Breaking News:

Berita Terpopuler

POPULER Beruntungnya yang Sudah Dapat Vaksin Sinovac, Nyatanya Bisa Kurangi Risiko Kritis Covid-19

Beruntung bagi yang sudah vaksinasi pakai Sinovac, ternyata bisa kurangi risiko kritis saat Covid-19.

DW INDONESIA
Beruntung bagi yang sudah vaksinasi pakai Sinovac, ternyata bisa kurangi risiko kritis saat Covid-19. 

Reporter : Dhimas Yanuar

TRIBUNSTYLE.COM - Beruntung bagi yang sudah vaksinasi pakai Sinovac, ternyata bisa kurangi risiko kritis saat Covid-19.

Vaksin Covid-19 merek Sinovac dari China ini menjadi salah satu yang pertama yang dipakai sebagai pencegahan.

Meski begitu Sinovac sendiri sering mengalami penolakan dan sering tak dipercaya di berbagai negara termasuk Jepang.

Namun hal tersebut dibantah oleh salah satu penelitian dari Malaysia yang menyebutkan keuntungan menggunakan vaksin Sinovac.

Dilansir dari Kontan (25/9/2021), sebuah studi besar yang diambil datanya dari kasus nyata di Malaysia menunjukkan, vaksin Covid-19 Sinovac efektif melawan penyakit serius.

Baca juga: 1296 Lebih Sekolahan Laporkan Kasus Covid-19 Saat Lakukan Pertemuan Tatap Muka, 6900 Anak Terinfeksi

Baca juga: Ahli Singapura: Terinfeksi Covid-19 Setelah Vaksin Ampuh Tangkal Varian Delta & Tingkatkan Imun

Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 Sinovac di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021).
Presiden Joko Widodo disuntik vaksin Covid-19 Sinovac di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021). (Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr)

Penolakan vaksin Sinovac ini berawal dari Jepang, Korea Utara, dan Korea Selatan.

Dilansir dari Tribunnews, (30/8/2021), Sejumlah Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang hendak ke Jepang dan Korea Selatan disuntik jenis Astrazeneca.

Pasalnya, vaksin tersebut diberikan menyusul penyesuaian dengan standarisasi jenis vaksin yang digunakan oleh para negara penempatan tersebut.

Sebagian besar dari negara penempatan diketahui tidak menerima atau menolak vaksin jenis Sinovac yang umum digunakan di Indonesia.

Namun ada angin segar bagi berbagai negara, termasuk Indonesia, yang menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac sebagai vaksin pertama.

Meski begitu, hal ini tak mengurangi hasil vaksin lain, termasuk dari Pfizer/BioNTech dan AstraZeneca yang menunjukkan tingkat perlindungan yang lebih baik.

Sinovac sendiri hingga kini masih diawasi terkait efektivitasnya melawan Covid-19.

Hal ini menyusul laporan infeksi di antara petugas tenaga kesehatan yang sudah diimunisasi penuh dengan suntikan Sinovac di Indonesia dan Thailand.

Studi yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia ini menemukan bahwa 0,011% dari sekitar 7,2 juta penerima suntikan Sinovac memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) untuk infeksi Covid-19, kata pejabat kesehatan kepada wartawan, Kamis (24/9/2021).

Sebaliknya, 0,002% dari sekitar 6,5 juta penerima vaksin Pfizer/BioNTech membutuhkan perawatan ICU untuk infeksi Covid-19, sementara 0,001% dari 744.958 penerima vaksin AstraZeneca membutuhkan perawatan serupa.

Kalaiarasu Peariasamy, direktur di Institute for Clinical Research Malaysia yang melakukan penelitian bersama dengan gugus tugas Covid-19 nasional, mengatakan vaksinasi - terlepas dari mereknya - telah mengurangi risiko seseorang untuk dirawat di ruang perawatan intensif sebesar 83% dan menurunkan risiko kematian sebesar 88%.

Hasil tersebut didapat berdasarkan penelitian yang lebih kecil yang melibatkan sekitar 1,26 juta orang.

"Tingkat terobosan untuk penerimaan unit perawatan intensif sangat rendah," katanya.

Dia menambahkan, perawatan ICU secara keseluruhan di antara individu yang sudah divaksinasi penuh mencapai 0,0066%.

Adapun tingkat kematian orang yang divaksinasi lengkap juga rendah yaitu 0,01% dan mayoritas dari mereka berusia di atas 60 tahun atau dengan penyakit penyerta.

Menurut Kalaiarasu, ada perbedaan demografi penerima ketiga vaksin dan hal tersebut bisa menghasilkan hasil yang berbeda.

"Banyak penerima AstraZeneca berada di usia pertengahan dewasa, sementara penerima suntikan Pfizer dan Sinovac sangat banyak untuk populasi yang rentan," katanya.

Penerima AstraZeneca juga menyumbang proporsi penelitian yang jauh lebih kecil, yang melibatkan sekitar 14,5 juta individu yang divaksinasi lengkap dan dilakukan selama lebih dari lima bulan sejak 1 April.

Pada bulan Juli, Malaysia mengatakan akan menghentikan pemberian vaksin Sinovac setelah persediaannya berakhir, karena memiliki cukup banyak vaksin lain untuk programnya.

Vaksin Sinovac telah digunakan secara luas di beberapa negara termasuk China, Indonesia, Thailand dan Brasil, dan perusahaan tersebut mengatakan awal bulan ini telah memasok 1,8 miliar dosis di dalam dan luar negeri.

Malaysia telah sepenuhnya memvaksinasi 58,7% dari 32 juta penduduknya dan memberikan setidaknya satu dosis untuk 68,8% populasinya.

--

Vaksin dosis ke-3 Sinovac efektif tangkal varian Delta, hanya seminggu imunitas langsung meningkat.

Dengan munculnya berbagai varian virus Corona Covid-19, vaksin-vaksin baru juga diluncurkan oleh para peneliti.

Dan kali ini kabar baik datang dari vaksin Sinovac China.

Akhir-akhir ini banyak ditemui menurunnya kepercayaan vaksin Sinovac menangkal varian baru Covid-19.

Namun ternyata ada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa dosis ketiga vaksin Sinovac mampu menangkal varian baru.

Baca juga: Akhirnya Diakui, Antibodi Vaksin Covid-19 Sinovac China Hanya Bertahan 6 Bulan, Ada Dosis Ketiga?

Baca juga: KENALI Vaksin Covid-19 Novavax, Buatan Amerika Serikat, Efektifitas Hampir 90 Persen & Efek Samping

Vaksin virus corona Covid-19.
Vaksin virus corona Covid-19. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Tak hanya itu, imunitas tubuh terhadap varian baru juga meningkat.

Dilansir dari GridHealth dan MedRxiv, Minggu (25/7/2021) memperlihatkan uji coba penyuntikan dosis ketiga vaksin Sinovac dalam dua skenario.

Dalam skenario pertama relawan menerima dosis ketiga vaksin 28 hari setelah dosis kedua.

Pada skenario kedua relawan menerima dosis ketiga vaksin Sinovac 6 bulan atau lebih setelah dosis kedua.

Hasilnya, skenario kedua ini terbukti lebih efektif.

"Dosis ketiga CoronaVac yang disuntikkan 6 bulan atau lebih setelah dosis kedua dengan efektif memicu kembali respon imun spesifik untuk SARS-CoV-2, menghasilkan sebuah peningkatan signifikan pada level antibodi," tulis laporan penelitian itu.

Sedangkan menurut Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, suntikan ketiga baru bisa diberikan setelah 12 bulan dari suntikan pertama diterima.

Nadia mengatakan keputusan tersebut berdasarkan rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).

"Hasil kajian ITAGI masih merekomendasi kemungkinan penyuntikan diperlukan setelah 12 bulan penyuntikan pertama. Iya setelah 12 bulan. Jadi baru tahun depan," kata Nadia dikutip dari CNN, Rabu (28/7/2021).

Di China sudah dilakukan suntikan dosis ketiga

Penelitian Sinovac untuk Dosis ke 3

Menurut Gao Qiang, General Manager Sinovac Life Sciences Corp, selain di China, perusahaannya juga melakukan penelitian tentang booster vaksin COVID-19 di Turki, Chili, dan negara-negara lain.

"Hasilnya akan segera diperoleh," katanya, seperti dikutip dari Kontan.co.id (17/8/2021) yang melansir 17Global Times.

Adapun dua suntikan vaksin Sinovac saat ini, mengacu situasi di wilayah termasuk Provinsi Guangdong dan Kota Nanjing di Provinsi Jiangsu, masih bisa mengurangi risiko mengembangkan gejala dan penyakit kritis dari infeksi varian Delta.

"Para ilmuwan dengan Akademi Ilmu Pengetahuan China akan segera mempublikasikan temuan mereka tentang kemajuan penelitian," ujar Gao.

Penelitian dan pengamatan saat ini menunjukkan, meskipun memiliki efek perlindungan yang berkurang terhadap varian Delta, vaksin Sinovac tetap punya efek pencegahan dan perlindungan yang baik.

Hanya, Shao Yiming, ahli imunologi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC), mengatakan kepada Global Times, belum ada rencana untuk memberikan suntikan booster vaksin COVID-19 Sinovac pada semua orang.

Tapi, Chen Bin, juru bicara Komisi Kesehatan Kota Guangzhou, dalam konferensi pers pada Jumat (13/8), menyatakan, penduduk dewasa sudah bisa mendaftar untuk mendapatkan booster vaksin COVID-19.

(*)

Artikel terkait Covid-19>>>

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan: Studi Malaysia: Vaksin Covid-19 Sinovac sangat efektif melawan penyakit serius 

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
SinovacvaksinDhimas YanuarCovid-19
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved