Peringatan Hari Lahir Pancasila Setiap 1 Juni, Apa Bedanya dengan Hari Kesaktian Pancasila?
Inilah perbedaan Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila, simak sejarahnya.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Dulu Tidak Diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila
Hari Kelahiran Pancasila sempat tidak diperingati, bermula dari gejolak politik pada 1965-1966.
Tahun tersebut menandai akhir masa kepemimpinan Soekarno alias Bung Karno.
Turunnya Soekarno sebagai presiden itu sekaligus momentum kelahiran rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Kala itu, pemerintah Orde Baru mencoba menekan citra Bung Karno sebagai salah satu founding father.
Hari Lahirnya Pancasila pun tidak rutin diperingati demi menghapuskan kaitannya dengan Bung Karno.
Alih-alih memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni, pemerintah Orde Baru justru menitikberatkan perhatian pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.
Pada masa itu, tanggal 1 Juni lebih dikenal dengan peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945.

Berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila
Sementara itu, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967, di mana pada saat itu presiden dijabat oleh Soeharto.
Peringatan tersebut bermula dari Surat Keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat, Jenderal Soeharto, pada 17 September 1966.
Kala itu, Pancasila disebut mendapat ancaman yang luar biasa sehingga hampir musnah dari Bumi Pertiwi.
Adanya Hari Kesaktian Pancasila adalah sebagai pengingat peristiwa kelam Gerakan 30 September 1965 atau dikenal sebagai G30S.
Pemerintahan Orde Baru dibawah Soeharto kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan G30S dan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Menyusul itu, Soeharto membangun Monumen Pancasila Sakti di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)