Berita Terpopuler
POPULER Pria Ini Syok, Bagian Belakang Vila Sewaan Ada Kolam Renang Menyambung dengan Milik Tetangga
Viral kolam renang memanjang di belakang perumahan. Terungkap aslinya adalah vila yang disewa untuk umum. Ini fakta lainnya.
Editor: Suli Hanna
TRIBUNSTYLE.COM - Tengah viral di media sosial, sebuah kolam renang memanjang di belakang perumahan. Ini fakta lengkapnya.
Video kolam renang menyambung di belakang perumahan, menjadi viral di media sosial.
Video itu diunggah oleh akun TikTok @izamfahdian, Rabu (19/5/2021).
Unggahan yang berhasil menarik perhatian warganet itu telah ditonton 33,3 juta kali.
Dalam video itu, terlihat kolam renang di sepanjang halaman belakang sebuah perumahan.
Kolam renang tersebut menyambung dan airnya mengalir dari permukaan atas ke bawah.
Baca juga: VIRAL Video Syur 59 Detik Diduga Ibu Kadus, Kades Syok: Kemungkinan Dibuat Setelah Dia Dilantik
Baca juga: VIRAL Wanita Ditinggal Nikah Pacar Pakai Tabungan Bersama, Dinar Candy Simpati: Aku Mau Kasih Uang
Terlihat sejumlah orang tengah asyik berenang dan juga bersantai di teras rumah.
Konfirmasi Tribunnews
Orang yang merekam dan mengunggah video tersebut adalah Izam Fahdian (24).
Saat dihubungi, pemuda asal Tangerang Selatan, Banten, ini membagikan cerita lengkap dari unggahannya.
Ia menyampaikan, lokasi kolam renang yang menyambung itu berada di sebuah vila di daerah Cianjur, Jawa Barat.
Izam membenarkan, kolam renang tersebut memang berada di belakang vila.
"Kolam renang itu menghadap bagian belakang semua," katanya.
"Bagian depan vila itu ada garasi yang tersedia untuk kendaraan," jelasnya.
Dirinya mengaku kagum melihat tempat yang jarang bisa ditemui tersebut.
"Saya juga baru tahu ada tempat yang desainnya keren begini," ungkap dia.
Baca juga: BAK Sinetron, Wanita Ini Baru Tahu Alasan Diputus Setelah Mantan Meninggal, Faktanya Menyakitkan
Izam pun terkejut mengetahui video unggahannya menjadi viral hingga ditonton puluhan juta kali.
Menurutnya, banyak warganet yang penasaran dengan lokasi kolam renang menyambung tersebut.
"Aku kaget karena niatnya cuma liburan," kata dia.
"Aku iseng memposting video, tiba-tiba menjadi viral vilanya," beber Izam, dikutip dari Tribunnews.com, VIRAL Video Kolam Renang Menyambung di Belakang Sebuah Perumahan, Perekam Ungkap Fakta di Baliknya.
"Banyak yang tanya itu lokasinya di mana, banyak yang tanya tempat parkir mobilnya di mana.
Banyak yang komentar seperti ini," pungkas dia.
Simak video kolam renang menyambung ke tetangga yang sedang viral
DIJULUKI Desa Elit, Warga Bubakan Terkenal Tajir, Rumah Mewah Mirip Vila, Berawal Diajak Mbah Joyo
Sementara itu, sempat viral sebuah desa yang dijuluki desa elit lantaran rumah-rumahnya terlihat megah dan mewah.
Potret megah dan mewahnya rumah-rumah warga Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Wonogiri mendadak viral di media sosial.
Bagaimana tidak, bertandang ke Desa Bubakan, Wonogiri, Anda akan disambut dengan penampakan rumah- rumah megah dua lantai.
Rumah-rumah itu mirip bangunan villa di sebuah daerah wisata.
Namun, rumah-rumah mewah tersebut bukanlah vila untuk disewakan kepada wisatawan.
Cerita punya cerita, rumah-rumah itu merupakan rumah para penjual bakso khas Wonogiri.
Mereka rata-rata tidak berjualan di Wonogiri, tapi merantau ke luar Jawa.
Mulai dari Sumatera, hingga Papua.
Rumah megah itu, seolah jadi bukti, warga Bubakan yang sukses di tanah perantauan.
Sekretaris Desa Bubakan, Suparto, membenarkan 70 persen warganya merupakan perantau.
"Penduduk Desa Bubakan ada sekitar 5 ribu orang, yang tersebar di 10 dusun.
Dan mayoritas mereka adalah perantauan," katanya, Kamis (20/5/2021).
Warga Bubakan yang merantau kebanyakan berjualan Bakso dan Jamu.
Hasil sukses berjualan bakso di tanah perantauan, ditabung, hingga akhirnya bisa membangun rumah megah di desa.
"Rumah yang bagus-bagus, yang rumahnya tingkat itu, milik warga kami yang sukses di perantauan," ujarnya, dikutip dari TribunSolo.com, Kisah Perantau Asal Bubakan Wonogiri Sukses Jual Bakso & Bangun Rumah Megah, Awalnya Ikut Mbah Joyo.
Biasanya, banyak warganya yang pulang hanya untuk merenovasi rumah mereka.
Kemudian, ditinggal merantau lagi.
Banyak rumah-rumah yang berdiri megah itu kosong karena ditinggal pemiliknya merantau.
"Di sini kalau ramainya saat Lebaran, perantauan pada pulang.
Kalau tidak, saat ada tetangga ada saudara yang melaksanakan hajatan," ujarnya.
Namun selama dua tahun ini, jumlah kaum boro yang mudik semakin sedikit karena virus corona.
Baca juga: KISAH TKW Syok, Pacarnya Tak Setampan di Profil WA, Menyesal Terlanjur Kirim Uang: Bener-bener Jelek
Sejarah Perantauan
Sebelum menjadi desa elit, Desa Bubakan dulunya ada Desa yang tertinggal.
Mayoritas mata pencaharian masyarakatnya merupakan petani di desa.
Namun pada tahun 1980-an, beberapa warga Desa diajak merantau oleh pengusaha asal Sukoharjo, Mbah Joyo.
"Mereka ikut Mbah Joyo, jualan jamu dan bakso.
Mereka diminta menunggu cabang milik Mbah Joyo itu," ujarnya.
Setelah belajar cara membuat dan berjualan jamu saat bekerja dengan mbah Joyo, mereka kemudian membuka usaha mereka sendiri.
Saat berwirausaha tersebut, mereka mengajak warga desa yang lain sebagai pekerjanya.
"Dari situ, banyak warga yang mulai merantau ke berbagai kota di Indonesia.
Mereka jualan jamu dan bakso, dan sukses," ujarnya.
Kesuksesan itu pun terus diwariskan ke genarasi berikutnya hingga sekarang.
"Saat ini yang merantau atau meneruskan usaha keluarganya sudah generasi ketiga," katanya.
Sulit Mencari Pekerja
Banyaknya orang yang sukses di Desa Bubakan, membuat para pengusaha di perantauan kesulitan mencari tenaga kerja dari desanya.
Kebanyakan warga Desa Bubakan memilih untuk bersekolah atau membuka usaha sendiri.
"Saat ini, anak-anak muda yang belum pengalaman kalau ditawati kerja itu mereka lihat gajinya.
Kalau cuma digaji Rp 1,2 juta, mereka gak mau," ujarnya.
Suaprno mengatakan, tingkat pendidikan di Desanya semakin maju seiring dengan kesejahteraan ekonomi yang didapatkan.
Banyak pemuda di Desa Bubakan yang menjadi sarjana.
Baca juga: VIRAL Bocah Tampak Sedih Pandangi Makam, Terkuak Fakta Aslinya, Ternyata Foto Lama, Ini Kisahnya
"Kalau ada yang cuma tamatan SMP, itu karena orangnya memang memilih untuk bekerja, dan memutuskan tidak lanjut sekolah," jelasnya.
Banyak juga perantauan sukses di Desa Bubakan yang menyekolahkan pemuda-pemudi di Desa Bubakan.
"Solidaritas warga desa kami tinggi.
Jiwa sosial mereka tetap baik meski sudah banyak yang sukses," ujarnya.
"Mereka tak lupa kampung halamannya," tandasnya.