Berita Viral
Salah Eja saat Ujian, Siswa Dihukum Keras oleh Guru hingga Tewas, Warga Protes Turun ke Jalan
Ayah dari siswa yang malang itu curiga jika anaknya dipukul dengan tongkat besi oleh sang guru hingga tewas.
Editor: Amirul Muttaqin
"Maksud tujuan kita ke Polresta Bogor kota itu dalam rangka untuk melakukan aduan atau laporan kepolisian atas adanya dugaan tindak pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur," kata Kuasa Hukum Anggi Triana Ismail saat dijumpai di Mako Polresta Bogor Kota, Kamis malam.
Pria yang juga sebagai Direktur Eksekutif Sembilan Bintang and Partner ini menambahan, laporan yang dibuat oleh keluarga S dibuat agar kasus ini segera ditangani.
"Alhamdulillah hari ini kita sudah diterima dengan baik oleh kepolisian resort Kota Bogor khusus nya unit PPA, dengan gerak cepat kita direspon," ungkapnya.
Namun, ketika disinggung soal kliennya baru melaporkan, Anggi membeberkan bahwa butuh spare waktu agar S memberikan keterangannya.
Sebab, kondisi psikologis S cukup terganggu akibat kejadian yang menimpanya.
"Peristiwa ini di lakukan pada hari Jumat 26 Agustus 2022. Memang di sini ada jangka waktu, dikarenakan memang anak ini sudah kena psikologinya. Pasalnya, anak ini masih di bawah umur, psikologinya belum kuat. Pada akhirnya dia kasih sper waktu untuk menguatkan dirinya menyampaikan hal ini," jelasnya.
Kronologi Kejadian Dugaan Pelecehan Seksual
Anggi pun membeberkan, kliennya ini alami dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru di SMP nya saat hendak melegalisir ijazah dan cap tiga jari.
Nahas, pada saat hendak cap tiga jari, organ tubuh dari S ini dipegang oleh guru yang diketahui berinisial H (70).
"Ketika anak ini sudah sampai ke sekolah dan selesai melakukan hal tersebut, tiba-tiba dirinya di tarik oleh oknum pengajar atau pendidik di sekolah tersebut," katanya.
"Kemudian di dalam penarikan tangan itu telah terjadi perlakuan cabul yang di mana oknum dari pada pendidik ini memegang bagian anggota tubuh perempuan," ungkapnya.
Tidak sampai di situ, sambung Anggi, S sempat berontak melawan untuk lepas dari genggaman oknum guru H ini.
Namun, H bersikeras tetap memegang organ tubuh S sambil merangkulnya.
"Pada akhirnya S di bawa ke lantai dasar. Disitu pun di lakukan perbuatan yang sama dan bahkan di sana di sebuah lorong di lantai dasar, perbuatan itu diteruskan," tambahnya.
"Nah, dari situlah anak ini mengadukan hal tersebut kepada orang tua," imbuhnya.