Virus Corona
PPKM Level Berakhir Hari Ini, Total Kematian Harian Nomer 1 Dunia, Akan Dilanjutkan Pemerintah?
PPKM level berakhir hari ini Senin, (9/8/2021), total kematian harian masih di nmomer 1 dunia, apakah akan dilanjutkan pemerintah?
Penulis: Dhimas Yanuar Nur Rochmat
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - PPKM level berakhir hari ini Senin, (9/8/2021), total kematian harian masih di nmomer 1 dunia, apakah akan dilanjutkan pemerintah?
Satu bulan lebih PPKM diberlakukan di Jawa dan Bali.
Dan hari ini adalah akhir dari PPKM level yang akhir-akhir ini dicanangkan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk menekan kasus Covid-19 di berbagai daerah.
Baca juga: Penjelasan Kemenkes Jika Terlambat Vaksinasi Covid 19 Tahap Dua, Apakah Mengurangi Daya Tahan?
Baca juga: Kasus Baru Terbanyak & Kematian Harian Tertinggi di Jateng, UPDATE Corona Nasional 9 Agustus 2021
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, ini bahkan menuai pro dan kontra di antara masyarakat.
Kebijakan PPKM ini merupakan perpanjangan yang dilakukan ketiga kalinya, yakni berlaku sejak 3 Agustus 2021.
Adapun perpanjangan pertama PPKM dilakukan pada 21-25 Juli 2021. Kemudian dilanjutkan pada 26 Juli-2 Agustus 2021.
Tiga kali perpanjangan ini merupakan kelanjutan dari penerapan PPKM Darurat yang dilakukan pemerintah pada 3-20 Juli 2021.
Pada Minggu (8/8/2021), topik perpanjangan PPKM ramai dibicarakan di dunia maya.
Sebagian warganet lainnya pun bertanya, jika diperpanjang, apakah digelar selama tujuh hari atau 14 hari.
Baca juga: GEJALA Umum & Tanda Tubuh Anda Diserang Virus Corona Covid-19, Batuk, Lelah, hingga Demam
Baca juga: Pro Pemerintah, Dinar Candy Bantah Berbikini untuk Protes PPKM Diperpanjang, Ini Alasan Sebenarnya
Pemerintah belum putuskan
Dilansir dari Kompas.com, hingga Minggu dini hari (8/8/2021), pemerintah belum memutuskan soal perpanjangan PPKM Level 4.
Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi yang menyampaikan hal tersebut.
Menurut dia, akan dilakukan rapat koordinasi untuk mengevaluasi PPKM Jawa dan Bali.
“Iya akan ada rakor untuk evaluasi PPKM Jawa Bali,” kata Jodi, saat dihubungi Kompas.com, Minggu.
Dia pun menyebutkan, keputusan akhir terkait pemberlakuan PPKM berada di tangan Presiden Joko Widodo.
Jodi mengungkapkan, tren angka kasus Covid-19 di Jawa dan Bali memang terus menunjukkan penurunan.
"Jumlah tes meningkat dan positivity rate menurun, menunjukan peningkatan testing dan tracing sudah terjadi," kata dia.
Pihaknya berharap momentum yang baik ini tetap dipertahankan dan untuk minggu depan rasio tracing bisa di angka 1:8 atau 1:10.
"Kami berharap semua pihak tetap mengampanyekan penggunaan masker yang baik dan konsisten untuk mencegah penularan Covid-19," ujar Jodi.
Dia pun mengingatkan, walaupun kondisi Covid-19 di Jawa Bali sudah cukup terkendali, akan tetapi di daerah luar Jawa Bali masih mengalami peningkatan.
Dengan demikian, pemerintah akan berhati-hati dan tidak terburu-buru melakukan pembukaan fasilitas-fasilitas.
Kasus naik di luar Jawa dan Bali
Evaluasi Jokowi Presiden Joko Widodo telah memimpin rapat terbatas evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM level 4 pada Sabtu (7/8/2021).
Dari hasil evaluasi, ia menyampaikan bahwa ada pergeseran lonjakan kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali.
"Selama 2 minggu terkahir ini saya melihat penambahan kasus-kasus baru di provinsi-provinsi di luar Jawa-Bali terus meningkat," kata Jokowi melalui siaran di YouTube Sekretariat Presiden.
Dari catatan Kementerian Kesehatan, kata Jokowi, terdapat 5 provinsi dengan angka kasus cukup tinggi, yaitu Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Sumatera Barat, dan Riau.
Ia menyampaikan, per 25 Juli 2021 wilayah di luar Jawa-Bali berkontribusi atas 13.200 kasus atau 34 persen dari kasus baru secara nasional.
Angka ini naik per 1 Agustus 2021, menjadi 13.589 atau sekitar 44 persen dari total kasus baru.
Sementara itu, per 6 Agustus 2021 angka kasus di luar Jawa-Bali meningkat 10 persen dengan 21.374 kasus atau sekitar 54 persen dari total kasus baru secara nasional.
Jokowi pun memperingatkan pemerintah daerah dan institusi terkait agar mewaspadai lonjakan kasus ini.
"Hati-hati kenaikan dalam 2 minggu ini," ujar Presiden. Melihat masih tingginya angka infeksi Covid-19, Jokowi menyarankan agar pemerintah daerah dan insitutsi terkait untuk memperkuat penanganan pandemi.
Jokowi secara khusus meminta kepada jajaran pemerintahan untuk membatasi mobilitas masyarakat.
Pembatasan mobilitas di daerah dengan lonjakan kasus tinggi ini, menurut Jokowi, dilakukan minimal selama 2 pekan.
"Artinya mobilitas manusianya yang direm. Paling tidak 2 minggu," ucap Jokowi.
Selain membatasi mobilitas, Jokowi menilai Indonesia perlu meningkatakan kapasitas testing dan tracing.
Apabila seseorang telah terkonfirmasi positif Covid-19, perlu segera ditelusuri kontak eratnya.
"Segera ditemukan siapa orang-orang yang memiliki kasus positif ini, merepons secara cepat. Karena ini berkaitan dengan kecepatan, kalau enggak orang yang punya positif sudah ke mana-mana, nyebar ke mana-mana. Segera temukan!" kata dia.
Jokowi juga meminta kepada pemerintah provinsi dan daerah untuk menyediakan tempat isolasi terpusat bagi masyarakat.
"Ini tugasnya gubernur, bupati, walikota untuk menyiapkan isolasi terpusat di kota masing-masing," ujar dia.
Adapun terkait penanganan pasien yang menjalani isolasi mandiri bisa memanfaatkan telemedicine atau konsultasi kesehatan melalui telepon.
"Libatkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ini terutama dalam penanganan pasien," ucap Jokowi.
Terkait distribusi vaksin, Jokowi meminta pada pemerintah provinsi dan pemerintah daerah untuk segera melakukan vaksinasi kepada masyarakat.
Salah satu kendala vaksinasi adalah tidak adanya stok vaksin di daerah-daerah.
Oleh sebab itu, apabila dosis vaksin sudah tersedia, maka bisa langsung disuntikkan pada masayarakat.
"Vaksin ada, jangan sampai kalau gubernur mendapatkan vaksin, bupati/walikota mendapatkan vaksin, jangan biarkan vaksin itu berhenti sehari dua hari. Langsung suntikan kepada masyarakat. Habis, minta pusat lagi. Jangan ada stok vaksin terlalu lama," kata dia.
Kasus kematian tertinggi dunia
Dilansir dari Worldometers, Indonesia kini berada di posisi 14 dengan 3.666.031 kasus Covid-10.
Angka kematian harian di Indonesia akibat Covid-19 menjadi yang tertinggi di dunia.
Tercatat 26.415 kasus baru dan 1.498 kematian dalam sehari.
Untuk pasien sembuh juga mengalami peningkatan menjadi 3.084.702 orang.
Jumlah tersebut meningkat sebanyak 48.508 orang dari hari sebelumnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Berakhir Hari Ini, Akankah PPKM Kembali Diperpanjang?", Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2021/08/09/06272071/berakhir-hari-ini-akankah-ppkm-kembali-diperpanjang?page=all.
(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny) (Tribunstyle/Dhimas)