Berita Terpopuler
POPULER Covid-19 Pulang ke China, Media Pemerintah Sebut Wabah Terparah Sejak Terakhir Muncul
Otoritas Beijing kelabakan menahan virus corona yang disebut-sebut sumbernya justru berasal salah satu kota di negaranya, yaitu Wuhan.
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - China yang sebelumnya dianggap terdepan menghalau pandemi Covid-19, kembali diserang virus corona.
Otoritas Beijing kelabakan menahan virus corona yang disebut-sebut sumbernya justru berasal salah satu kota di negaranya, yaitu Wuhan.
Melansir Channel News Asia pada Selasa, otoritas kesehatan China melaporkan 143 infeksi baru virus corona, dengan 108 kasus di antaranya ditularkan secara lokal.
Baca juga: Satgas Covid-19 Nilai PPKM Efektif, Kondisi BOR Nasional Membaik, Sudah Sekitar 60 Persen
Baca juga: Brasil Urutan Kedua, Angka Kematian Harian Tertinggi Masih Indonesia, UPDATE Corona Dunia 12 Agustus

Puluhan kasus itu berasal dari pusat pengujian Covid-19 di Kota Yangzhou, China Timur.
Serangan virus corona balik ke China dikabarkan datang dengan jenis baru, yakni varian Delta yang sebelumnya berpusat di India.
Kasus harian Covid-19 di China mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir pada Selasa (10 Agustus), setelah sebuah kluster di lokasi tes virus meningkatkan infeksi ketika varian Delta menantang Beijing.
Media Pemerintah China menggambarkan wabah Covid-19 saat ini, yang telah memicu penguncian lokal, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan, sebagai yang paling parah sejak virus corona muncul di pusat Kota Wuhan akhir 2019 lalu.
Pihak berwenang China berhasil menurunkan infeksi domestik menjadi hampir nol.
Hal itu memungkinkan kegiatan ekonomi untuk pulih meskipun dengan pembatasan perbatasan yang ketat.
Tapi sekarang, kasus Covid-19 meningkat.
Sebagai tanda kecemasan atas wabah Covid-19 yang relatif kecil, beberapa pejabat telah mengeluarkan peringatan karena salah menangani pengujian massal, yang menurut otoritas Kota Yangzhou memungkinkan penyebaran virus.
Otoritas Kota Yangzhou mengatakan, "sejumlah kecil anggota dan kader partai belum menjalankan tugas mereka dengan baik".
Lonjakan kasus Covid-19 terbaru bergulir setelah infeksi di antara petugas kebersihan bandara di Kota Nanjing memicu rantai infeksi virus corona di seluruh negeri tembok raksasa.
Angka kasus pada Selasa adalah yang tertinggi sejak Januari 2021 lalu, ketika China mencatat 144 kasus baru dengan 126 di antaranya infeksi domestik, sebagian besar tercatat di wilayah Utara.
Dilansir dari Kontan, ihak berwenang sekarang bekerja untuk menopang kepercayaan bahwa kebangkitan terbaru Covid-19 bisa dikendalikan.
"Kami telah berhasil mengatasi epidemi di Guangzhou, dan epidemi di Nanjing secara bertahap dikendalikan," kantor berita Xinhua mengutip pernyataan spesialis penyakit menular Zhang Wenhong.
--
Antibodi Covid-19 yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac setelah pemberian dosis kedua turun setelah enam bulan pada sebagian besar penerima.
Terungkap sebuah hal baru tentang vaksin Sinovac.
Antibodi Covid-19 yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac setelah pemberian dosis kedua turun setelah enam bulan pada sebagian besar penerima.
Baca juga: AMPUHNYA Hanya 6 Bulan Setelah Dosis Kedua, Vaksin Sinovac Siap Ada Suntikan ke-3 Tahun 2022
Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Bisa Mengganggu Kesuburan hingga Sebabkan Mandul? Simak Penjelasan Ahli

Namun suntikan ketiga dapat menguatkan kembali antibodi.
Penelitian dilakukan di Cina dengan mengambil sampel darah dari orang dewasa sehat berusia antara 18-59.
Hasil penelitian diterbitkan pada hari Minggu lalu, 25 Juli 2021.
Tim peneliti membagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama dan kedua masing-masing 50 peserta yang sudah divaksin dua kali.
Antibodi yang dihasilkan vaksin Sinovac ditemukan menurun setelah 6 bulan menerima vaksin dosis kedua.
Mengutip Reuters, temuan itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti di otoritas pengendalian penyakit di provinsi Jiangsu, Sinovac, dan institusi Tiongkok lainnya yang kemudian diunggah pada laman medRxiv. Studi ini belum ditinjau atau peer reviewed.
Temuan tersebut diperoleh peneliti dari pengecekan sampel darah sampel darah orang dewasa sehat berusia 18-59 tahun yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan peserta masing-masing lebih dari 50 orang.
Hasilnya, peserta yang menerima dua dosis, dua atau empat minggu terpisah, hanya 16,9 persen dan 35,2 persen yang masih terdeteksi memiliki antibodi setelah enam bulan usai suntikan kedua.
Peneliti kemudian melakukan uji coba dengan memberikan dosis ketiga kepada 540 peserta.
Hasilnya, peserta yang menerima dosis ketiga suntikan Sinovac sekitar enam bulan setelah suntikan kedua menunjukkan peningkatan sekitar 3 hingga 5 kali lipat tingkat antibodi setelah 28 hari lebih lanjut, dibandingkan dengan tingkat yang terlihat empat minggu setelah suntikan kedua.
Peneliti mengingatkan bahwa hasil penelitian ini tidak menguji efek antibodi terhadap varian yang lebih menular, dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai durasi antibodi setelah suntikan ketiga.
Maka dengan adanya penelitian itu, yang sudah menerima vaksin Sinovac dosis kedua, harus kembali disuntik untuk ketiga kalinya.
Indonesia sudah memulai vaksin dosis ketiga
Kementerian Kesehatan dalam Instagram resminya menyatakan bahwa Indonesia telah memulai vaksinasi ketiga pada 16 Juli 2021.
Kemenkes menyebut bahwa vaksinasi ketiga diprioritaskan bagi tenaga kesehatan Indonesia sebagai garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Penyuntikan vaksinasi dimulai di RSCM dengan diikuti sebanyak 50 Guru Besar FKUI dan sejumlah dokter.
Adapun jenis vaksin dosis ketiga yang diberikan kepada nakes adalah vaksin Covid-19 Moderna yang memiliki efikasi lebih tinggi dari Sinovac yaitu 94,1 persen, sedangkan Sinovac hanya 65,3 persen.
Sejauh pelaksanaan vaksinasi dosis ketiga, dilaporkan tidak ada efek samping serius yang ditimbulkan. Para tenaga kesehatan vaksinasi juga mengaku tidak merasakan gejala maupun reaksi yang signifikan.
Pemerintah menyediakan sebanyak 1,4 juta dosis vaksin Moderna untuk vaksinasi ketiga bagi nakes.
Varian Delta Plus Ada di Indonesia
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyampaikan perkembangan terkini mengenai jenis varian baru Covid-19 yang ditemukan di Indonesia.
Varian baru virus corona yang ditemukan yakni varian Delta plus atau B.1.617.2.1.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio mengatakan, sampai saat ini, varian Delta plus ditemukan di dua daerah.
"Perkembangannya masih seperti yang kemarin diberitakan, ada tiga kasus di dua daerah, yang satu di Mamuju sama Jambi," kata dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (29/7/2021).
Secara umum, Amin menyebut, varian Delta plus tidak jauh berbeda dengan varian Delta yang pertama kali ditemukan di India.
Namun, pihaknya belum memiliki bukti yang cukup untuk menyimpulkan apakah varian Delta plus lebih berbahaya atau mematikan daripada varian lainnya.
"Ya walaupun WHO menyatakan lebih berbahaya dan sebagainya, tapi di Indonesia, kami belum punya data yang menunjukkan bahwa varian Delta Plus menyebabkan misalnya morbiditasnya lebih tinggi atau mortalitasnya lebih tinggi, itu belum ada buktinya," ujarnya.
"Belum terbukti apakah itu lebih berat atau lebih mematikan, lebih menular sih mungkin ya kalau melihat peningkatan jumlah kasus belakangan ini," imbuh dia.
Gejala menonjol, diare
Menurut Amin, gejala varian Delta plus pun hampir sama seperti varian Delta atau varian lainnya.
Hanya saja, yang membedakan penderita juga akan mengalami diare.
"Yang lebih menonjol ada diarenya, tapi diare itu tidak terus-terusan juga, kadang-kadang saja, kemudian gejala pilek. Tapi apakah kemudian menimbulkan gejala klinis yang lebih berat, belum didukung bukti yang kuat karena banyak kasus varian Delta tapi gejalanya ringan, kasus yang berat sebaliknya buka karena varian Delta," ucap dia.
Kemudian, apakah varian Delta plus ini akan mendominasi kasus di Indonesia, Amin belum bisa memastikan hal itu karena perlu dilihat terlebih dahulu kecenderungannya.
Saat ini, lanjut Amin, secara keseluruhan kasus Covid-19 yang ada di Indonesia didominasi oleh varian Delta.
"Kasus Covid-19 yang diisolasi di Indonesia saat ini 80 persen bersala dari varian Delta," katanya lagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Studi: Antibodi Vaksin Covid-19 Sinovac Menurun Setelah 6 Bulan, Butuh Dosis Ketiga dan Varian Delta Plus Ada di Indonesia, Ini Penjelasan Eijkman
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Virus Corona 'Pulang' ke China, Media Pemerintah Sebut Wabah Covid-19 Terparah Sejak Muncul di Wuhan, https://batam.tribunnews.com/2021/08/11/virus-corona-pulang-ke-china-media-pemerintah-sebut-wabah-covid-19-terparah-sejak-muncul-di-wuhan?page=all.