PROFIL Sapardi Djoko Damono, Sastrawan Legendaris yang Mendunia, Masa Kecilnya di Solo Penuh Makna
Sapardi mulai menulis puisi pada tahun kepindahan dari Ngadijayan ke Kampung Komplang di Solo.
Editor: Amirul Muttaqin
Bahkan, Sapardi pernah menyutradarai pentas drama, antara lain Petang di Taman karangan Iwan Simatupang.
Sapardi juga memberikan arahan kepada mahasiswa baru. Arahan itu terutama berkisar tentang bagaimana cara membawakan puisi yang baik.
Sapardi, beberapa kali sering naik pentas untuk membawakan peran tatkala bergabung dengan teater Rendra pimpinan WS Rendra.
Dari berbagai kemampuan berkesenian yang dimiliki oleh Sapardi, seperti menari, menabuh gamelan, main gitar, menggambar, main drama dan menjadi sastrawan, hanya bidang sastra yang menonjol.
Ia bukan hanya dikenal sebagai penyair papan atas di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Sapardi Djoko Damono juga dikenal sebagai dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra.
Dalam usaha mendukung pengembangan kariernya sebagai sastrawan, Sapardi sering menghadiri berbagai pertemuan internasional.
Sejak tahun 1978 Sapardi menjabat Country Editor majalah Tenggara Journal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur.
Sejak 1982 ia tercatat sebagai anggota penyusun Anthropology of Asean Literature, COCI, ASEAN.
Pada 1988, Sapardi menjadi panelis dalam Discussion dan sebagai anggota Komite Pendiri Asean Poetry Centre di Bharat Bhavan, Bhopal, India.
Peranan Sapardi Djoko Damono dalam kehidupan sastra Indonesia sangat penting.
A. Teeuw dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989) menyatakan bahwa Sapardi adalah seorang cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960.
Ada perkembangan yang jelas terlihat dalam puisi Sapardi, terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.
Ia, seorang penyair yang orisinil dan kreatif, dengan percobaan-percobaan pembaharuannya yang mengejutkan, tetapi dalam segala kerendahan hatinya, boleh jadi menjadi petunjuk tentang perkembangan-perkembangan mendatang.
Sejauh ini, Sapardi telah menerjemahkan beberapa karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia, di antaranya:
- Lelaki Tua dan Laut (The Old Man and the Sea, Hemingway)
- Daisy Manis (Daisy Milles, Henry James)
- Puisi Brasilia Modern
- George Siferis
- Sepilihan Sajak
- Puisi Cina Klasik
- Puisi Klasik
- Shakuntala
- Dimensi Mistik dalam Islam karya Annemarie Schimmel
- Afrika yang Resah (Song of Lowino dan Song of Ocol oleh Okot p'Bitek).
- Duka Cita bagi Elektra (Mourning Becomes Electra oleh Eugene O'Neill)
- Amarah I dan II (The Grapes of Wrath, John Steinbeck)
(KOMPAS.com/ Ari Welianto)
Diolah dari artikel di KOMPAS.com yang berjudul Biografi Sapardi Djoko Damono: Penyair Legendaris Indonesia
Sumber: Kompas.com
Kisah Wanita Kembar 3 Lulus dari Universitas & Jurusan yang Sama, Ketiganya Raih Predikat Cumlaude |
![]() |
---|
Sosok Siti Sarah, Wanita di Bogor Jalani 24 Profesi Sekaligus, dari Staf HRD, Dosen hingga MC |
![]() |
---|
Siapa Pemilik Warung Ayam Goreng Widuran Solo? Baru Sekarang Pasang Label Non Halal Setelah Viral |
![]() |
---|
Sosok Dwianto Setyawan, Penulis Cerita Anak Populer Meninggal Dunia, Idap Sindrom Mielodisplasia |
![]() |
---|
Kisah Pemulung Bisa Hasilkan Rp 13 Juta Dalam Seminggu, Terungkap Barang Mahal yang Jadi Incaran |
![]() |
---|