Macet karena Ada Tabrakan Truk

Sumber: Tribun Jabar
Tags:
macetmobilsingkongkebunSukabumiJawa Barat
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved