Virus Corona
3 Negara Setop Pengunaannya, Ada Apa dengan Vaksin Covid-19 Moderna? Ini Reaksi Pemerintah Indonesia
Banyak negara dunia setop pengunaannya, ada apa dengan vaksin Covid-19 Moderna? Ini reaksi pemerintah Indonesia.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Banyak negara dunia setop pengunaannya, ada apa dengan vaksin Covid-19 Moderna? Ini reaksi pemerintah Indonesia.
Kabar kurang baik datang dari vaksin Covid-19 dari Moderna.
Vaksin yang sudah banyak digunakan di berbagai negara termasuk di Indonesia ini dihentikan penggunaannya di tiga negara.
Negara tersebut adalah Swedia, Denmark, dan Finlandia.
Vaksin Covid-19 Moderna bagi usia dewasa muda di tiga negara tersebut diprotes, menyusul adanya temuan kasus peradangan jantung.
Baca juga: Serukan Vaksinasi & Protokol Kesehatan, Pemerintah Ajak Masyarakat Indonesia Sukseskan PON XX Papua
Baca juga: SEMAKIN Dipercaya, Sinovac Kini Dicari Sebagai Vaksin Booster Covid-19 di Singapura

Swedia dan Denmark baru-baru ini menghentikan sementara penggunaan Vaksin Moderna untuk kelompok usia dewasa muda.
Hal itu dilakukan menyusul adanya temuan kasus peradangan jantung atau lapisannya.
Badan Kesehatan Swedia mengatakan akan menghentikan pemberian Vaksin Moderna terhadap orang yang lahir pada tahun 1991 dan setelahnya.
Hal ini dilajukan karena data menunjukan peningkatan peradangan pada jantung di kalangan remaja dan dewasa setelah divaksin.
''Hubungannya sangatjelas ketika menyangkut Vaksin Spikevax Moderna, terutama setelah dosis kedua'' jelas Badan Kesehatan Swedia, dilansir dari KompasTV.
Sementara itu Otoristas Kesehatan Denmark mengatakan, orang di bawah usia 18 tahun tidak akan ditawari Vaksin Moderna karena terkait dengan tindakan pencegahan.
Vaksin Moderna di Indonesia
Di Indonesia sendiri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19 vaksin Moderna.
"Kemarin kami menambah satu lagi jenis vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan EUA dari BPOM yakni vaksin Moderna. Ini adalah vaksin pertama yang mendapatkan EUA dari BPOM yang menggunakan platform m-RNA," ujar Penny saat konferensi pers virtual, Jumat (02/07/2021).
Penny menuturkan, berdasarkan kajian BPOM bersama tim ahli Komite Nasional Penilai Vaksin dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menunjukkan bahwa secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.