BARU 2 Minggu Rayakan Ulang Tahun, Rangga Tewas Dengan Cara Tragis, Menolak saat Diberi Kado Ponsel
Pilunya akhir hiduyp Rangga, 2 minggu baru rayakan ulang tahun, kini harus tewas dibacok saat selamatkan ibu dari pemerkosa.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Dua minggu sebelum tewas usai menyelamatkan ibu dari si pemerkosa, Rangga ternyata baru saja rayakan ulang tahun.
Baru dua minggu merayakan ulang tahunnya, siapa sangka Rangga harus berpulang pada Sang Kuasa untuk selama-lamanya.
Rangga si bocah kecil itu tewas di tangan pemerkosa ibu kandungnya dalam usia genap 10 tahun.
Nahas setelah merayakan ulang tahunnya, Rangga dijemput sang ibunda untuk ikut ke Aceh.
Kado dari sang ayah sebuah ponsel pun sempat ditolak Rangga.
Bocah kecil ini rupanya sempat meminta sang ayah untuk mengganti kadonya.
Baca juga: Ibu Rangga, Korban Pemerkosaan Ternyata Tengah Hamil 4 Bulan, Terungkap Begini Perlakuan Suami
Baca juga: FAKTA Baru Kasus Rangga Mati Syahid Bela Ibunya yang Diperkosa, Sang Ibu Ternyata Hamil 4 Bulan

Di saat bocah seusianya meminta dibelikan ponsel, Rangga justru menolaknya.
Diceritakan Fadli Fajar, ayah Rangga, putranya merayakan ulang tahun ke-10 pada 19 September 2020 lalu.
"Terakhir bulan 9 kemarin habis ulag tahunnya.
Tanggal 19 bulan 9.
Kemudian dua minggu sesudah itu baru dibawa ke Aceh," papar Fadly Fajar.
Fadly menuturkan, saat itu Rangga menolak ketika diberikan kado ponsel sebagai hadiah ulang tahunnya.
Bocah itu justru memilih mobile remote control.
Baca juga: Ziarahi Makam Rangga yang Mati Syahid, Ayah Kandung Lihat Kejanggalan di Batu Nisan Pahlawan Kecil
"Kado yang saya beli pas ulang tahunnya itu mobil remote control karena dia minta.
Awalnya saya belikan HP tetapi dia gak mau karena paketnya gak ada.
Enggak bisa hidup katanya.
Kemudian diganti dengan remote control," ujar Fadly Fajar.
Rangga Mati Syahid saat Membela Ibu, Ayah Kandung Sudah Rasakan Pertanda: Rasanya Mau Pulang Terus
Sebelumnya sang ayah juga mengaku telah memiliki firasat soal putranya tersebut.
Fajar Fadly, ayah kandung Rangga bocah 9 tahun yang dibunuh pemerkosa ibunya, sudah merasakan pertanda sebelum kepergian sang putra.
Rangga dibunuh oleh Samsul Bahri, pria yang mencoba merudapaksa ibunya, DN (28).
Samsul tega membacok Rangga ketika bocah itu terbangun dari tidurnya dan mencoba melindungi sang ibu.

Tubuh Rangga lalu dibuang Samsul ke sungai dalam kondisi penuh luka bacokan.
Fadly sang ayah kandung tentu terpukul dengan kejadian ini.
Baca juga: Ziarahi Makam Rangga yang Mati Syahid, Ayah Kandung Lihat Kejanggalan di Batu Nisan Pahlawan Kecil
Namun ia mengaku bangga memiliki anak seperti Rangga.
"Punya anak seperti itu, saya bangga. Walau masih kecil, pemikirannya dewasa," kata Fadly Fajar dikutip TribunJakarta.com dari TribunMedan.
Di temui di kediamannya di Jalan Bunga Terompet, Kelurahan PB Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Fadly menceritakan sosok putra hasil perkawinan dengan mantan istrinya tersebut.
Sampai saat ini, Fadly mengaku terus teringat dengan Rangga bahkan sering melihat foto-foto anaknya.
"Aku terus teringat sama anakku, Rangga,"
"Itu kan tersimpan semua di FB ku, dia itu sosok pendiam dan tegas," katanya.
Rangga meninggal dunia di kediaman ibu dan ayah tirinya, AY di Kecamatan Bireum Bayeuh, Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020).
Peristiwa nahas itu terjadi sekitar 10 hari setelah Rangga pindah tinggal bersama sang ibu.
Diceritakan Fadly, Rangga berangkat ke Aceh tak lama setelah merayakan ulang tahun ke-10.
"Tidak lama setelah dia ulang tahun ke-10, dia berangkat ke Aceh dan dijemput ibunya,"
Baca juga: PELAKU Tewas, Unggahan Ayah Rangga Malah Jadi Sorotan, Mendadak Posting Foto Mantan Istri & Almarhum
"Rencananya dia akan pindah sekolah ke sana. Lagian, dia orangnya paling dekat dengan ibunya," katanya.
Saat ultah sang anak, Fadly Fajar memberikan sebuah mainan mobil.
Pasalnya, sang anak sangat menyukai bermain mobil-mobilan dan bersepeda.
"Dia suka main sepeda, orangnya aktif dan dia juga dikenal sebagai sosok yang pintar dibanding teman-temannya," lanjutnya.
Rangga ternyata sudah beberapa kali pindah sekolah sebelum dia berangkat ke Aceh.
Yang pertama, dia sekolah di sebuah SD di kawasan Pinang Baris.
Kemudian dia berpindah ke daerah Karo, tepatnya di sebuah Sekolah Dasar Negeri di Sukadame, Kecamatan Tigapanah.

Lalu, Rangga pindah sekolah lagi di daerah kediaman ayahnya, Fadly Fajar di Sekolah Dasar Negeri Jalan Sembada.
Banyak teman-teman datang ke kediaman Fadly dan mengucap bela sungkawa setelah Rangga meninggal dunia.
Hal itu kembali mengingatkan Fadly kepada putra.
Baca juga: Pelaku Pembunuh Rangga & Pemerkosa Ibu Muda adalah Residivis Kasus Pembunuhan, Kini Tewas di Tahanan
"Sangat sedih, apalagi saat temannya kemari menyampaikan turut berbelasungkawa,"
"Semua datang kemari dan itu mengingatkan saya bagaimana cara bergaulnya di sekitar sini," pungkasnya.
Walau masih berusia 10 tahun, Rangga rupanya memiliki pemikiran yang jauh lebih dewasa dibanding anak seusianya.
Bahkan Fadly mengaku tak sanggup meneladani sikap Rangga.
Terbukti, Rangga berani ambil resiko saat melawan Samsul yang hendak memerkosa sang ibu.
"Harusnya saya pindah kerja ke Aek Kanopan, saya enggak mau,"
Baca juga: Pelaku Pembunuh Rangga & Pemerkosa Ibu Muda di Aceh Timur Ditemukan Tewas di Sel Mapolres Langsa
"Bahkan aku susah setia ini, aku tidak seperti Rangga.
Pemikirannya dewasa, jadi kepergiannya itu tidak sia-sia," sambungnya.
Sebelum kepergian Rangga, ayahnya Fadly Fajar sudah memiliki firasat.
"Tanda-tandanya ada sih di saya,"
"Perasaan saya mau pulang aja ke rumah, pokoknya mau ngabisin waktu bersama dua anak ini (Rangga dan Risky)," lanjutnya
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dan TribunMedan.com dengan judul Akhir Perjalanan Hidup Bocah Pembela Ibu Korban Rudapaksa, Sempat Menolak Diberi Kado Ultah Ponsel, 'Sosok Anak Korban Pembunuhan di Mata Ayahnya: Masih Kecil Tapi Pemikirannya Dewasa'