Gunung Merapi Level Siaga, BPPTKG Sebut Adanya Peningkatan Aktivitas Vulkanik dan Pemendekan EDM
Saat ini Gunung Merapi level siaga, intensitas gempa meningkat dan terjadi pemendekan EDM, berikut keterangan dari BPPTKG
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Situasi Gunung Merapi saat ini sudah memasuki level siaga, Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebut adanya peningkatan pada aktivitas vulkanik.
Selain itu, Melalui keterangannya, Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebut adanya pemendekan jarak baseline EDM sektor barat laut Babadan.
Sebelumnya, status Gunung Merapi ini meningkat dari waspada/level II menjadi siaga/level III.
Dalam keterangannya mengungkapkan, aktivitas kegempaan terus meningkat.
Lebih lanjut, adapun kemungkinan terjadinya erupsi.
Baca juga: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Aktivitas Vulkanik Meningkat, Ini Penjelasan BPPTKG
Baca juga: Kena Blacklist dari Pengelola Gunung Rinjani, Fiersa Besari Akui Salah dan Minta Maaf soal Pendakian

Diperkirakan, lanjut Hanik, adanya ancaman guguran lawa dan awan panas.
Selain gempa yang meningkat, juga terjadi pemendekan jarak baseline EDM (electronic distance Measurement) sektor barat laut Babadan.
Letusan eksplosif yang terjadi pada 21 Juni 2020 menyebabkan pemendekan sebesar 4 cm.
Setelah itu, terus memendek hingga September 2020 dengan laju 3 mm per hari.
Aktivitas vulkanik dan pemendekan EDM juga terjadi pada 4 November 2020.
Data yang tercatat menyebutkan, rata-rata gempa yang terjadi VB 29 kali per hari, MP 273 kali per hari, guguran 57 kali perhari, dan hembusan 64 kali per hari.
"Laju pemendekan EDM Babadan mencapai 11 cm per hari. Energi kumulatif gempa VT dan MP dalam setahun sebesar 58 Gj," jelasnya.

Selain itu, awan panas, lanjut Hanik bisa mencapai jarak sejauh 5 kilometer.
"Potensi ancaman bahaya berupa guguran lava lontaran material dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer," ujar Hanik, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Dalam keterangan tersebut, dijelaskan bahwa aktivitas vulkanik terus meningkat.
Selain itu, kegempaan juga semakin intensif sejak Oktober 2020.
Menurut data BPPTKG, pada Mei 2020 telah terjadi kegempaan internal VA dan VB (vulkanik dangkal).
Sedangkan, gempa MP (fase banyak) terjadi 174 kali.

Kemudian setelah letusan eksplosif 21 Juni 2020, kegempaan VA, VB, dan MP terus meningkat.
Pada Juli 2020, pun terjadi gempa VA 6 kali, gempa VB 33 kali, dan gempa MP 339 kali.
Antisipasi Kemungkinan Merapi Meletus, BPBD Boyolali Lakukan Persiapan Dini
Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah telah melakukan persiapan dini untuk mengantisipasi kemungkinan Gunung Merapi meletus.
Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta status Gunung Merapi saat ini masih di level 2 yaitu waspada.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali Bambang Sinungharjo mengatakan, persiapan itu sudah dimulai sejak Juli 2020 lalu dengan melakukan rapat koordinasi bersama stakeholder.
Rapat koordinasi ini berkaitan dengan persiapan tempat pengungsian warga dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) mengingat kondisi sekarang ini masih pandemi Covid-19.
"Untuk pengungsian nanti tetap mengedepankan prokes," kata Bambang saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (31/10/2020).

Kemudian, persiapan yang lain adalah ketersediaan masker dan logistik. Menurut Bambang masker dan logistik semuanya dalam kondisi cukup.
"Kalai nanti terjadi letusan yang signifikan, pemda dalam hal ini bisa mengeluarkan surat pernyataan siaga darurat untuk persiapannya tanggap darurat.
SK Bupati nanti bisa untuk mengeluarkan BTT (bantuan tak terduga). Prinsip kita nanti seperti itu," ungkap dia.
Bambang menambahkan dalam waktu dekat akan melakukan sosialisasi dan gladi posko di kawasan rawan bencana (KRB) 3 yakni Tlogolel, Jrakah dan Klakah.
"Tanggal 4-5 November 2020 kita adakan simulasi pengungsian dengan alat sister village atau desa persaudaraan untuk wilayah KRB 3," terang dia.
"Nanti yang Desa Klakah ke Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Magelang," sambung Bambang.
Sedang yang Tlogolele dengan Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang dan Desa Jrakah ke Desa Karanggeneng. Itu nanti kita simulasikan untuk kesiapan-kesiapan mengantisipasi apabila terjadi erupsi Merapi," tambahnya.
Di samping itu, pihaknya juga sudah menyiapkan pos pengungsian sementara di Desa Tlogolele. Pengungsian sementara ini untuk warga dari Dusun Stabelan.
Namun, jika terjadi perkembangan signifikan terhadap Merapi warga yang berada di pengungsian sementara dipindahkan ke desa persaudaraan di Mertoyudan.
"Selama ini warga selalu mengadakan jaga malam. Karena di Merapi itu kearifan lokalnya kalau mau ada erupsi Merapi warga membuat api unggun," kata Bambang.
(TribunStyle.com/Nafis,Kompas.com/Kontributor Solo, Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Antisipasi Kemungkinan Merapi Meletus, BPBD Boyolali Lakukan Persiapan Dini
Baca juga: Status Gunung Merapi Naik ke Level Siaga, Aktivitas Vulkanik Meningkat, Ini Penjelasan BPPTKG
Baca juga: Kena Blacklist dari Pengelola Gunung Rinjani, Fiersa Besari Akui Salah dan Minta Maaf soal Pendakian