Sri Mulyani Pusing Telusuri Aset-aset Negara Lenyap: Soeharto 30 Tahun Bangun Enggak Ada Pembukuan
Menteri Keuangan Sri Mulyani berkeluh kesah tentang sulitnya menyelamatkan aset-aset negara.
Editor: Galuh Palupi
"Karena dulu enggak pernah ada pengadministrasian, sehingga banyak sekali republik itu kehilangan cukup banyak aset strategis," kata Menkeu.
Baca juga: Sudah Diresmikan Sri Mulyani, PNS Bakal Dapat Pulsa Gratis hingga Rp 400 Ribu, Ini Syaratnya
Ia memberi contoh pada kompleks Senayan yang dibangun pada era Presiden Soekarno.
Saat itu Bung Karno membangun kompleks Manggala Warna Bakti, TVRI, Hotel Hilton (sekarang bernama Hotel Sultan), Hotel Mulia, sampai Plaza Senayan.
Seluruh area tersebut merupakan milik negara.
"Salah satu contoh yang barangkali Anda lihat adalah kompleks Senayan Gelora Bung Karno," jelas Sri Mulyani.
Meskipun begitu, negara kehilangan status kepemilikannya karena tidak pernah tercatat dalam administrasi.
Ia memberi contoh pada area Hotel Hilton yang kini bernama Hotel Sultan.
"Karena tidak pernah dibukukan, suatu saat terjadi kerja sama, tiba-tiba swasta sudah punya titel," ungkap mantan Kepala Bappenas ini.
"Sehingga waktu kita membuat pembukuan, Hotel Hilton itu sudah tidak ada titelnya. Kita hilang," tambah Sri Mulyani.
Ia menuturkan, pemerintah harus berupaya keras mengembalikan Hotel Hilton menjadi milik negara kembali, dengan syarat boleh dipakai dalam kerja sama dengan swasta.
Berikut ini video lengkap Curhat Sri Mulyani Selamatkan Aset-aset Negara Lenyap di Era Presiden Soeharto
Ditanya Soal Utang Negara oleh Kiky Saputri, Ini Jawaban Sri Mulyani
Belum lama ini, aksi Kiky kembali menjadi sorotan saat menjadi pembawa acara dengan Susi Pudjiastuti dalam acara Susi Cek Ombak.
Saat memandu acara bersama Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019, Kiky terang-terangan menyinggung perihal utang di depan Sri Mulyani.