Hiburan Korea
Truk Protes Dikirimkan ke Berbagai Wilayah di Korea Untuk Menyerukan Penghentian Drama 'Snowdrop'
Snowdrop telah menghadapi kritik keras karena banyak orang Korea Selatan merasa bahwa itu menyimpang dari sejarah. Truk protes tersebar di Korea.
Penulis: Vidya Audina Gesty Arinda
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
- Hans Plus (merek pusat perbelanjaan)
Pihak Komisi Penyiaran Korea juga menyampaikan,
"Sampai pagi ini Komisi Penyiaran sudah menerima 452 aduan masyarakat mengenai drama 'Snowdrop.'
Kami akan meninjau langkah selanjutnya."
Selain Komisi Penyiaran, juga ada petisi ke Blue House untuk meminta penghentian drama 'Snowdrop' karena telah menyimpang dari sejarah dan sudah mendapat lebih dari 200 ribu tanda tangan.
200 ribu tanda tangan untuk pemberhentian Snowdrop
Karena penyimpangan sejarah 200 ribu orang meminta pemberhentian drama Snowdrop!
Snowdrop adalah drama yang menampilkan Jung Hae In dan Jisoo BLACKPINK sebagai pemain drama, dilansir dari Allkpop.
Drama baru JTBC Snowdrop masih menghadapi kekhawatiran pemirsa karena narasi sejarahnya.
Sebelumnya, drama tersebut sempat mendapat kecaman karena penyimpangan fakta sejarah.
Menurut petisi Blue House yang baru ini, episode perdana drama tersebut menampilkan pemeran utama wanita yang secara keliru menyelamatkan mata-mata dari gerakan pro-demokrasi.

Baca juga: DAFTAR 13 Drama Korea yang Tayang Bulan Desember 2021, Bad and Crazy, Snowdrop hingga The Silent Sea
Baca juga: Jisoo BLACKPINK Main Drama Snowdrop, Begini Cara Jennie, Rose, dan Lisa Beri Dukungan, Manis Banget!
Selanjutnya, ketika orang-orang dari Badan Perencanaan Keamanan Nasional mengejar mata-mata yang diperankan oleh Jung Hae In, drama itu memainkan lagu bersejarah.
Padahal lagu tersebut digunakan untuk melambangkan gerakan pro-demokrasi.
Pemirsa yang menyaksikan adegan tersebut pada tanggal 18 Desember turun ke platform online dan menyatakan ketidaknyamanan mereka.
Mereka mengatakan, "Tidak pantas rasanya untuk menggunakan sebuah lagu yang bermakna untuk adegan yang menampilkan Badan Perencanaan Keamanan Nasional dan mata-mata."