Breaking News:

Hari Buruh, Mengenang 4 Tokoh Pergerakan Pekerja Indonesia, Termasuk Marsinah yang Meninggal Tragis

Hari Buruh 2021, mengenang 4 tokoh pergerakan serikat pekerja di Indonesia, termasuk Marsinah yang meninggal secara tragis.

Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Tribunnews/Irwan Rismawan
Mengenang Marsinah, tokoh wanita dalam pergerakan buruh Indonesia. 

Reporter: Gigih Panggayuh

TRIBUNSTYLE.COM - Hari Buruh 2021, mengenang 4 tokoh pergerakan serikat pekerja di Indonesia, termasuk Marsinah yang meninggal secara tragis.

Setiap tanggal 1 Mei, diperingati sebagai Hari Buruh atau May Day.

Pada beberapa negara, termasuk Indonesia, Hari Buruh merupakan sebuah hari libur.

Peringatan ini berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial pada buruh.

Setiap perayaan May Day, biasanya para buruh di berbagai belahan dunia melakukan aksi demonstrasi.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk unjuk rasa serta penyampaian pendapat dalam rangka menegakkan hak-hak kaum buruh.

Baca juga: Hari Buruh 1 Mei, Ini Kata-Kata Inspiratif Kutipan dari Tokoh Dunia tentang Semangat Pekerja

Baca juga: 5 Artis yang Pernah Jadi Buruh Kasar Sebelum Sukses Terkenal, dari Iko Uwais hingga Chand Kelvin

Sejarah pergerakan buruh di Indonesia sendiri juga diwarnai oleh beberapa tokoh yang berpengaruh.

Dirangkum dari berbagai sumber, inilah 4 tokoh pergerakan buruh yang semasa hidupnya aktif dalam pergerakan serikat pekerja.

1. Marsinah

Marsinah, tokoh wanita pergerakan buruh.
Marsinah, tokoh wanita pergerakan buruh. (Kolase TribunStyle (Wikimedia, Kompas.com))

Hingga kini, Marsinah menjadi ikon perjuangan kaum buruh melawan penindasan.

Fotonya kerap digadang-gadang oleh para buruh saat sedang melakukan demonstrasi.

Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik di era Orde Baru.

Ia bekerja di PT Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Marsinah ditemukan meninggal pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.

Jenazahnya ditemukan di hutan di desa Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat.

Kasus ini menjadi catatan Organisasi Buruh Internasional (ILO), dikenal sebagai kasus 1773.

2. Wiji Thukul

Wiji Thukul.
Wiji Thukul. (Istimewa)

Hampir sama seperti Marsinah, Wiji Thukul juga menghilang karena suaranya yang vokal dalam pergerakan buruh.

Bedanya, kejelasan terkait keberadaan Wiji Thukul belum ditemukan hingga kini.

Tidak ada yang tahu dirinya masih hidup atau sudah meninggal.

Wiji diduga diculik pada 27 Juli 1998, di usianya yang ke-34 tahun.

Berawal dari peristiwa 27 Juli 1996 hingga kerusuhan 1998, Wiji sering berpindah-pindah daerah dengan maksud bersembunyi dari kejaran aparat.

Ia sebenarnya bukanlah buruh, tapi dia aktif dalam memperjuangkan hak-hak buruh pada masa Orde Baru.

Latar belakang seni dan sastra yang dimilikinya membuat ia piawai untuk membangkitkan semangat massa dengan kata-kata.

3. Agus Sudono

Buku Agus Sudono.
Buku Agus Sudono. (Tokopedia)

Agus Sudono adalah mantan Ketua Umum Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).

Ia dianggap sebagai tokoh legendaris perburuhan di Indonesia yang melintasi dua zaman, yakni Orde Lama dan Orde Baru.

Agus juga tercatat pernah menjadi anggota Badan Eksekutif Organisasi Buruh Internasional (ILO).

Tokoh buruh legendaris Indonesia ini meninggal pada Februari 2012 silam.

4. Muchtar Pakpahan

Muchtar Pakpahan, tokoh pergerakan buruh Indonesia.
Muchtar Pakpahan, tokoh pergerakan buruh Indonesia. (Kolase TribunStyle (Wikimedia Commons))

Muchtar pakpahan adalah tokoh buruh yang mendirikan serikat buruh independen pertama di Indonesia.

Ialah pendiri sekaligus mantan Ketua Umum DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (1992-2003).

Karena usahanya yang gigih untuk memperjuangkan kenaikan gaji buruh, Muchtar memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia dari dunia internasional.

Pada tahun 2003 dia meninggalkan Serikat Buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat.

Namun, pada 2010, ia meninggalkan partai tersebut dan memilih fokus di kantor pengacaranya Muchtar Pakpahan Associates dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

Muchtar Pakpahan meninggal pada 21 Maret 2021 karena menderita kanker.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

#HariBuruh #MayDay #SerikatPekerja #Marsinah #WijiThukul

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Hari BuruhMay DayGigih PanggayuhIndonesiaMarsinah
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved