Breaking News:

HEBOH Pengemar Bertopeng Hitam Ziarah ke Makam Ki Seno, Bawa Dot & Kerupuk, Ternyata Maknanya Pilu

Makam Dalang Ki Seno Nugroho belum kering, kini seorang penggemar ziarah dengan penampilan unik, bertopeng hitam, bawa dot dan 2 kerupuk. Ini maknanya

Editor: Monalisa
TribunJogja/Nanda Sagita Ginting
Makna penampilan pengemar Dalang Ki Seno Nugroho ziarah pakai topeng, bawa dot dan 2 krupuk 

TRIBUNSTYLE.COM - Belum kering makam Dalang Ki Seno Nugroho, kini sang penggemar datang dengan penampilan yang menghebohkan.

Bagaimana tidak, pengemar Ki Seno Nugroho ini berziarah dengan mengenakan topeng hitam lengkap dengan masker.

Tak hanya itu, pengemar Dalang Ki Seno Nugroho ini juga mengalungkan sebuah dot dan dua kerupuk di lehernya.

Siapa sangka penampilan penggemar Ki Seno Nugroho ini memiliki makna yang begitu pilu.

Siapapun akan terenyuh mendengar makna penampilan penggemar Ki Seno Nugroho ini.

Diketahui pria yang sudah menjadi penggemar Ki Seno Nugroho selama 15 tahun ini bernama Ngadiran.

Baca juga: 5 Fakta Meninggalnya Ki Seno Nugroho, Diiringi Lantunan Gending Jawa hingga Kenangan Soimah

Baca juga: MENGENAL Gejala Serangan Jantung, Penyebab Meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho

Penampilan pria bertopeng saat ziarah ke makam dalang Ki Seno Nugroho
Penampilan pria bertopeng saat ziarah ke makam dalang Ki Seno Nugroho (TribunJogja/Nanda Sagita Ginting)

Pria 48 tahun ini mengaku selalu ada di setiap pementasan wayang kulit yang dimainkan oleh sang dalang.

Bahkan Ngadiran sempat beberapa kali diajak manggung oleh sang dalang kondang.

"Setiap Ki Seno ada manggung, pasti saya datang. Beliau pun sudah kenal saya.

Setiap kali ada kesempatan beliau pasti mengajak saya ikut tampil bersama dengannya.

Sampai beliau membuatkan dentingan gamelan khusus untuk saya agar bisa menari di atas panggung ," kenangnya kepada Tribunjogja.com, pada Rabu (04/11/2020).

Panggung terakhirnya dengan Ki Seno pada Maret 2020 lalu, di Mlati, Sleman.

Di mana, lakon yang dibawakan bercerita tentang Bagong Mbangun Ndeso.

Ia mengatakan, sosok Ki Seno sangat ramah dan sederhana.

Baca juga: Detik-detik Sebelum Ki Seno Meninggal Dunia Terungkap, Sempat Sepedaan, Muntah & Ngeluh: Gak Kuat

Dirinya tak pernah mendapati Ki Seno dengan berwajah marah atau masam..

Karena, setiap penampilannya pasti selalu menghadirkan candaan yang segar.

"Beliau itu, orangnya apa adanya, suka bercanda.

Namun, selama saya mengenalnya hal paling sulit membuatnya tertawa."

"Suatu hari, saya berhasil membuatnya tertawa lepas, ketika saya pakai topeng ini.

Inilah alasan kenapa saya tetap memakainya di hari pemakaman beliau," tuturnya sambil memperlihatkan topengnya itu.

Topeng yang dipakainya pun, memiliki arti disetiap ornamennya.

Jenazah Alm Ki Seno Nugroho saat hendak dimakamkan
Jenazah Alm Ki Seno Nugroho saat hendak dimakamkan (TribunJogja/Ahmad Syarifuddin)

Untuk topeng hitam sebagai personifikasi dari pemakaian masker di tengah pandemi.

Sedangkan, botol dot sebagai intrepretasi pentingnya asupan gizi, dan dua plastik kerupuk yang menggatung di sisi kanan dan kiri sebagai persamaan dengan diri manusia, yaitu apabila tidak dijaga dengan baik dapat melempem dan lemah.

Tak hanya itu, untuk datang kepemakaman Ki Seno, dirinya mengkayuh sepeda selama setengah jam dari rumahnya yang berada di daerah Tegal Mojo, Sleman.

"Saya itu dapat kabar siang tadi sekitar pukul 12.00 WIB.

Di situ saya terkejut sekali, tidak menyangka.

Terus, teman saya ngabari kalau dikebumikan di sini.

Tanpa pikir lagi, saya langsung datang," ujarnya.

Baginya, sosok Ki Seno bukan hanya seorang penghibur namun inspirasi dalam hidupnya.

Kecintaannya terhadap kesenian wayang agar tetap eksis di masyarakat menjadi bentuk jasa yang besar.

"Dia ( Ki Seno) sudah menjadi inspirasi saya untuk menjalani hidup.

pernah menyerah mengenalkan kebudayaan wayang hingga diminati lintas generasi.

Tentu, ketekunannya ini bisa menjadi teladan bagi orang seperti saya," ungkapnya.

Baca juga: INNALILLAHI Dalang Ki Seno Meninggal Dunia, Terkenal Sukses Buat Anak Muda Betah Nonton Wayang Kulit

Meskipun, kini sosok Ki Seno sudah tidak ada lagi.

Namun, pelajaran dari setiap lakon wayang dan pribadinya tetap terkenang di hati penggemarnya.

"Semoga sepeninggalan beliau, akan bertambah banyak lagi lahirnya ' Ki Seno' yang lain. Dan, mampu melestarikan kebudayaan dengan cara yang tepat," pungkasnya.

Jenazah Ki Seno Diberangkatkan ke Makam Diiringi Gending

Jenazah dalang Ki Seno Nugroho dikebumikan di Makam Semaki Gedhe, Yogyakarta, berdampingan dengan makam ayahandanya, Ki Suparman.

Prosesi pemberangkatan dari rumah duka di dusun Gayam, Desa Argosari, Sedayu, Bantul menuju tempat peristirahatan terakhir diiringi dengan alunan gending karya Joko Poro.

Para peziarah tak kuasa menahan tangis.

Gending mengalun pelan bernada pilu.

Dimainkan oleh kelompok karawitan Wargo Laras yang biasa mendampingi dalang Ki Seno saat pentas.

Semua sinden berpakaian hitam.

Suasana duka begitu terasa.

Manager Ki Seno Nugroho, Gunawan Widagdo, mengatakan iringan gending karya Ki Joko Poro merupakan permintaan langsung dari almarhum.

Permintaan itu, kata dia, diutarakan pada saat pementasan wayang kulit.

Tahun berapa, Gunawan mengaku tidak ingat.

Tapi yang pasti permintaan itu sempat diutarakan oleh sang Dalang.

"Saat uyon-uyon diutarakan di grup.

Besok kalau saya sudah nggak ada.

diiringi dengan iringan ini," kata Gunawan, menirukan wasiat almarhum Ki Seno Nugroho.

Pihaknya mengaku masih ingat, iringan yang ingin dimainkan dalam bentuk Gending.

Salah satu sinden karawitan Wargo Laras, Tatin Lestari Handayani berulang kali menitikan air mata.

Para sinden tak kuasamenahan tangis saat iringi kepergian Ki Seno Nugroho untuk selamanya
Para sinden tak kuasamenahan tangis saat iringi kepergian Ki Seno Nugroho untuk selamanya (TribunJogja/Ahmad Syarifudin)

Ia mengaku kaget dan tak mengira dengan kabar kepergian Dalang Ki Seno.

Tatin mengaku ikut bersama Ki Seno Nugroho sudah lebih dari sebelas tahun.

Tepatnya sejak tahun 2009. Menurut dia, kepergian Ki Seno begitu cepat, sebelumnya tidak ada firasat apapun.

"Ketemu terakhir tanggal satu November 20202.

Tidak ada firasat sama sekali.

Mendengar berita (beliau wafat) ini, saya langsung kaget," ujarnya.

Ia sendiri mengaku masih ingat permintaan terakhir dari almarhum.

Menurutnya, Ki Seno menginginkan saat sudah tidak ada, minta diiringan dengan alunan gending.

"Sesok kalau saya sudah tidak ada membunyikan ini (Gending)," ujar Tatin.

Ia mengaku ingin memenuhi permintaan itu.

Gending mengalun pelan saat peti jenazah almarhum Ki Seno diberangkatkan.

Para peziarah menyeka air mata.

Tepat didepan kelompok karawitan, peti almarhum sempat diberhentikan.

Para sinden dan pemain karawitan sesenggukan.

Dalang beken, Ki Seno Nugroho meninggal dunia, pada Selasa (3/11) malam, diusianya yang ke 48 tahun.

Bagi penggemar pertunjukan wayang, nama dalang Ki Seno Nugroho sudah tak asing lagi.

Dalang kelahiran Yogyakarta, 23 Agustus 1972 ini menjadi salah satu sosok dalang yang sukses membuat kesenian wayang kulit dicintai kaum milenial.

Ki Seno Nugroho sukses menyajikan pertunjukan wayang kulit yang memadukan antara gagrak Surakarta dan gagrak Yogyakarta.

Gayanya memainkan tokoh punakawan, Petruk, Semar, Gareng, dan Bagong dengan guyonan yang kekinian menjadi daya tarik tersendiri.

Kiprahnya di dunia pedalangan bukan hanya di Indonesia namun juga sudah merambah daratan Eropa seperti Belanda dan Belgia

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Cerita Dibalik Munculnya Penggemar Ki Seno Nugroho Dipemakaman Mengenakan Topeng

Sumber: Tribun Jogja
Tags:
Ki Seno Nugrohopengemarpenggemar ziarah ke makam Ki Seno pakai topengdalang
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved