Rp 10 M Raib! Putri Kerajaan Arab Dirampok di Paris: 30 Tas Hermes, Jam Cartier & Perhiasan Hilang
Jumat (611/2020) kemarin, seorang putri kerajaan Arab Saudi mengalami perampokan di Paris.
Editor: Galuh Palupi
Penipuan ini berkedok pembelian tanah dan pembangunan vila di wilayah Banjar Sala, Desa Pejeng Kawan, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Giayar Bali.
"Kerugian ditaksir Rp512 miliar atau setengah triliun lebih," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Ferdy Sambo melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (28/1/2020).
Ferdy menuturkan bahwa Princess Lolowah mengirim uang sekitar Rp505,5 miliar sejak 27 April 2011 hingga 16 September 2018.
• Raja dan Permaisuri Keraton Agung Sejagat Akhirnya Ditangkap Karena Kasus Penipuan
• 4 Fakta Penipuan Ojek Online yang Dialami Maia Estianty, Istri Irwan Mussry Dapat Balasan dari GoJek
Uang itu untuk membeli tanah dan pembangunan Vila Kama dan Amrita Tedja di Jalan Pura Dalem, Banjar Sala, Desa Pejeng Kawan.
Nyatanya hingga tahun 2018 bangunan vila yang dijanjikan kedua pelaku itu tak kunjung rampung.
Menyadari ada yang tak wajar, korban akhirnya meminta sebuah kantor jasa penilai publik (KJPP) melakukan survei lapangan.
Hasilnya, berdasarkan perhitungan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Ni Made Tjandra Kasih, kondisi bangunan Villa Kama dan Amrita Tedja ternyata tidak sesuai kesepakatan harga.
”Nilai bangunan tidak sesuai yang dijanjikan,” ujar Ferdy.

Selain itu, kepemilikan tanah masih atas nama tersangka an belum dibalik nama.
Bahkan kedua tersangka juga melakukan penipuan lain dengan dalih pembelian sebidang tanah.
Keduanya menawarkan tanah seluas 1.600 meter persegi (m2) di Jalan Pantai Berawa, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung, Bali.
Tanah tersebut dibayar Princess Lolowah dengan mengirim uang Rp 6 miliar rupiah.
Namun setelah dikonfirmasi, diketahui pemilik tanah tak melakukan penjualan.
Dikutip dari tribunbali.com, uasa hukum Princess Lolwah di Indonesia, I Wayan Mudita mengatakan, kronologi kasus ini dimulai saat kliennya pertama kali bertemu dengan pelaku di Malaysia.
”Dari situ ditawari investasi di Bali,” katanya.