Peringatan Hari Lahir Pancasila Setiap 1 Juni, Apa Bedanya dengan Hari Kesaktian Pancasila?
Inilah perbedaan Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila, simak sejarahnya.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah perbedaan Hari Lahir Pancasila dengan Hari Kesaktian Pancasila, simak sejarahnya.
Setiap tanggal 1 Juni, Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila.
Perlu diketahui, dahulu, Hari Lahir Pancasila tidak diperingati secara luas seperti sekarang.
Hari Lahir Pancasila baru diperingati setiap tahun dan jadi hari libur nasional mulai 2017.
Peresmiannya dilakukan oleh presiden Joko Widodo (Jokowi), melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Ini merupakan hari penting yang berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober.
Simak sejarah Hari Lahir Pancasila dan perbedaannya dengan hari Kesaktian Pancasila berikut ini.
Baca juga: Selamat Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Ini Link Twibbon dan Ucapan yang Cocok Jadi Status Medsos
Baca juga: Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Apakah Tahun Ini Ditetapkan Sebagai Hari Libur? Ini Keterangannya

Sejarah Hari Lahir Pancasila
Dipilihnya 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada pidato presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Momen tersebut terjadi saat sidang Dokuritsu Junbi Cosakai atau dikenal pula dengan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Sidang tersebut dilaksanakan pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
Pada akhir sidang, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya Pancasila.
Awalnya, pidato Soekarno itu disampaikan tanpa judul.
Pidato tersebut akhirnya dibukukan, dan baru mendapat sebutan 'Lahirnya Pancasila'.
Istilah itu disebutkan oleh mantan Ketua Sidang BPUPKI, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, berdasarkan kata pengantar buku pidato tersebut yang terbit pada 1947.

Dulu Tidak Diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila
Hari Kelahiran Pancasila sempat tidak diperingati, bermula dari gejolak politik pada 1965-1966.
Tahun tersebut menandai akhir masa kepemimpinan Soekarno alias Bung Karno.
Turunnya Soekarno sebagai presiden itu sekaligus momentum kelahiran rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Kala itu, pemerintah Orde Baru mencoba menekan citra Bung Karno sebagai salah satu founding father.
Hari Lahirnya Pancasila pun tidak rutin diperingati demi menghapuskan kaitannya dengan Bung Karno.
Alih-alih memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni, pemerintah Orde Baru justru menitikberatkan perhatian pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.
Pada masa itu, tanggal 1 Juni lebih dikenal dengan peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945.

Berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila
Sementara itu, Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967, di mana pada saat itu presiden dijabat oleh Soeharto.
Peringatan tersebut bermula dari Surat Keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat, Jenderal Soeharto, pada 17 September 1966.
Kala itu, Pancasila disebut mendapat ancaman yang luar biasa sehingga hampir musnah dari Bumi Pertiwi.
Adanya Hari Kesaktian Pancasila adalah sebagai pengingat peristiwa kelam Gerakan 30 September 1965 atau dikenal sebagai G30S.
Pemerintahan Orde Baru dibawah Soeharto kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan G30S dan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Menyusul itu, Soeharto membangun Monumen Pancasila Sakti di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)