Breaking News:

Berita Viral

'Tak Pantas' Relawan Temukan Bantuan Korban Gempa Turki Berupa Pakaian Dalam Bekas, Bentuk Hinaan?

MIRIS, sumbangan bantuan untuk korban gempa Turki dipenuhi oleh benda-benda tak layak pakai, begini nasib sumbangan tersebut.

Asosiasi Komunitas Siprus Turki
Para relawan saat sedang memilah bantuan untuk korban gempa Turki. 

TRIBUNSTYLE.COM - HEBOH, relawan kemanusiaan menemukan barang-barang tak senonoh yang akan rencananya akan disumbangkan kepada korban gempa Turki.

Sebelum disalurkan pada para korban, relawan tersebut memilah barang-barang sumbangan.

Namun, para relawan tersebut justru menemukan banyak sekali benda tak layak pakai disumbangkan untuk korban gempa Turki.

Kekesalan para relawan tersebut sempat terekam dalam sebuah video TikTok.

Mereka tak menyangka bahwa para dermawan akan menyumbang benda-benda tak senonoh untuk korban gempa Turki.

Dalam video tersebut tampak kinerja para relawan yang sedang membuka kotak yang akan disumbangkan.

Relawan tersebut menemukan sepatu highheels latesk bekas setinggi sepuluh inci.

Menurut relawan, sepatu heels tersebut kurang layak disumbangkan untuk korban gempa.

Pasalnya, sepatu heels bukanlah benda yang sedang dibutuhkan oleh korban.

Mengingat saat ini korban gempa hanya tinggal di sebuah tempat pengungsian dengan suhu udara yang relatif rendah.

Selain itu, relawan juga menemukan crop top disko berwarna perak, handuk bernoda cokelat, dan pakaian dalam yang telah robek.

Para relawan menyayangkan benda-benda sumbangan tersebut.

Baca juga: KISAH Remaja 19 Tahun Terkubur 94 Jam di Reruntuhan Gempa Turki, Diselamatkan dengan Senyum

Benda-benda tak bermanfaat yang disumbangkan para dermawan untuk para korban gempa Turki
Benda-benda tak bermanfaat yang disumbangkan para dermawan untuk para korban gempa Turki (TikTok @goldtiixs)

Sebab, tempat penampungan sumbangan untuk korban bencana bukanlah ladang untuk membuang beda-benda tak berguna di rumah.

Relawan bekerja sepanjang waktu sebagai bagian dari upaya bantuan telah menyerukan 'martabat dalam amal'.

Erim Metto, CEO Asosiasi Komunitas Siprus Turki, yang berbasis di London, mengatakan kepada Metro.co.uk bahwa seperlima dari semua donasi dinyatakan 'tidak pantas' atau 'tidak dapat digunakan'.

"Kami sangat jelas tentang sumbangan apa yang akan kami terima. Kami memang mengatakan kami tidak akan menerima pakaian yang tidak pantas," katanya, dikutip dari Mirror.co.uk.

"Saat donasi masuk, kami melakukan sistem pemilahan" tambahnya.

Baca juga: Tertimpa Reruntuhan, Korban Gempa Turki Menolak Dievakuasi Karena Tak Pakai Hijab: Kami Cinta Imanmu

Para relawan saat sedang memilah bantuan untuk korban gempa.
Para relawan saat sedang memilah bantuan untuk korban gempa. (Asosiasi Komunitas Siprus Turki)

"Dalam pemilahan, kami menghapus sumbangan bekas, kami menemukan sejumlah benda tidak berguna untuk korban gempa"  pungkasnya.

Menurut pihak berwenang Turki, lebih dari 36.000 orang telah tewas, dan jumlah korban tewas terus meningkat .

Sementara itu, pemerintah Suriah dan PBB mengatakan lebih dari 5.800 korban tercatat melintasi perbatasan.

Dunia telah menyaksikan dengan ngeri ketika ratusan ribu orang di kedua negara dibiarkan tanpa tempat berlindung dan pakaian hangat di suhu serendah 0°C.

Baca juga: PILU Ayah Genggam Tangan Anaknya yang Tertimbun Reruntuhan Gempa Turki, Akhirnya Tak Tertolong

Handuk sumbangan dari dermawan untuk korban gempa Turki
Handuk sumbangan dari dermawan untuk korban gempa Turki (Asosiasi Komunitas Siprus Turki)

Metto, seorang pembuat film keturunan Turki-Siprus, mengatakan sumbangan jauh lebih tinggi daripada sumbangan lainnya.

Pada hari gempa terjadi, tempat penampungan sumbangan bernama TCCA menerima lebih dari 240 panggilan telepon dari orang-orang yang sangat ingin membantu.

"Kami telah melakukan banyak skema donasi di masa lalu untuk membantu para tunawisma, orang-orang di Ukraina, dan kami mendukung komunitas selama Covid," kata CEO.

"Tapi kali ini sumbangannya jauh lebih tinggi dari yang kami harapkan. Pada hari Rabu, kami telah mencabut permintaan sumbangan kami" pungkasnya.

Walikota London Sadiq Khan mengunjungi TCCA awal minggu ini
Walikota London Sadiq Khan mengunjungi TCCA awal minggu ini (Asosiasi Komunitas Siprus Turki)

Sebagian besar organisasi menekankan bahwa uang adalah cara terbaik untuk membantu para korban peristiwa bencana.

Apa yang mungkin merupakan upaya niat baik untuk menyumbangkan barang-barang seperti pakaian, menjadi mimpi buruk logistik ketika harus diangkut melintasi perbatasan.

Metto mengatakan sejumlah organisasi telah mengumpulkan apa pun yang mereka bisa tanpa sistem menyaringnya.

Dia mengatakan banyak truk besar dari badan amal resmi telah mengangkut bantuan ke Turki.

Lanjut, mereka 'menaruhnya di pinggir jalan' karena tidak ada fasilitas penyimpanan yang tersedia.

Korban Gempa Turki Bisa Capai 50 Ribu Jiwa, Indonesia Beri Bantuan, 5 Juta Orang Kehilangan Rumah

Bencana gempa di Turki dan Suriah menyisakan kisah pilu.

Bahkan laporan totoal korban jiwa disebut masih terus bertambah.

Jumlah korban tewas akibat gempa bermagnitudo 7,8 di Turkiye dan Suriah pada Senin, (6/2/2023) terus bertambah.

Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) memprediksi jumlah korban tewas bakal terus naik dan berlipat ganda mencapai 50.000 lebih.

Diketahui jumlah korban tewas hingga saat ini sudah mencapai 28.000 bahkan ada laporan yang menyebut sudah lebih dari 30 ribu jiwa.

"Saya pikir sulit memperkirakan dengan tepat karena kita perlu menjangkau bawah reruntuhan, tetapi saya yakin jumlahnya akan berlipat ganda atau lebih," kata Kepala bantuan PBB Martin Griffiths, dikutip dari Sky News, Minggu(12/2/2023).

Pandangan udara ini menunjukkan bangunan yang runtuh selama pencarian penyelamatan yang sedang berlangsung di Hatay, tenggara Turki, pada 8 Februari 2023, dua hari setelah gempa kuat melanda wilayah tersebut. - Para pencari masih menarik korban selamat pada 8 Februari dari puing-puing gempa bumi yang menewaskan lebih dari 11.200 orang di Turki dan Suriah, bahkan saat jendela penyelamatan menyempit. Selama dua hari dua malam sejak gempa berkekuatan 7,8, ribuan pencari telah bekerja dalam suhu yang sangat dingin untuk menemukan mereka yang masih hidup di bawah bangunan rata di kedua sisi perbatasan.
Pandangan udara ini menunjukkan bangunan yang runtuh selama pencarian penyelamatan yang sedang berlangsung di Hatay, tenggara Turki, pada 8 Februari 2023, dua hari setelah gempa kuat melanda wilayah tersebut. - Para pencari masih menarik korban selamat pada 8 Februari dari puing-puing gempa bumi yang menewaskan lebih dari 11.200 orang di Turki dan Suriah, bahkan saat jendela penyelamatan menyempit. Selama dua hari dua malam sejak gempa berkekuatan 7,8, ribuan pencari telah bekerja dalam suhu yang sangat dingin untuk menemukan mereka yang masih hidup di bawah bangunan rata di kedua sisi perbatasan. (Photo by DHA (Demiroren News Agency) / AFP)

"Kami belum benar-benar menghitung jumlah korban tewas," lanjutnya.

Sejauh ini angka resmi menyatakan, 24.617 orang tewas di Turkiye dan 3.574 di Suriah. Total yang dikonfirmasi sekarang mencapai 28.191.

Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilanjutkan oleh puluhan ribu kru di tengah cuaca dingin, yang membuat jutaan korban gempa Turkiye dan Suriah semakin membutuhkan bantuan.

PBB memperingatkan, setidaknya 870.000 orang sangat membutuhkan makanan panas di seluruh Turkiye dan Suriah.

Sekitar 5,3 juta orang mungkin kehilangan tempat tinggal di Suriah.

Adapun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, hampir 26 juta orang terkena dampak gempa Turkiye dan Suriah.

Badan dari PBB tersebut pada Sabtu (11/2) meluncurkan bantuan kilat sebesar 42,8 juta dollar AS (Rp 647,34 miliar) untuk mengatasi kebutuhan kesehatan yang mendesak.

Sementara itu, badan bencana Turkiye mengatakan bahwa lebih dari 32.000 orang dari organisasi Turkiye bekerja dalam upaya pencarian dan penyelamatan. Ada juga 8.294 kru penyelamat internasional.

"Segera, pencarian dan penyelamatan orang-orang akan membuka jalan bagi badan-badan kemanusiaan yang tugasnya menjaga orang-orang terkena dampak dengan jumlah luar biasa ini untuk bulan-bulan berikutnya," kata Griffiths dalam video yang diunggah ke Twitter.

(TribunStyle.com/Dika Pradana)

Artikel lainnya terkait berita viral >>>

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
TurkigempaTikTok
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved