Virus Corona
Dapat Izin BPOM, Ini Beberapa Efek Samping Vaksin AstraZeneca, dari Nyeri hingga Mual, Jangan Takut!
Vaksin AstraZeneca baru saja mendapatkan izin dari BPOM, namun ternyata penggunaan vaksin ini ada efek sampingnya loh, apa saja?
Penulis: Joni Irwan Setiawan
Editor: Dhimas Yanuar
Reporter: Joni Irwan Setiawan
TRIBUNSTYLE.COM - Setelah sebelumnya ada vaksin Sinovac, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) baru saja menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca.
Ya, Indonesia kini punya dua jenis vaksin untuk melawan pandemi Covid-19, yakni vaksin Sinovac dan vaksin AstraZeneca.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin AstraZeneca.
"BPOM menerbitkan persetujuan penggunaan masa darurat ( vaksin Covid-19 Astrazeneca) pada 22 Februari yang lalu dengan nomor EUA 2158100143A1," kata Kepala BPOM, Penny Lukito, dalam konferensi pers virtual, Selasa (9/3/2021).
Adapun dari uji klinis yang dilakukan, vaksin Covid-19 AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 62,1 persen.
Jumlah ini sudah memenuhi kriteria dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu besaran efikasi minimal 50 persen.
Baca juga: Muncul Mutasi Virus Corona B117, Jubir Kemenkes Sebut Vaksinasi Jalan Terus: Jangan Terlampau Resah
Baca juga: POPULER Signal Baik, Menkes Sebut Mutasi Virus Corona B117 Masih Efektif Dilawan dengan Vaksin

Kepala Badan POM, Penny Lukito, menyebutkan hasil uji keamanan pemberian AstraZeneca dengan interval 4-14 minggu pada 23.745 relawan aman, dan efek samping dapat ditoleransi dengan baik.
Kejadian efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik umumnya ringan dan sedang.
Dikutip dari laman resmi Pemerintah Inggris, terdapat beberapa kemungkinan reaksi yang terjadi setelah penyuntikan vaksin AstraZeneca.
Adapun reaksi yang paling umum, yang dapat terjadi lebih dari 1 dari 10 orang, yaitu:
- Area bekas suntikan vaksinasi terasa nyeri bila ditekan, sakit, terasa hangat, atau muncul memar
- Umumnya merasa tidak sehat atau tidak enak badan
- Merasa lelah
- Menggigil atau merasa demam
- Sakit kepala (headace)
- Merasa mual
- Nyeri sendi atau nyeri otot.

Seperti obat-obatan pada umumnya, vaksin ini dapat menimbulkan reaksi atau efek samping setelah vaksinasi.
Namun tidak semua orang yang disuntik vaksin ini akan mengalaminya.
Dalam studi klinis yang dilakukan, sebagian besar efek samping ringan sampai sedang, sembuh dalam beberapa hari sampai seminggu setelah vaksinasi.
Apabila terjadi reaksi seperti nyeri dan demam, dapat mengkonsumsi obat yang mengandung parasetamol.
Gejala umum lainnya yang kemungkinan timbul, yaitu:
- Bengkak, kemerahan atau benjolan di tempat suntikan
- Demam
- Menjadi sakit seperti muntah atau diare
- Mengalami gejala mirip flu, seperti demam tinggi, tenggorokan sakit, pilek, batuk dan menggigil.

Sementara itu dari segi khasiat, AstraZeneca dinilai dapat merangsang pembentukan antibodi pada penerima vaksin baik populasi dewasa dan juga lansia.
Penny menjelaskan, titer antibody setelah suntikan kedua pada dewasa usia 18-60 tahun peningkatan 32 kali sementara 21 kali untuk populasi 60 tahun ke atas.
Hasil tersebut juga menunjukkan, vaksin AstraZeneca dapat digunakan untuk masyarakat berusia lanjut atau di atas 60 tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Penny juga menjelaskan efikasi (kemanjuran) vaksin 62,1%.
Efikasi itu dihitung 15 hari setelah suntikan kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan yang diberikan pada penerima vaksin.
"Hasil ini sesuai dengan persyaratan efikasi menerima emergency yang ditetapkan oleh WHO minimal 50%," kata Penny dalam konferensi pers penerbitan EUA vaksin AstraZeneca, Selasa (9/3/2021).
Pemberian EUA ini telah diberikan Badan POM pada Februari lalu.
Namun di sejumlah negara lain izin penggunaan darurat sudah diberikan sebelum Indonesia mengeluarkan izin yang sama.
AstraZeneca mendarat di Indonesia pada Senin sore 8 Maret 2021 lalu. Vaksin tersebut hadir dengan jumlah sekitar 1,1 juta dosis berbentuk bahan jadi.
(TribunStyle.com/Joni Irwan Setiawan)
Baca juga: Mutasi Virus Corona B117 Disebut Lebih Menular, Bagaimana Gejalanya? Apakah Vaksin Mampu Tangkal?
Baca juga: Sedikit Lega, Menkes Sebut Mutasi Virus Corona B117 Masih Efektif Dilawan dengan Vaksin