Virus Corona
Disebut Sudah Berdamai dengan Covid-19, Singapura Tangani 1000 Kasus Baru, Padahal 80% Vaksinasi
Disebut sudah berdamai dan hidup berdampingan dengan Covid-19, Singapura kini tangani 1000 kasus baru, padahal 80% vaksinasi.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Moderna telah merilis serangkaian data yang menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 efektif dalam mencegah masalah kesehatan serius atau kematian.
Tetapi mengakui bahwa kemanjuran dari Vaksin akan terus menurun seiring waktu.
Sehingga mereka yang menerima vaksin tahun lalu dua kali lipat lebih mungkin untuk terdampak kasus Covid-19 baru.
Bahkan beberapa penelitian juga sudah menyebutkan bahwa Moderna memiliki efikasi atau kemanjuran vaksin paling tinggi.
Selain harganya paling mahal, sekitar Rp505.000 per dosis, efikasi vaksin Moderna juga tergolong tinggi.
Di mana vaksin Moderna 87% efektif mencegah penularan Covid-19 dan 96% efektif mencegah kasus rawat inap.
Dilansir dari Kompas.com dan Intisari, vaksin Moderna kemungkinan lebih unggul dibandingkan vaksin Pfizer - BioNTech dalam hal mempertahankan kemanjurannya.
Alasannya kemungkinan karena kandungan mRNA dari vaksin Moderna yang lebih tinggi dan interval pemberian dosis yang sedikit lebih lama antara suntikan pertama dan kedua.
Hasil uji coba Moderna
Moderna membandingkan kinerja vaksinnya terhadap lebih dari 14.000 sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.
Sekitar 11.000 sukarelawan yang diberi suntikan antara Desember 2020 hingga Maret 2022.
Hasilnya, Moderna menemukan ada 162 kasus Covid-19 di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.
Sementara di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Desember 2020 hingga Maret 2022, Moderna hanya menemukan ada 88 kasus Covid-19.
Secara keseluruhan, hanya 19 kasus yang dianggap parah dan ini menjadi tolok ukur utama dalam menilai perlindungan yang memudar.
Dengan hasil itu ada dugaan bahwa terjadi penurunan perlindungan terhadap penerima vaksin Moderna.