Hari Valentine
TAK Seindah Perayaannya, Inilah Sejarah Kelam & Asal-usul di Balik Romantisnya Hari Valentine
Di balik manis dan romantisnya perayaan Hari Valentine ternyata ada sejarah kelam yang melegenda hingga kini.
Editor: Delta Lidina Putri
Kemudian putri sipir tersebut menjadi Kristen bersama dengan keluarganya.
Legenda lain mengatakan seorang uskup bernama Santo Valentinus dari Terni adalah nama sebenarnya dari liburan itu.
Namun, menurut versi lain, Santo Valentinus adalah seorang pendeta Romawi yang melakukan pernikahan bagi tentara yang dilarang untuk dinikahi.
Hal tersebut karena dekrit kaisar Romawi yang menyatakan bahwa tentara yang menikah tidak akan menjadi prajurit yang baik.
Sehingga pria muda tidak bisa menikah.
Baca juga: 20 Ucapan Hari Valentine Penuh Makna untuk Sahabat, Bahasa Inggris & Arti, Cocok Diposting di Medsos
Santo Valentinus ini mengenakan cincin dengan Cupid di atasnya (simbol cinta) yang membantu para tentara mengenalinya.
Lalu, sebagai pendahuluan kartu ucapan, ia membagikan kertas hati untuk mengingatkan orang Kristen akan kasih mereka kepada Tuhan.
Karena legenda ini, Santo Valentinus dikenal sebagai santo pelindung cinta.
Oleh karena itu, kisah Santo Valentinus membuat ditetapkannya hari itu sebagai hari libur untuk cinta romantis.
Kemudian untuk memperkuat hubungan antara Santo Valentinus dan cinta, seorang penulis Geoffrey Chaucer pada tahun 1381 menulis puisi.
Puisi tersebut, dianggap oleh para sejarawan sebagai asal mula "modern" perayaan Hari Valentine.
5 Negara yang Melarang Adanya Hari Valentine
Miliki alasan tertentu, 5 negara ini melarang adanya hari Valentine, dari Arab Saudi hingga Malaysia.
Besok Senin 14 Februari 2022, masyarakat dunia akan merayakan hari Valentine dimaka kerap diartikan sebagai hari kasih sayang.
Hati, bunga, cokelat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Valentine.