RATAP PILU Ibu Pengantin yang Lompat dari Lantai 7, Terungkap Kondisi Calon Istri, Nangis Terpukul
Kisah pilu calon pengantin pria lompat dari lantai 7, sang ibu pasrah, terungkap kondisi terkini calon istri.
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma
2. Janji yang Disampaikan Gerald Suatan kepada Ibunya
Ibunda Gerald Suatan mengungkap apa yang menjadi janji anaknya kepada dirinya.
Janji tersebut tak bisa lagi ditepati anak kesayangannya itu.
Gerald Suatan meninggal dunia setelah jatuh dari kamar di lantai 7 sebuah hotel di Manado kemarin Jumat (28/5/2021).
Kejadian itu terjadi beberapa jam sebelum acara pesta pernkahan Gerald dan kekasihnya.
Hari ini Sabtu 29 Mei 2021, terpantau di rumah duka ibunda Gerald Suatan terus menangisi jenazah anaknya.
Rumah duka berada di Desa Tateli 3 Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulut.
"Ado kasiang Alen, ngana pe bae skali, tumpuan hidup keluarga, selama ini ngana salalu bantu pa mama deng ade," kata dia.
Foto Alen mengenakan pakaian kapten terpasang di depan peti jenazah.
Alen menuntut ilmu di sekolah pelayaran Jakarta dan telah menyandang gelar perwira muda.
Suasana di Rumah Duka Gerald Suatan.
Rekan rekan Alen kemudian datang menjenguk.
Tangis si ibu kembali pecah.
"Alen napa ngana pe tamang tamang so datang kamari," tangisnya.
Para sahibul bait Alen meneteskan air mata.
Sang ibu kepada Tribun Manado mengaku sangat kehilangan anaknya.
"Dia seorang (anak) yang sangat baik dan selalu membantu keluarga," kata dia.
Ia mengulang kembali janji Alen kepadanya.
"Ngana bilang ngana mo berlayar ka tujuh samudra," bebernya.
Ia menuturkan sang anak sekolah di Jakarta dan telah bekerja di salah satu perusahaan besar di Jakarta.
"Dia adalah kebanggaan kami," ujar dia. (*)
Meis Menangis Hingga Pingsan
Meis, calon pengantin Gerald Suatan, menemani jenazah calon suaminya itu Jumat malam di rumah duka Desa Tateli 3, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulut.
Gerald adalah calon pengantin yang tewas setelah jatuh dari kamar lantai 7 sebuah hotel di Manado, Jumat (28/5/2021).
"Ia mendampingi jenazah calon suaminya," beber seorang perwakilan keluarga yang enggan namanya disebut.
Meis begitu terpukul. Ia menangis tersedu sedu.
Berkali kali Meis pingsan karena tak kuat menahan beban derita.
"Dia pusing dan pingsan, hari ini pulang ke rumah dulu nanti balik sebentar," katanya.
Ia menuturkan Meis adalah guru di salah satu sekolah ternama di Manado.
Ia belum tahu berapa lama keduanya berpacaran.
"Keduanya mengurus sendiri perkawinan," ujar dia. (*)