Virus Corona
MODERNA: Bagi yang Tahun Lalu Sudah Divaksin, Lebih Mudah Tertular Covid-19 Lagi, Ini Penjelasannya
Moderna sebut bagi warga yang tahun lalu sudah divaksin ternyata lebih mudah tertular Covid-19 lagi, ini penjelasannya.
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Delta Lidina Putri
Moderna membandingkan kinerja vaksinnya terhadap lebih dari 14.000 sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.
Sekitar 11.000 sukarelawan yang diberi suntikan antara Desember 2020 hingga Maret 2022.
Hasilnya, Moderna menemukan ada 162 kasus Covid-19 di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.
Sementara di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Desember 2020 hingga Maret 2022, Moderna hanya menemukan ada 88 kasus Covid-19.
Secara keseluruhan, hanya 19 kasus yang dianggap parah dan ini menjadi tolok ukur utama dalam menilai perlindungan yang memudar.
Dengan hasil itu ada dugaan bahwa terjadi penurunan perlindungan terhadap penerima vaksin Moderna.
Oleh karenanya, dengan hasil temuan itu, maka perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS) tersebut mendorong kemungkinan penggunaan dosis penguat alias booster.
Pada 1 September 2021, Moderna sudah mengajukan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) berisi permohonan otorisasi untuk dosis booster.
--
Vaksin dosis ketiga telah direncanakan, kabarnya seharga Rp 100 ribu tapi ada golongan masyarakat yang mendapatkannya secara gratis.
Desas-desus rencana pemberian vaksin dosis ketiga atau vaksin booster kian menguat di kalangan masyarakat.
Dilaporkan, beberapa tenaga kesehatan telah mendapat vaksin dosis ketiga atau vaksin booster.
Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku tengah menunggu pemberian vaksin booster keluaran Pfizer.
Kendati demikian, beredar kabar bahwa nantinya bakal ada vaksin booster berbayar Rp 100 ribu per dosis.

Baca juga: Sertifikat Vaksin Belum Muncul di Laman PeduliLindungi? Ini Solusi dari Kemenkes
Baca juga: Untuk Ibu Hamil yang Akan Vaksin Covid-19, Perhatikan Hal Ini Agar Mengurangi Efek Samping
Hal ini diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (25/8/2021).