Minyak Goreng Makin Langka, Pria Ini Malah Dapat Omzet Fantastis dari Minyak Jelantah, Ini Ceritanya
Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, bernama Andi Hilmi, minyak jelantah sebagai peluang bisnis.
Editor: Sinta Darmastri
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNSTYLE.COM - Minyak goreng kini memang lagi naik daun dan jadi pembahasan dimana-mana.
Tidak hanya untuk harganya yang makin mahal, namun untuk kelangkaannya pun makin merajalela.
Bahkan kelangkaan minyak goreng di Indonesia dirasakan sejak awal tahun 2022 menyusul peraturan pemerintah terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng sawit.
Di saat banyak orang yang dipusingkan karena kelangkaan minyak goreng, pria ini justru berhasil mendapatkan omzet fantastis.
Pria itu memanfaatkan minyak jelantah untuk dijadikan ladang bisnis.
Baca juga: Minyak Goreng Sedang Langka, Pengantin Ini Malah Jadikan Minyak Sebagai Mahar, Ada Makna Unik
Baca juga: POLRI Tentukan Nasib 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Ditimbun, Disebut Harus Didistribusikan ke Masyarakat
Siapa sangka, hal itu justru sukses membuat uang ratusan juta masuk ke rekeningnya.
Minyak goreng memang menjadi salah satu bahan pokok yang penting untuk memasak.
Namun banyak orang yang membuang minyak jelantah sisa pakai karena berbahaya bagi kesehatan bila digunakan.
Ketika minyak jelantah dimasak kembali dengan temperatur tinggi, terjadi perubahan kimia yang memproduksi molekul beracun dan radikal bebas.
Molekul beracun dan radikal bebas ini akan menyerang sel tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan berbagai macam penyakit seperti penuaan dini, kolesterol, penyakit jantung, hipertensi, hingga kanker.
Tapi bagi seorang pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, bernama Andi Hilmi, minyak jelantah sebagai peluang bisnis.

Tak tanggung-tanggung, Andi Hilmi bisa meraup omzet sebesar Rp 200 juta per bulan dari bisnis minyak jelantah itu.
Rupanya, pria 21 tahun itu memanfaatkan minyak goreng bekas pakai digunakan sebagai bahan baku pengembangan biodiesel.
Memanfaatkan minyak jelantah sebagai ladang uang berawal dari kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang mengakibatkan para nelayan di Makassar tak bisa melaut.