Breaking News:

Kabar Duka

Monolog Nano Riantiarno: 'Kalau Aku Pulang, Kelak, Semoga Masih Diperbolehkan untuk Menulis'

Mengenang Nano Riantiarno lewat monolognya yang berjudul Pulang, semangat sang legenda teater Indonesia.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
Instagram @nanoriantiarno
Monolog Nano Riantiarno berjudul Pulang. 

TRIBUNSTYLE.COM - Mengenang Nano Riantiarno lewat monolognya yang berjudul Pulang, semangat sang legenda teater Indonesia.

Tokoh sastra Indonesia, pegiat teater sekaligus pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno, meninggal pada Jumat, 20 Januari 2023.

Sosok penulis lakon itu mengembuskan napas terakhirnya pagi hari sekitar pukul 06.58 WIB, di rumahnya sendiri.

Berita duka tersebut disampaikan oleh pihak Teater Koma lewat media sosial.

"Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga, suami, ayah, kakak, guru kami tercinta, Norbertus (Nano) Riantiarno, di rumah beliau, pada pagi hari, Jumat, 20 Januari 2023, pukul 06.58 WIB," tulis akun Instagram Teater Koma.

Nano Riantiarno sendiri dikenal sebagai sastrawan yang bergerak di bidang drama teater.

Baca juga: KABAR DUKA Pendiri Teater Koma Nano Riantiarno Wafat, Sempat Dirawat di RS, Dimakamkan Besok

Dia sangat menekuni sastra drama dan mendirikan Teater Koma pada 1977, sebuah teater yang paling produktif di Indonesia hingga saat ini.

Mari mengenang sosok Nano Riantiarno lewat monolog yang dibawakannya, berjudul Pulang.

Pentas monolog itu dimainkan Nano dan ditayangkan di kanal YouTube Teater Koma sejak 6 Juni 2021.

Tanggal itu bertepatan dengan hari ulang tahun Nano Riantiarno.

Dalam monolog berjudul Pulang tersebut, Nano bertindak sebagai penulis naskah, sutradara, sekaligus pemain.

Naskah monolog berjudul Pulang itu membicarakan seputar kematian.

Berikut ini kutipan monolog Pulang yang dibawakan Nano Riantiarno.

"Kalau aku pulang, kelak, semoga masih diperbolehkan untuk menulis."

Tonton video Nano Riantiarno membawakan monolog Pulang berikut ini.

Profil Nano Riantiarno

Nama lengkapnya yakni Norbertus Riantiarno, biasa dipanggil Nano Riantiarno, lahir di Cirebon pada 6 Juni 1949.

Dia adalah seorang aktor, penulis, sutradara, wartawan dan tokoh teater Indonesia, pendiri Teater Koma, berdiri tahun 1977.

Nano telah aktif di teater sejak SMA pada tahun 1965 di kota kelahirannya, Cirebon.

Setamatnya dari SMA, Nano memutuskan untuk lanjut ke Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) di Jakarta, seangkatan dengan Slamet Rahardjo dan Boyke Roring.

Di sela-sela kesibukannya kuliah, dia menyempatkan diri berguru kepada Arifin C. Noer dengan menjadi anggota Teater Kecil.

Nano Riantiarno saat pentas monolog.
Nano Riantiarno saat pentas monolog. (Instagram @nanoriantiarno)

Meskipun tidak lama bersama Teater Kecil, di tempat itulah Nano menemukan jodohnya, Ratna Karya Madjid.

Pada 1971, Nano Riantiarno masuk ke Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.

Dia bergabung dengan Teguh Karya, salah seorang dramawan terkemuka Indonesia, dan ikut mendirikan Teater Populer pada 1968.

Nano sempat berkeliling Indonesia untuk mengamati teater rakyat dan kesenian tradisi, sekitar tahun 1975.

Pada 1 Maret 1977, Nano Riantiarno mendirikan Teater Koma, salah satu kelompok teater yang paling produktif di Indonesia hingga saat ini.

Baca juga: Mengenang Jeff Beck, Gitaris Rock Inggris Meninggal di Usia 78 Tahun, Sempat Tur bareng Johnny Depp

Profil Nano Riantiarno, penulis dan pegiat teater.
Profil Nano Riantiarno, penulis dan pegiat teater. (Instagram @nanoriantiarno)

Pernah Bekerja sebagai Wartawan

Selain sebagai pegiat teater, Nano rupanya juga pernah bekerja sebagai wartawan.

Nano ikut mendirikan majalah Zaman, 1979, dan bekerja sebagai redaktur (1979-1985).

Dia ikut pula mendirikan majalah Matra, 1986, dan bekerja sebagai pemimpin redaksi.

Pada tahun 2001, Nano pensiun sebagai wartawan.

Di hari-hari terakhir hidupnya, Nano Riantiarno lebih dikenal sebagai penulis lakon dan sutradara teater.

Tak hanya membuat naskah teater, Nano juga pernah menulis buku kumpulan puisi, novel, hingga naskah film dan televisi.

Menteri Pariwisata dan Budaya juga pernah memberikan Piagam Penghargaan sebagai Seniman dan Budayawan Berprestasi pada 1999.

Di tingkat internasional, Nano meraih Sea Write Award dari Raja Thailand di Bangkok atas karyanya Semar Gugat pada 1998.

Baca juga: Mengenang Nano Riantiarno, Wartawan dan Sastrawan Pendiri Teater Koma Meninggal di Usia 73 Tahun

Nano Riantiarno pendiri Teater Koma meninggal pada Jumat, 20 Januari 2023.
Nano Riantiarno pendiri Teater Koma meninggal pada Jumat, 20 Januari 2023. (Instagram @nanoriantiarno)

Meninggal di Usia 73 Tahun

Nano Riantiarno meninggal pada Jumat, 20 Januari 2023, pagi hari sekitar pukul 06.58 WIB, di rumahnya sendiri.

Berita itu disampaikan oleh pihak Teater Koma lewat media sosial.

Nano mengembuskan napasnya di usia 73 tahun.

Jenazah disemayamkan di rumah duka, di Sanggar teater Koma, Bintaro, Jakarta Selatan.

Penguburan jenazah dilakukan pada hari Sabtu, 21 Januari 2023, di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor.

Nano Riantiarno meninggalkan istrinya, Ratna Karya Madjid, dan anak-anaknya, Rangga Buana, Rasapta Candrika, dan Gagah Tridarma Prasetya.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

Baca artikel seputar Nano Riantiarno di sini

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Nano Riantiarnomeninggalwartawansastrawan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved