Kisah Pilu Khalid Payenda, Dulu Menteri Keuangan Afghanistan, Kini Jadi Driver Online Demi 4 Anak

TRIBUNSTYLE.COM - Mantan Menteri Keuangan Afghanistan, Khalid Payenda, terpaksa menjadi Pengemudi Ojek Online pasca pemerintahannya digulingkan oleh Taliban.

Hari-harinya dihabiskan dengan mengantarkan penumpang dari satu tempat ke tempat lain di Washington DC, Amerika Serikat.

Kehidupan Payenda begitu kontras dengan Eks Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, yang disambut dengan hangat oleh Negara Arab Saudi.

Dilansir dari Washington Post, Khalid Payenda sekarang bekerja sebagai pengendara mobil 'Uber'.

Hal ini menyusul runtuhnya pemerintahan Afghanistan pada 15 Agustus 2021 lalu.

"Kalau aku menyelesaikan 50 perjalanan selama 2 hari ke depan, aku akan dapat bonus 95 Dolar." kata Payenda, sambil mengendarai mobil Honda Accord miliknya.

Payenda harus menghidupi istri dan 4 anaknya dengan pendapatan yang tidak seberapa.

Padahal, dulu dia bertanggung jawab atas Anggaran Pendapatan Belanja Negara Afghanistan yang bernilai 6 miliar Dolar AS.

Meskipun begitu, Payenda bersyukur masih memilki pekerjaan.

"Setidaknya aku jadi tidak putus asa," ucapnya.

Baca juga: NASIB Rumah Tangga Doddy Sudrajat Di Ujung Tanduk, Pilu Digugat Cerai Puput, Doain yang Terbaik

Khalid Payenda mengundurkan diri dari posisi menteri keuangan satu minggu sebelum Ibukota Afghanistan, Kabul, jatuh ke tangan pasukan Taliban.

Kala itu, Ia melarikan diri ke Amerika Serikat karena hubungannya dengan Presiden Ashraf Ghani memburuk.

"Dia (Ashraf Ghani) jadi sering marah-marah dan mudah curiga," katanya.

Payenda mengaku takut dijebloskan ke penjara.

Ketika pemerintahan Afghanistan akhirnya digulingkan, Payenda merasa sangat bersalah.

"Kami punya waktu 20 tahun untuk membuat suatu sistem (pemeritahan) yang berguna bagi rakyat," kata Payenda.

"Kami gagal total." lanjut pria itu.

Payenda menyesal tidak dapat mencegah kemalangan yang terjadi di negaranya.

"Aku adalah bagian dari kegagalan itu, pedih rasanya melihat penderitaan rakyat dan tahu kalau itu adalah salahku." ujar Payenda lirih.

Afghanistan telah menjadi pusat konflik Amerika-Taliban selama beberapa dekade terakhir.

Kondisi negara timur tengah ini memburuk ketika Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memutuskan untuk menarik total pasukan yang ditugaskan di Afghanistan.

Payenda mengatakan bahwa Amerika Serikat mengkhianati komitmen yang telah mereka buat bertahun-tahun lalu.

Akan tetapi, Pria berumur 40 tahun tersebut mengakui bahwa rakyat Afghanistan memang tidak memiliki kemauan yang kuat untuk reformasi.

Sebelumnya dikabarkan, korupsi dan nepotisme sangat marak terjadi di pemerintahan Afghanistan di bawah dukungan Amerika Serikat.

Baca juga: PILU Nadzira Shafa Bertahan Tanpa Ameer Azzikra, Apa Aku Diciptain Buat Sendirian, Ashanty Nangis

Presidennya sendiri, Ashraf Ghani, diduga membawa kabur kekayaan negara sejumlah 169 juta Dolar AS sebelum melarikan diri ke Arab Saudi.

Khalid Payenda sempat berkata bahwa Ia menyesal menerima jabatan sebagai menteri keuangan.

"Aku melihat banyak keburukan (selama menjabat)." ujar pria itu.

Sekarang, Khalid Payenda bekerja sampingan menjadi dosen tamu di Universitas Georgetown.

Pendapatannya dari mengajar dan mengantar penumpang mampu memenuhi kehidupan sederhana keluarganya. (Tribunstyle/Abi Rizki Alviandri)