Breaking News:

Detik-detik Soekarno 'Sodorkan' Diri saat Meriam Mengarah ke Istana, 1 Ucapannya Buat Pendemo Luluh

Perwira militer marah, meriam sudah diarahkan ke Istana, aksi berani Soekarno mendadak buat pendemo luluh. Ternyata lakukan ini.

Editor: Monalisa
Google images/Nanda/ Tribun Bogor
Ir Soekarno 

TRIBUNSTYLE.COM - Tak banyak yang tahu, nyawa Soekarno hampir terancam saat para perwira demo dengan mengarahkan meriam dan tank ke arah Istana.

Namun siapa sangka, emosi dan kemarahan para perwira mendadak luluh melihat aksi berani Soekarno kala itu.

Hal ini bermula saat Abdul Haris Nasution atau yang akrab disapa AH Nasution dan Presiden Soekarno pernah terlibat perselisihan hebat terkait dengan posisi ABRI dalam perpolitikan Indonesia.

Pada akhirnya, perselisihan tersebut sampai membuat AH Nasution sampai menggiring para perwira militer untuk berdemonstrasi.

Bahkan, AH Nasution juga membawa tank dan meriam yang dia arahkan tepat ke arah istana tempat Bung Karno berada.

Namun, sikap Bung Karno kala menghadapi situasi ini sungguh di luar dugaan, apalagi sampai membuat para demonstran luluh dalam sekejap.

Baca juga: Keluar Istana Soekarno Hanya Bawa Bungkusan Koran, Soeharto Tak Tahu Ternyata Isinya Benda Berharga

Baca juga: Akhir Hidup Presiden Soekarno, Minta Nasi Kecap untuk Sarapan, Pelayan Istana Justru Jawab Ketus

AH Nasution (kiri), Ir Soekarno dan Soeharto
AH Nasution (kiri), Ir Soekarno dan Soeharto (Intisari Online)

Berikut ini kisahnya.

Bagi sebuah negara, militer tentu mempunyai fungsi sebagai garda terdepan dalam perlingungan terhadap kedaulatan.

Ketika negara mendapat ancaman dari negara lain, militer bertanggung jawab terhadap kedaulatan.

Saat Indonesia mulai berdaulat pada 17 Agustus 1945, bukan sebuah proses mudah untuk membentuk militernya sendiri.

Prosesi pembentukan Tentara Nasional Indonesia begitu panjang, melalui penggabungan beberapa gerakan, laskar, dan organisasi militer, baik buatan Belanda ataupun Jepang.

Tentunya tiap unsur itu mempunyai latar belakang dan pandangan yang berbeda-beda.

Pada 17 Oktober 1952 terdapat peristiwa di Indonesia yang terjadi akibat perbedaan pandangan di internal militer Indonesia.

Baca juga: POPULER 5 Pesona Ratna Sari Dewi Istri Soekarno Asal Jepang, Bagaimana Kehidupannya Sekarang?

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, campur tangan politik memang menjadikan persepsi militer terpecah menjadi dua.

Ada yang menginginkan rasionalisasi tentara sesuai fungsi. Di sisi lain, ada juga yang menginginkan tentara tetap memainkan fungsi ganda, dalam hal ini berpolitik, karena mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS).

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Tags:
SoekarnoABRIKSAD
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved