Breaking News:

Virus Corona

Joko Widodo Cabut PPKM di Indonesia, Tetapi Covid-19 Mengganasi di China, 9000 Meninggal Per Hari

Simak ganasnya kasus Covid-19 di China, dikabarkan 9000 orang meninggal tiap harinya, tetapi di Indonesia cabut PPKM.

Editor: Dhimas Yanuar
AFP/HECTOR RETAMAL
Polisi dan pekerja terlihat mengenakan pakaian pelindung di sebelah beberapa area yang dikunci setelah deteksi kasus baru covid-19 di Shanghai pada 14 Maret 2022. 

TRIBUNSTYLE.COM - Ganasnya kasus Covid-19 di China, berbeda jauh, di Indonesia Presiden Joko Widodo cabut PPKM.

Presiden Joko Widodo resmi mencabut kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Pencabutan PPKM dilakukan per hari Jumat, (30/12/2022). 

"Pada hari ini, pemerintah memutuskan untuk mencabut PPKM yang tertuang dalam Instruksi Mendagri Nomor 50 dan 51 Tahun 2022," ujar Jokowi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi menyebutkan beberapa alasan pencabutan aturan PPKM seperti penurunan angka kematian, positivity rate yang rendah, hingga menurunnya tingkat keperawatan di rumah sakit.

Selain itu, Jokowi mengatakan pihaknya juga telah mengkaji terkait keputusan pencabutan PPKM selama 10 bulan ke belakang.

Berbeda dengan di China, Firma data kesehatan yang berbasis di Inggris, Airfinity, memperkirakan sekitar 9.000 orang di China meninggal dunia setiap hari akibat COVID-19.

Angka tersebut naik hampir dua kali lipat dari perkiraan Airfinity pada minggu lalu, menyusul lonjakan kasus COVID-19 di Negeri Tirai Bambu.

Baca juga: Enggan Tampil pada Malam Tahun Baru, Penyanyi Ini Buat Dirinya Kena Covid-19: Biar Kayak yang Lain

Melansir dari Reuters, COVID-19 mulai menyebar ke seluruh China pada November, dan meningkat pesat pada bulan ini setelah Beijing menghapus kebijakan nol-COVID termasuk pengujian PCR reguler pada penduduknya dan publikasi data mengenai kasus COVID-19 tanpa gejala.

Kematian akibat COVID-19 secara kumulatif di China sejak 1 Desember kemungkinan mencapai 100.000 orang dengan total yang terinfeksi berjumlah 18,6 juta orang, kata Airfinity dalam sebuah pernyataan.

Firma data kesehatan itu mengatakan, pihaknya menggunakan pemodelan berdasarkan data dari provinsi China sebelum perubahan baru-baru ini untuk pelaporan kasus mulai diterapkan.

Airfinity memperkirakan kasus COVID-19 di China mencapai rekor pertamanya pada 13 Januari 2023 dengan 3,7 juta kasus dalam sehari.

Perkiraan tersebut berbeda dengan beberapa ribu kasus yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan China setiap hari, setelah jaringan nasional tempat pengujian PCR sebagian besar dibongkar karena pihak berwenang beralih dari mencegah infeksi menjadi mengobatinya.

Airfinity juga memperkirakan kematian akibat virus corona di China mencapai puncaknya pada 23 Januari 2023 sekitar 25.000 sehari, dengan kematian kumulatif mencapai 584.000 sejak Desember.

Sejak 7 Desember, ketika China mengubah kebijakannya secara tiba-tiba, pihak berwenang telah melaporkan 10 kematian akibat COVID-19.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
coronaCovid-19meninggalChina
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved