5 Mitos Seputar Gula, Si Pemanis Makanan yang Konon Jadi Penyebab Penyakit Diabetes, Benarkah?
Inilah 5 mitos seputar gula, pemanis makanan yang konon jadi penyebab penyakit diabetes, benarkah demikian?
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Ika Putri Bramasti
Sejalan dengan itu, Prof. David Nutt, Ketua Komite Ilmiah Independen tentang Narkoba serta Kepala Departemen Neuropsikofarmakologi dan Pencitraan Molekuler di Imperial College London, menulis:
"Saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa gula membuat ketagihan, meskipun kita tahu bahwa gula memiliki efek psikologis, termasuk menghasilkan kesenangan, dan ini hampir pasti dimediasi melalui sistem penghargaan otak."
Perlu dicatat pula, meski pakar kesehatan tidak menggolongkan gula sebagai zat adiktif, itu tidak membuatnya aman dikonsumsi berlebihan.

2. Bikin Anak Jadi Hiperaktif
Ini mungkin mitos paling umum yang terkait dengan gula; makan permen menyebabkan anak-anak jadi hiperaktif.
Faktanya, tidak ada bukti ilmiah bahwa gula meningkatkan hiperaktif anak.
Meta-analisis tahun 1995 di JAMA menggabungkan data dari 23 eksperimen di 16 makalah ilmiah dan menyimpulkan:
"Meta-analisis dari studi yang dilaporkan hingga saat ini menemukan bahwa gula (terutama sukrosa) tidak memengaruhi perilaku atau kinerja kognitif anak-anak."
3. Penyebab Diabetes
Mitos lain yang relatif umum adalah bahwa gula secara langsung menyebabkan diabetes.
Padahal, tidak ada hubungan langsung antara keduanya.
Kebingungan mungkin muncul karena ada hubungan intrinsik antara kadar gula darah dan diabetes.
Ceritanya sedikit lebih rumit.
Kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko diabetes tipe 2, dan mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi memang meningkatkan kemungkinan berkembangnya kelebihan berat badan atau obesitas.
Namun, gula bukanlah penyebab langsung diabetes tipe 2.