Breaking News:

'Presiden Ngutang?' Kagetnya Sahabat Soekarno saat Dimintai Tolong: Aku Butuh Duit, Buat Bayar Utang

Bak gali lubang tutup lubang, Soekarno pernah terlilit utang hingga tak malu pinjam temannya di depan pengawal.

Editor: Monalisa
Arsip Negara
Momen saat Presiden Soekarno menangis 

Soekarno awalnya ragu dan menolak memberi tahu keberadaan Bendera merah putih itu.

Namun, Soekarno kemudian menyadari bahwa Bendera Pusaka merah putih yang dijahit oleh Fatmawati itu bukanlah milik pribadi melainkan sudah menjadi milik bangsa Indonesia.

Baca juga: POPULER 5 Pesona Ratna Sari Dewi Istri Soekarno Asal Jepang, Bagaimana Kehidupannya Sekarang?

Soekarno lantas meminta delegasi untuk kembali menemuinya pada 16 Agustus 1967.

Namun saat kembali menemui Soekarno pada 16 Agustus 1967, delegasi itu justru diajak Soekarno kembali ke Jakarta dan mendatangi Monumen Nasional (Monas).

"Ternyata Bung Karno menyimpan Bendera Pustaka di sebuah ruangan bawah tanah di kaki Monumen Nasional," tulis Bondan.

Setelah Bendera Pusaka diserahkan ke Istana, Presiden Soeharto tak langsung percaya bendera tersebut merupakan Bendera Pusaka.

Soeharto lantas memanggil mantan ajudan Presiden Soekarno Husain Mutahar untuk mengecek keaslian bendera tersebut.

Husain Mutahar adalah ajudan Presiden Soekarno yang mengamankan Bendera Pusaka saat Bung Karno dan Bung Hatta ditawan Belanda pada Agresi Militer Belanda ke dua.

Saat itu, Mutahar diperintah oleh Soekarno menjaga Bendera Pusaka.

Agar tak disita Belanda, Mutahar sampai membuka jahitan bendara tersebut dan memisahkan warna merah dan putihnya.

Setelah Agresi Militer II Belanda selesai, Bendera Pusaka dijahit kembali dan diserahkan kepada Soekarno

Karena tahu betul Bendera Pusaka, Mutahar mengatakan bahwa bendera yang disimpan Soekarno di Monas adalah Bendera Pusaka.

Baca juga: DUKA Mendalam Ratna Sari Dewi Soekarno, Menantunya Suami dari Kartika Soekarno Meninggal Dunia

Tanda-tanda berakhirnya kekuasaan Soekarno terlihat saat Soeharto memberikan tiga opsi kepada salah satu istri Bung Karno, Ratna Sari Dewi.

Soekarno, Soeharto dan misteri sejarah Gerakan 30 September 1965
Soekarno, Soeharto dan misteri sejarah Gerakan 30 September 1965 (Arsip Negara)

Hal ini berawal saat Soekarno selaku presiden RI memerintahkan Mayjen Soeharto mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan setelah peristiwa G30S/PKI

Dilansir dari buku 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar', Soeharto kemudian memerintahkan Brigjen TNI Yoga Sugomo dan Martono untuk merancang sebuah pertemuan rahasia dengan Ratna Sari Dewi.

Tujuan pertemuan itu untuk mengorek informasi, kebijakan, serta kegiatan Soekarno sebelum detik-detik G30S/PKI terjadi.

Soeharto menganggap semua orang yang dekat dengan Bung Karno harus diinterogasi perihal tragedi tersebut.

Soeharto dan Ratna Sari Dewi direncanakan bertemu pada 20 Maret 1966 di lapangan golf Rawamangun, Jakarta Timur.

"Tidak mudah mengatur pertemuan itu karena Dewi adalah istri presiden. Oleh karena itu, diusulkan agar pertemuan dilakukan secara tidak resmi. Rencananya, Soeharto akan bertemu dengan Dewi di lapangan golf," kata Yoga dalam buku biografinya yang berjudul 'Jenderal Yoga : Loyalis di Balik Layar' (*)

Sebagain artikel ini sudah tayang di Intisari.grid.id dan TribunJatim.com dengan judul Dikenal Sangat Karismatik, Ternyata Soekarno Pernah Beberapa Kali Pinjam Uang Meski Sudah Jadi Presiden, 'Aku Butuh Duit'Benda Terakhir yang Dibawa Soekarno Saat Diusir dari Istana, Dibungkus Kertas Agar Soeharto Tak Tahu

Sumber: Intisari
Tags:
SoekarnoPresiden IndonesiautangMaulwi Saelan
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved