Tokoh Viral Hari Ini
Profil Ki Seno Nugroho, Dalang Kondang Asal Yogyakarta yang Pernah Pentas di Belgia hingga Argentina
Inilah profil Ki Seno Nugroho, dalang asal Yogyakarta yang meninggal dunia. Simak perjalanan kariernya hingga pernah pentas di Belgia dan Argentina.
Penulis: Amirul Muttaqin
Editor: Suli Hanna
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah profil Ki Seno Nugroho, dalang asal Yogyakarta yang meninggal dunia. Simak perjalanan kariernya hingga pernah pentas di Belgia dan Argentina.
Dalang Ki Seno Nugroho asal Bantul, Yogyakarta, meninggal dunia pada Selasa (3/11/2020) malam.
Kabar meninggalnya dalang dengan gaya khas percampuran antara Yogyakarta dan Solo ini dibenarkan oleh salah seorang sindennya, Ayu Purwa Lestari.
"Iya benar, Mas (meninggal). Kalau penyebabnya kurang tahu," kata Ayu Purwa Lestari saat dihubungi wartawan melalui telepon, Selasa malam.
Baca juga: MENGENAL Gejala Serangan Jantung, Penyebab Meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho
Baca juga: KISAH Mbah Har Jual Soto Super Murah Semangkok Cuma Rp 1000, Nyatanya Tetap Dapat Untung
Ayu mengaku menerima kabar duka pada pukul 22.00 WIB.
Sinden lainnya, Oriza, mengatakan, pada siang harinya Ki Seno masih bercanda di grup WhatsApp.
"Leres niki kulo (betul ini saya) di jalan mau OTW Sedayu (rumah duka)," kata Oriza ketika dihubungi wartawan.
Meninggalnya Ki Seno Nugroho kemudian menjadi trending topic di Twitter Indonesia hingga Rabu (4/11/2020).

Lantas, siapa sebenarnya sosok dalang kondang asal Yogyakarta satu ini?
Dikutip dari berbagai sumber, inilah profil Ki Seno Nugroho selengkapnya.
Biodata
Seno Nugroho lahir di Yogyakarta pada 23 Agustus 1972.
Kakek dan ayahnya juga merupakan dalang bernama Ki Suparman.
Nama Ki Seno dikenal secara luas sebagai dalang melalui pergelaran wayang kulit yang memadukan antara gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta.
Ia meninggal dunia di usia 48 tahun pada 3 November 2020 di Sleman, Yogyakarta.
Ki Seno meninggalkan satu istri, Agnes Widiasmoro dengan tiga orang anak.
Perjalanan karier
Bagi penggemar pertunjukan wayang, nama Ki Seno Nugroho sudah tak asing di telinga.
Ia sukses membuat kesenian wayang kulit digandrungi kaum milenial.
Dalam laman YouTube "Dalang Seno" yang ditayangkan live tanggal 11 Mei 2019, Ki Seno menceritakan awal mula dirinya sebagai dalang.

Ia menceritakan, kakeknya seorang dalang dan ayahnya bernama Ki Suparman, merupakan salah satu dalang di Yogyakarta.
Sewaktu SMP, Ki Seno diajak ayahnya menonton pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Sudarsono di Sasono Hinggil Dwi Abad, Kraton Yogyakarta.
Pulang dari menonton, dirinya mulai tergugah untuk menekuni seni pedalangan.
Saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Karawitan Indonsia (SMKI) sekarang SMK N 1 Kasihan, Bantul, ayahnya Ki Suparman sakit.
Saat itu dirinya dinasehati pamannya, Ki Supardi.
"Ki Supardi bilang ke saya. Bapakmu wis loro, bapakmu nguyuh wis getih nek koe ra mayang sopo sik nyulihi bapakmu (Bapakmu sudah sakit, bapakmu sudah kencing darah. Siapa yang akan menggantikan bapakmu). Dari situ saya tercampuk hati saya," katanya.
Ki Seno pertama kali menjadi dalang di Mrican. Saat malam pamannya mendalang, siangnya giliran Seno.
Pada awalnya berjalan lancar, tapi ketika Seno menengok ke belakang melihat ayahnya memainkan salah satu alat musik, dia grogi dan pecah konsentrasinya. Ayahnya lalu keluar.
"Bapak saya melihat saya mayang itu sekali," katanya.
Sebelum meninggal, ayahnya menuruti keinginannya untuk membeli drum dan kelir.
Ki Seno pun berusaha mencari uang sendiri dengan berbagai cara bahkan kerja serabutan pun dilakoninya.
Perjuangannya menjadi seperti saat ini tidak mudah.
Menurutnya dirinya bisa sampai seperti saat ini tidak lepas dari bimbingan senior-seniornya, terutama Ki Mantep.
Ia sering diajak manggung oleh seniornya tersebut, meski belum punya nama.
Meskipun Ki Seno adalah dalang, ia tidak pernah menolak ajakan kolaborasi dengan pegiat seni lainnya.
Menurutnya sangat menyenangkan dan berkesan ketika bisa berkolaborasi dengan tokoh-tokoh seni terkenal lainnya.
Pada akhirnya dia telah menjelajah berbagai negara karena kemampuannya mendalang.
Korea, Argentina, Belanda, dan Belgia merupakan sejumlah negara yang pernah dikunjunginya.
Salah satu pengalaman mendalangnya yang berkesan adalah saat dia mengikuti Festival Wayang Dunia di Buenos Aires atas undangan KBRI Argentina.
"Harusnya saya pentas satu kali. Tapi karena luar biasa animo penonton sampai saya pentas tiga kali," ujarnya.
Tak cukup sampai di situ, penonton masih menginginkan satu pentas lagi, tapi tidak bisa dilakukan Seno karena harus segera bertolak ke Indonesia.
"Saya sampai menangis melihat penonton. Karena di negara yang tidak tahu wayang yang wayangnya hanya muppet boneka itu, kita pentas dengan wayang kulit itu, penontonnya kayak antre tiket film box office. Luar biasa," ungkapnya
Dalam bidang wayang, Ki Seno telah sukses menggaet kalangan anak muda untuk menikmati wayang.
Ia sempat menceritakan, kesuksesan menggaet anak muda yang rela duduk berjam-jam adalah karena ia mendalang dengan bahasa yang sederhana.
“Kami membuat (mementaskan) wayang itu diterima semua kalangan. Wayang identik dengan sastra atau bahasa yang sulit itu kita permudah saja," ujarnya.
Ki Seno mengatakan cerita wayang maupun tuntunan dalam cerita dibuat simpel.
Saat pementasan, dirinya mengikuti keinginan penonton untuk lakon yang dimainkan.
Meski sebenarnya sudah sering dimainkan, ia tidak mempermasalahkan yang terpenting kepuasan penonton.
"Satu lagi menonjolkan tokoh Bagong yang disenangi anak muda itu. Dia saya buat paling ndugal, ketika berhadapan kepada raja paling terhormat. Kalau sudah bagong marah diunek-unekke (dimarahi). Gleleng ning sembodo (Nakal tetapi bisa membuktikan), anak muda kan seperti itu kan. Jiwanya masih jiwa panas," ucapnya.
Seno mengaku menggunakan sarana media sosial untuk menyiarkan pementasannya cukup efektif mengenalkan wayang kepada anak muda.
“Anak sekarang SD saja sudah pegang HP, buka-nya konten YouTube atau nonton film atau apa. Kita coba lewat situ (YouTube) ternyata dan ini luar biasa. Semalam itu minimal 10 ribu penonton. Untuk pertunjukan tradisional lho Mas, itu luar biasa. Tembus 20 ribu (penonton) di Magelang kemarin,” imbuhnya.
(Tribunstyle.com/ Amr)
Baca juga: MENGENAL Gejala Serangan Jantung, Penyebab Meninggalnya Dalang Ki Seno Nugroho
Baca juga: Tafsir & Arti Mimpi Bertemu Mantan Pacar, Pertanda Sudah Melupakan atau Masih Kangen Masa Lalu?