Tokoh Viral Hari Ini
Profil Lee Isaac Chung, Sutradara Film Minari, Sosok di Balik Kisah Keluarga Imigran Korea Selatan
Inilah profil Lee Isaac Chung, sutradara film Minari, sosok di balik kisah keluarga imigran Korea Selatan.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Chung adalah alumnus United States Senate Youth Program.
Dia kuliah di Yale University untuk belajar biologi.
Pada tahun terakhirnya, ia terjun ke dunia sinema.
Ia juga membatalkan rencananya untuk sekolah kedokteran dan mengejar pembuatan film.
Alhasil, Lee Isaac Chung melanjutkan studi pascasarjana dalam pembuatan film di University of Utah.

Karier Sutradara
Debut sutradara Chung adalah Munyurangabo, sebuah film berlatar di Rwanda, sebuah kolaborasi dengan siswa di sebuah pangkalan bantuan internasional di Kigali.
Film itu menceritakan kisah intim tentang persahabatan antara dua anak laki-laki setelah genosida Rwanda.
Munyurangabo ditayangkan perdana di Festival Film Cannes 2007 sebagai Official Selection.
Selain itu, film tersebut juga diputar di Festival Film Internasional Busan, Festival Film Internasional Toronto, Festival Film Internasional Berlin, Festival Film Internasional Rotterdam, Roger Ebert's Ebertfest, dan AFI Fest di Hollywood.
Film kedua Chung, Lucky Life (2010), dikembangkan dengan dukungan Kodak Film dan Cinéfondation di Festival Film Cannes.
Film ketiganya, Abigail Harm (2012), didasarkan pada cerita rakyat Korea, 'The Woodcutter and the Nymph'.

Garap Film Semi-autobiografi, Minari
Kredibilitasnya di bidang perfilman sudah tak diragukan lagi.
Pada 2018, Chung menulis dan menyutradarai film semi-autobiografi, Minari.