Selamat Hari Puisi Nasional! Mengapa Diperingati Setiap 28 April? Ini Sejarah Lengkapnya
Mengenang sosok Chairil Anwar, simak sejarah lengkap Hari Puisi nasional yang diperingati setiap 28 April.
Penulis: Amirul Muttaqin
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Tujuan lembaga Pusat Kebudayaan ini agar para seniman bekerja untuk kepentingan Jepang.
Awalnya para seniman menerima maksud Jepang secara antusias.
Tetapi sejak awal Chairil Anwar curiga dengan maksud Jepang.
Ia bersama Amal Hamzah dan beberapa kawan menyindir seniman-seniman yang mau membantu Jepang.
Chairil punya pandangan tersendiri tentang seni dan menghendaki pembaharuan atas Angkatan Pujangga Baru yang dianggap tidak lagi sesuai dengan situasi zamannya.
Ia meninggalkan ukuran dan ikatan lama, untuk mengembangkan corak dan iklim baru.
Chairil menghendaki perubahan bagi generasinya yaitu generasi sesudah perang, dengan meninggalkan kaidah yang sudah ada yang cenderung mendayu-dayu.
Sehingga sajak-sajak Chairil memberi napas baru bagi kesusasteraan Indonesia.
Pada saat itu, bangsa Indonesia sedang di bawah kekuasaan Jepang yang tidak memberikan kebebasan berpikir dalam seni dan budaya.
Tetapi justru saat itulah Chairil membuat suatu revolusi dalam kesusateraan Indonesia.
Ia membawa aliran baru yang disebut ekspresionisme, suatu aliran seni yang menghendaki kedekatan pada sumber asal pikiran dan keinsyafan.
HB Jassin menyebut angkatan Chairil sebagai Angkatan 45 bersama para tokoh lain yaitu Asrul Sani, Rivai Apin, Idrus, dan lain-lain.
Tetapi baru pada 1948 Rosihan Anwar menyebut Angkatan 45 yang kemudian secara resmi dipergunakan oleh semua pihak.
Secara garis besar, ciri-ciri angkatan 45 adalah penghematan bahasa, kebebasan pribadi, individualisme, berpikir lebih kritis dan dinamis.
Chairil mengatakan, penamaan Angkatan 45 harus berdiri sendiri, menjalankan dengan tabah dan berani nasibnya sendiri, menjadi pernyataan revolusioner.