TUTUP Rapat Masalah, Brigadir J Isyaratkan Pisah dengan Vera, 'Bukalah Hatimu untuk Laki-laki Lain'
Kekasih Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Vera Maretha Simanjuntak ungkap percakapan sebelum sang polisi dieksekusi. Sebut ingin tanggung sendiri.
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Adapun Yosua meninggal pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Ferdy Sambo, di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Bharada E dan empat terdakwa lain diduga melakukan pembunuhan berencana.
Keempatnya adalah Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, dan Ricky Rizal.
Para terdakwa didakwa dengan Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan terancam pidana maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.
Bantah Adanya Pelecehan, Kamaruddin Duga Brigadir J Dibunuh Karena Tahu Bisnis Gelap Petinggi Polri
engacara keluarga Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak memberikan keterangan sebagai saksi atas terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, (25/10/2022).
Kamaruddin yang merupakan kuasa hukum keluarga Yosua Hutabarat memastikan bahwa Yosua tewas dalam kasus pembunuhan berencana.
Ia memastikan bahwa tidak ada peristiwa tembak menembak pada 8 Juli 2022.
Baca juga: SIDANG Kasus Ferdy Sambo cs Berlanjut, Bharada E Bertemu dengan Orangtua Brigadir J, Siap Minta Maaf
“Saya punya firasat ini pembunuhan berencana, maka lakukan ekshumasi, visum repertum demikian juga autopsi ulang, itulah pesan saya kepada Sangga Sianturi (orang yang berkomentar di Facebook Kamaruddin Simanjuntak). Saya belum jadi penasihat hukum (keluarga Brigadir J),” ujar Kamaruddin Simanjuntak dikutip TribunStyle.com, Selasa, (25/10/2022).
Keesokannya, Kamaruddin mengaku ditelepon Sangga Sianturi dan dihubungkan dengan ibu dari Brigadir Yosuua yakni Rosti Simanjuntak.
Bersamaan itu, di publik terungkap bahwa tewasnya Brigadir Yosua dikarenakan melakukan perbuatan tidak senonoh ke Putri Candrawathi di Duren Tiga, sehingga membuat istri Ferdy Sambo tersebut berteriak dan terdengar oleh Bharada E.
Bharada E digambarkan bertanya kepada Brigadir J, tapi kemudian Brigadir J merespons dengan melepaskan 7 tembakan yang tidak satu pun mengenai Bharada E.
Sementara Bharada E yang menembak 5 kali kena 7 kali ke tubuh Brigadir J.
“Dari situ saya terasa janggal, oleh karena itu saya lakukan lagi metode wawancara ke berbagai pihak, baik dari internal kepolisian, intelijen, dan saksi-saksi yang minta dirahasiakan, ternyata itu adalah hoaks,” ucap Kamaruddin.
Kejanggalan berlanjut, kata Kamaruddin, yakni tidak adanya police line pada tempat kejadian peristiwa di mana Brigadir J tewas. Termasuk, tidak ada uji balistik dan uji sidik jari.