Breaking News:

Berita Viral

Pengakuan Urip, Pria Bogor yang Mengaku Mati dan Hidup Kembali, Ternyata Hutang Rp 1,5 Miliar

Simak pengakuan Urip, pria Bogor yang mengaku mati dan hidup kembali, ternyata hutang rp 1,5 miliar.

Editor: Dhimas Yanuar
Instagram
Sosok mayat hidup di Bogor ternyata seorang rohaniawan 

TRIBUNSTYLE.COM - Simak pengakuan Urip, pria Bogor yang mengaku mati dan hidup kembali.

Kasus mayat hidup di Bogor akhirnya menemui titik terang.

Kini pria tersebut telah mengungkapkan motif di balik kasusnya yang viral itu.

Terungkap motif pria yang mengaku telah mati dan kemudian hidup kembali di Bogor, Jawa Barat.

Pria bernama Urip Saputra (40) pura-pura mati karena terlilit utang sebesar Rp 1,5 miliar.

Baca juga: AKTING Meninggal, Urip Saputra Mayat Hidup Bogor Punya Utang Fantastis, Niat Kabur saat Pelayat Sepi

Warga Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini diduga ingin menghindari kejaran debt collector dan merekayasa kematiannya.

Dalam menjalankan skenario ini, Urip Saputra dibantu istrinya.

Setelah menghilang, Urip dan Istri akhirnya menyerahkan diri ke polisi pada Jumat (18/11/2022) malam.

Keduanya menyerahkan diri ke Polres Bogor untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengungkap hasil pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap Urip Saputra dan istrinya.

Urip Saputra diperiksa penyidik Polres Bogor setelah menyerahkan diri pada Jumat (18/11/2022)
Urip Saputra diperiksa penyidik Polres Bogor setelah menyerahkan diri pada Jumat (18/11/2022) (TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat)

"Jadi motifnya untuk menghindari ditagih atas utang atau kewajiban yang bersangkutan. Sehingga jadi kepikiran pura-pura mati. Nanti rencananya US akan hidup dengan identitas yang baru," ujarnya dikutip dari wartakotalive.com pada Sabtu (19/11/2022).

Skenario rekayasa kematian ini berawal ketika pasangan suami istri ini selesai melakukan kegiatan di Semarang, Jawa Tengah.

"Dari Semarang tidak langsung pulang ke Rancabungur, tapi menginap di Jakarta," tambahnya.

Urip menceritakan ke istrinya jika memiliki banyak utang dan sering ditagih debt collector.

Karena sering ditagih utang, Urip merasa malu karena ia memiliki jabatan tinggi di sebuah organisasi.

"Mereka punya tagihan cukup banyak dan malu karena yang bersangkutan memiliki jabatan tertentu yang cukup tinggi di organisasinya," terangnya.

Hal ini diceritakan Urip saat di Jakarta dan mereka memulai skenario dengan memesan ambulans dan peti mati untuk menuju Bogor.

"US lalu bilang ke istri untuk pesan ambulans dan peti mati. Lalu berangkat ke Bogor," imbuhnya.

Iman Imanuddin menjelaskan kasus ini sedang dalam proses pemeriksaan dan polisi akan mengumumkan status Urip setelah pemeriksaan berakhir.

"Ya nanti kita lihat hasil pemeriksaan terakhir," jelasnya.

Dalam proses pemeriksaan ini, beberapa alat bukti akan ditelisik dan polisi akan melihat pasal yang dapat disangkakan ke Urip dan istri.

"Nanti proses penyidikan itu seperti puzzle. Kita kumpulkan alat buktinya, kita kumpulkan fakta hukumnya seperti apa."

"Nanti baru terkontruksikan di dalam delik. Itu pun penegakan hukum itu ada yang disebut kepastian hukum, ada yang disebut rasa keadilan, ada yang disebut azas kemanfaatan hukum itu sendiri," terangnya.

Ia menegaskan kasus ini akan diperiksa sesuai dengan hukum yang berlaku.

"Kami di dalam menegakkan hukum juga harus mengikuti apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat," ujarnya.

Terkait adanya potensi restorative justice, Iman Imanuddin menjelaskan jika hal itu bisa saja terjadi.

"Potensi untuk Restorative Justice itu selalu terbuka. Selama kemanfaatan hukum itu dirasakan oleh masyarakat," jelasnya.

(*)

(Tribunnews.com/Mohay/Rahmat Hidayat) (Wartakotalive.com/Budi Sam Law Malau)

--

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Motif Urip Rekayasa Kematian, Malu Punya Jabatan Tinggi di Organisasi tapi Sering Ditagih Utang

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
viralBogormayat hidupHutang
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved