Breaking News:

Mengenang 12 Tahun Gus Dur Wafat, Ini Profil Abdurrahman Wahid, Cendekiawan yang Humoris

Mengenang 12 tahun wafatnya Abdurrahman Wahid, mengenal sosok Gus Dur, kiai dan cendekiawan yang humoris.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Delta Lidina Putri
Kompasiana
Mengenang 12 tahun wafatnya Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. 

TRIBUNSTYLE.COM - Mengenang sosok Gus Dur, seorang kiai, mantan presiden Indonesia dan cendekiawan yang humoris.

Hari ini, 30 Desember 2021, adalah 12 tahun meninggalnya Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Sebagai informasi, Gus Dur lahir pada 7 September 1940 dan meninggal pada 30 Desember 2009.

Sebelum wafat, ia harus menjalani hemodialisis (cuci darah) rutin.

Menurut Salahuddin Wahid, adiknya, Gus Dur wafat akibat sumbatan pada arteri.

Semasa hidup, Gus Dur dikenal sebagai ulama dan cendekiawan yang nyentrik.

Baca juga: Kisah Gus Dur yang Miliki 2 Versi Tanggal Lahir, 7 September atau 4 Agustus? Misteri Terpecahkan

Baca juga: Mengenang Suyadi, Pak Raden Pencipta Si Unyil, Tanggal Kelahirannya Jadi Hari Dongeng Nasional

Ia juga merupakan presiden keempat Indonesia, tahun 1999 sampai 2001.

Pada peringatan hari meninggalnya ini, mari mengenang sekilas sosoknya.

Sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Wikimedia Commons)

Mengenang Sosok Gus Dur

Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur sebenarnya lahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil.

Lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940, Gus Dur dikenal sebagai tokoh Muslim Indonesia.

Ia merupakan anak dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.

Nama Addakhil yang berarti Sang Penakluk tak cukup dikenal, sehingga diganti menjadi Wahid.

Abdurrahman Wahid kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur.

Sebagai informasi, Gus adalah panggilan kehormatan khas pesantren yang berarti mas atau abang.

Ia merupakan mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pada tahun 1963, Gus Dur menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar Studi Islam di Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir.

Gus Dur pernah menjadi presiden ke-4 Indonesia, tahun 1999 hingga 2001.

Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR.

Gus Dur saat masih muda.
Gus Dur saat masih muda. (Wikimedia Commons)

Humor Gus Dur: 'Siapa yang Paling Dekat dengan Tuhan?

Gus Dur juga dikenal sebagai pribadi yang humoris.

Sosoknya yang tidak kaku dan kerap menyelipkan candaan di tengah aktivitasnya membuat banyak orang begitu mencintainya.

Salah satu kutipannya yang terkenal yakni 'gitu aja kok repot'.

Selain itu, banyak sekali beredar humor-humor anekdot Gus Dur.

Ada humor anekdot Gus Dur yang tak cuma lucu, tapi juga sarat akan nilai moral, yakni soal siapa yang paling dekat dengan Tuhan.

Tokoh agama Islam, Kristen, dan Budha sedang berdebat, termasuk Gus Dur sebagai wakil dari agama Islam.

Kala itu topik yang diperdebatkan adalah mengenai agama yang paling dekat dengan Tuhan.

Seorang biksu Budha mengemukakan pendapatnya mengenai topik yang dibahas.

“Agama sayalah yang paling dekat dengan Tuhan karena setiap kita beribadah ketika memanggil Tuhan kita mengucapkan ‘Om’. Nah kalian tahu sendiri kan seberapa dekat antara paman dengan keponakannya?” ucap biksu itu.

Sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. (Tribunnews.com)

Seorang pendeta dari agama Kristen pun menyangkalnya.

“Agama Anda memanggil Tuhan hanya om, kalau di agama saya memanggil tuhan itu ‘Bapa’. Nah kalian tahu sendiri kan lebih dekat mana anak sama bapaknya daripada keponakan dengan pamannya,” jawab pendeta.

Gus Dur tertawa terbahak-bahak setelah mendengar argumen dari para pemuka agama itu.

Para tokoh agama itu lantas menanyakan kenapa Gus Dur tertawa, serta mengira bahwa Gus Dur beranggapan agamanya yang paling dekat dengan Tuhan.

“Ndak kok, saya ndak bilang gitu, boro-boro dekat justru agama saya malah paling jauh sendiri dengan Tuhan.” jawab Gus Dur dengan masih tertawa.

“Lah kok bisa ?” tanya pendeta dan biksu makin penasaran.

“Lah gimana tidak, lah wong kalau di agama saya itu kalau memanggil Tuhan saja harus memakai Toa (pengeras suara),” jawab Gus Dur.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

Baca artikel seputar Gus Dur lainnya di sini

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Gus DurAbdurrahman Wahid
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved