Kisah Pedagang Nasi Goreng saat Tragedi Kanjuruhan, Pasrah Cari Anak, Buka Puluhan Kantong Jenazah
Sugeng pasrah saat cari anaknya yang jadi korban tragedi Kanjuruhan seusai laga Arema FC vs Persebaya, rela buka kantong jenazah satu persatu.
Editor: Joni Irwan Setiawan
Sugeng Cari Risky
Di sisi lain, saat disinggung soal kejadian tragedi malam kelabu itu.
Sugeng tak habis pikir, lantaran pada Minggu (2/10/2022) pukul 01.00 WIB, dirinya tak mendapati putranya pulang bersama rekan-rekannya.

Naluri seorang Ayah pun saat itu keluar, usai pulang berjualan nasi goreng di sebuah perumahan kawasan Blimbing, Malang, ia langsung bergegas menuju Stadion Kanjuruhan.
Benar saja, pria paruh baya itu melihat kondisi Stadion Kanjuruhan yang sudah porak poranda.
Meski suasana begitu mencekam, Sugeng bersikeras mencari putranya hampir 1,5 jam.
Sayang, usaha ia mencari Risky tak membuahkan hasil.
"Waktu itu saya pulang kerja jam 1 malam.
Temannya sudah pulang, kok anak saya engga pulang,” cerita Sugeng.
“Kemudian saya cari, ternyata sampai jam 02.30 WIB saya engga ketemu, cuma motornya saja," tutur pria paruh baya.
Lantaran tak membuahkan hasil, Sugeng berinisiatif mencari putranya ke sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan tempat para korban kerusuhan suporter pada malam kelabu itu.
Dirinya juga mengaku mendatangi kurang lebih lima rumah sakit di Malang, Jawa Timur.
Setibanya di rumah sakit, Sugeng bergegas menuju ruang IGD, namun ia tetap tidak menemukan Risky.
Bahkan dirinya tak segan mencari putranya di kamar mayat setiap rumah sakit.
"Lalu saya cari ke RS, ada 5 RS, mulai Gondanglegi, Pakis Aji, Wava, RSUD Kanjuruhan.