Breaking News:

TERJAWAB! Penyebab Cai Changpan Gantung Diri di Pabrik Pembakaran Ban di Bogor, Sempat 'Pamit' Istri

Penyebab terpidana mati kasus narkotika Cai Changpan nekat bunuh diri di pabrik pembakaran ban di Bogor terungkap.

Adobe Stock
Ilustrasi 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Penyebab terpidana mati kasus narkotika Cai Changpan nekat bunuh diri di pabrik pembakaran ban di Bogor terungkap, polisi: pikiran jalan pintas terkepung. 

Narapidana Lapas Tangerang, Cai Changpan yang kabur dari tahanan ditemukan tewas dalam keadaan bunuh diri di tempat pelariannya di kawasan Hutan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/10/2020).

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan, Cai Changpan memilih mengakhiri hidupnya diduga karena dalam posisi terdesak, di tengah buruan tim khusus yang terdiri dari Polda Metro Jaya, Brimob, dan Lapas Tangerang.

"Jadi (Cai Changpan) mungkin merasa terdesak dengan adanya anggota kami tim khusus gabungan yang terus menyusuri," ujar Nana saat rilis di Polda Metro Jaya yang disiarkan secara daring, Senin (19/10/2020).

Nana mengatakan, setidaknya ada 291 anggota yang tergabung dalam tim khusus untuk memburu Cai Changpan di dalam hutan.

Sejumlah anggota tersebut melakukan pencarian secara berkala dengan sistem mobile satu dengan yang lainnya.

"Karena anggota terus mobile sehingga ada jalan pintas dalam pikiran (Cai Changpan) untuk menggantung diri tempat pembakaran ban daerah Jasingan itu," ucapnya.

Baca juga: Misteri Kematian Cai Changpan, Bunuh Diri setelah Sebulan Kabur, Sempat Ancam Satpam Pabrik

Mendiang terpidana mati Cai Cangpan
Mendiang terpidana mati Cai Cangpan (Istimewa/Kompas.com)

Cai Changpan mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di sebuah pabrik pembakaran ban yang berada di Hutan Tenjo, Bogor, Jawa Barat.

Selama ini, hutan tersebut menjadi lokasi pelarian Cai Changpan setelah berhasil kabur dari Lapas Kelas I Tangerang pada 14 September lalu.

Sebelum masuk ke dalam hutan, Cai Changpai sempat menemui istri dan anak di rumah yang berlokasi tak jauh dari hutan tersebut.

Upaya Cai Changpan melarikan diri dari tahanan bukan pertama kali dilakukan.

Gembong narkoba asal China yang memiliki 135 kilogram sabu-sabu itu juga pernah kabur dari Rumah Tanahan Bareskrim Mabes Polri pada 24 Januari 2017.

Pada pelarian kali ini, Cai Changpan membuat lubang dari dalam kamar sel menuju gorong-gorong.

Dalam lubang sekitar 2 meter dan panjang diperkirakan 30 meter.

Polisi yang telah melakukan penyelidikan telah menetapkan tersangka terhadap dua orang petugas lapas.

Mereka yang membantu Cai Changpan untuk membeli dan menyimpan pompa air yang diunakan untuk menyedot air selama menggali lubang di dalam kamar sel.

Obrolan Terakhir dengan Satpam 

Obrolan terakhir Cai Changpan dengan satpam yang menunggu pabrik pembakaran ban pun terungkap.

Tak hanya itu, Cai Changpan juga disebut memiliki kebiasaan aneh setiap malam selama pelarian.

Kondisi jasad Cai Changpan saat ditemukan pun diungkap polisi.

Tubuhnya sudah membusuk saat polisi menemukannya tergantung di wilayah dekat hutan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (17/10/2020).

"Jenazahnya sudah dalam kondisi membungkus selain ada bekas luka di leher," ucap Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Arif Wahyono kepada TribunJakarta.com, Minggu (18/10/2020).

Sampai saat ini petugas masih melanjutkan pemeriksaan mayat Cai Changpan secara lebih komperehensif.

Cai Changpan Dikenal Licin

Sebagai bandar sabu, Cai Changpan dikenal licin, karena bukan sekali memasukkan narkoba ke Indonesia.

Di tingkat Pengadilan Negeri hingga Pengadilan Tinggi, Cai Changpan divonis hukuman mati karena kepemilkan 135 kilogram sabu.

Pada 24 Januari 2017 silam, Cai Changpan sempat ditahan di rumah tahanan Bareskrim Polri dan sempat kabur setelah merusak dinding.

Namun, ia tertangkap kembali. Tak jelas bagaimana detail ceritanya.

Tak lama kemudian kasusnya memiliki kekuatan hukum tetap dan ia dipindah ke Lapas Klas I Tangerang, Banten, sejak pertengahan 2017.

Belakangan, ia kembali berhasil kabur pada 14 September 2020. Namun baru diketahui pada 18 September 2020.

Pria yang akrab disapa Anthoni ini pernah menjalani pelatihan militer di China. Pelariannya dari lapas kali kedua sempat viral.

Selama delapan bulan, ia menggali lubang dari kamar selnya menuju gorong-gorong sepanjang 30 meter tanpa ketahuan.

Pernah ia mengajak teman satu sel untuk kabur, namun ditolak.

tribunnews
Cai Changpan, napi kabur dari Lapas Tangerang. (IST VIA KOMPAS)

Cai Changpan menggali seorang diri tanah di bawah lantai tahanan setiap malam dua kantong plastik. Itu rutin sampai delapan bulan.

Sipir penjaga menara mengaku sempat tertidur di saat Cai Changpan melarikan diri melalui gorong-gorong.

Bahkan, sipir yang memantau rekaman kamera CCTV untuk para tahanan itu juga mengaku tertidur.

Tempo hari, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan cara Cai Changpan membuat lubang.

Tanah yang digali dibuangnya ke tempat sampah. Begitu pengakuan tahanan sekamar Cai Changpan kepada pihak kepolisian.

Ia juga memakai mesin penyedot air untuk membuang air saat menggali tanah dan juga sekop dan obeng. Semua barang bukti itu sudah disita.

"Mesin itu untuk menyedot, karena setiap menggali lobang akan keluarkan air. Sudah diuji coba penyidik saat olah TKP mulai masuk sampai keluar, sepanjang 30 meter," terang Yusri, Jumat (2/10/2020).

Rupanya, sipir dan PNS di Lapas Tangerang yang dua-duanya berinsial S terlibat dalam pelarian Cai Changpan.

Mereka membantu membelikan pompa air untuk Cai Changpan.

"Peran keduanya diakui bahwa informasi dari salah satu napi, mereka yang membantu untuk membelikan peralatan. Salah satunya adalah pompa air," ujar Yusri.

tribunnews
Lapas Klas I Tangerang yang menjadi lokasi kabur ya narapidana bandar narkoba, Cai Ji Fan pada dua pekan lalu, Senin (28/9/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/EGA ALFREDA)

Pompa air tersebut dibeli sipir dan PNS setelah menerima uang dari Cai Changpan.

Mereka juga diduga yang mengantarkan mesin pompa air setiap kali dibutuhkan oleh Cai Changpan.

"Beli menggunakan alamat yang bersangkutan atau pegawai sipir."

"Bahkan mengantar ke sana (kamar sel), juga mengambil lagi disimpan di rumah kediamannya," kata Yusri.

Usut punya usut, sipri atau petugas mendapat upah 100 ribu saban membantu Cai Changpan, seperti membeli dan mengantarkan pompa air.

Seperti di film-film action, Cai Changpan menutupi lubang untuk kabur menggunakan kasur agar tak diendus petugas lapas.

"Tempat tidur dia geser baru dilubangi. Setelah sudah gali tanah dia tutup lagi. Itu tempat tidur dua tingkat, dia geser dan gali. Begitu selama 8 bulan," imbuh Yusri.

Biasanya, Cai Changpan mulai menggali tanah pada pukul 22.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB.

Kabur ke Hutan Tenjo

Cai Changpan kabur sambil membawa sebuah ponsel rekan satu selnya. Namanya segera masuk dalam daftar pencarian orang.

Selama pelarian itu, Cai Changpan kabur ke dalam Hutan Tenjo di Kabupaten Bogor, karena tak jauh dari rumah istri dan anaknya.

Polisi sudah memeriksa istri Cai Changpan dan 13 saksi lain. Rupanya, pelaku sempat lalu pulang ke rumahnya.

Personel Brimob dilibatkan dalam pengejaran Cai Changpan karena saking luasnya wilayah hutan yang jadi persembunyian sang buron.

 

Punya Pabrik Pembakaran Ban

Warga Desa Babakan sudah tahu Cai Changpan buron.

Ratim, Kepala Dusun 02 Desa Babakan, mengatakan sejumlah warga mengaku pernah melihat Cai Changpan membeli sesuatu di warung.

Terpidana mati itu sempat mengobrol bersama petani di sebuah saung perkebunan singkong.

Warga yang menyaksikan saat itu tidak mengetahui bahwa Cai Changpan adalah terpidana yang kabur dari Lapas Kelas 1 Tangerang.

Semenjak ramai kabar di televisi, menurut Ratim, warga terkejut dan langsung melaporkan ke RT dan petugas lingkungan setempat.

"Kita langsung melakukan pencarian dan gerak, bahkan sampai woro-woro (beri pengumuman) supaya warga ikut membantu mencari. Tapi nihil, enggak ketemu," kata Ratim, Senin (5/10/2020).

tribunnews
Suasana lokasi terpidana mati kasus narkoba yang kabur ke hutan di Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Kompas.com/Afdhalul Ikhsan)

Pihak Dusun bersama warga ikut turun memberikan petunjuk dalam melakukan pencarian bersama aparat sejak Kamis lalu.

Sebab, Cai Changpan punya beberapa tempat tinggal atau rumah. Salah satunya di Desa Cilaku, yang masuk wilayah kepengurusannya.

Pencarian itu langsung mengarah dari Desa Pangaur perbatasan hutan yang ke arah Jasinga. Peralatan petugas juga sangat komplet hingga menggunakan anjing pelacak.

"Warga sini juga sudah siap siaga setelah mengetahui dia (Cai Changpan) kabur dan kita akan turun ikut mengepung bersama petugas, karena kan bahaya kalau sampai dia berkeliaran lagi," kata Ratim.

Sementara itu, Ketua RT 01/02 Desa Cilaku Pendi membenarkan bahwa Cai Changpan sempat mendatangi rumah istri dan anaknya.

Cai Changpan punya rumah yang baru ditempati selama lebih kurang satu tahun bersama keluarga kecilnya.

Rumah itu baru selesai dibangun dan berada di Desa Cilaku, Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kendati demikian, buronan nomor satu di Jawa Barat ini juga jarang pulang ke rumahnya.

"Dia (Cai Changpan) di sini cuma selewatan saja dan memang ketemu bininya (istri). Saya juga tidak melihat saat dia pergi," kata Pendi.

Pendi menyebut bahwa Cai Changpan juga mempunyai usaha pembakaran ban yang saat ini dikelola oleh istrinya dan dibantu sejumlah karyawan.

tribunnews
Jenazah Cai Changpan saat dibawa masuk ke Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/2020). (TribunJakarta/Bima Putra)

Saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa keterangan istri Cai Changpan berinisial N.

Setelah 33 hari kabur, riwayat Cai Changpan berakhir. Tubuhnya tergantung di pabrik pembakaran ban pada Sabtu (17/10/2020) pagi.

Informasi itu didapat polisi dari pihak satpam pabrik. Cai Changpan disebut sering bermalam di pabrik tersebut. "Info dari satpam sering bermalam di situ, enggak setiap hari," ujar Yusri.

Satpam tersebut juga sempat diancam oleh Cai Changpan untuk tidak melapor ke siapa pun. Belakangan terungkap aset pabrik pembakaran ban sudah dijual pada 2018. 

"Dulu itu dia ke sini memang cari tempat baru selain di tempat istrinya di Tenjo itu. Mafia narkoba kan gimana caranya biar lolos dan dia hafal lokasi di sini," kata Camat Jasinga Hidayat Saputradinata.

Hidayat menjelaskan, pabrik pembakaran ban yang merupakan tempat penemuan jenazah Cai Changpan itu sudah tak aktif sejak beberapa bulan lalu.

Tim pengawas Lembaga Masyarakat Desa Hutan mendapat banyak pengaduan dari masyarakat terkait polusi dari gudang itu. Pengaduan itu ditindaklanjuti. Tim tak menemukan izin bangunan dan aktivitas gudang itu.

"TKP sekarang itu yang punya orang lain dan pembakaran ban udah lama ditutup. Tidak aktif. Nah untuk yang ngontrak masih dicari tapi memang di lokasi itu ada penjaganya," bebernya.

Gudang pembakaran ban itu dicurigai karena polisi pernah menemukan beberapa kilogram narkoba jenis sabu pada 2015.

"Tahun 2015 ditemukan sabu sekian kilo tapi itu dulu, pernah ada di sini (tempat pembakaran ban)," ucap dia.

Menurut Hidayat, polisi mengetahui keberadaan narapidana itu lewat keterangan istri Cai Changpan berinisial N.

Pasalnya, Cai Changpansempat memiliki usaha pembakaran ban yang dikelola istrinya.

"Nah aset yang sebenarnya punya dia sekarang ada di Tenjo di tempat istrinya, nah Jasinga ini hanya jadi tempat pelarian saja (dulu punya usaha di Jasinga). Istrinya yang tahu segala sesuatunya karena dia punya duit," jelas dia.

Mayat Cai Changpan lalu dibawa untuk diautopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sekitar pukul 19.22 WIB.

Pihak keluarga napi Lapas Kelas I Tangerang, Cai Changpan belum tampak mendatangi RS Polri Kramat Jati mengurus penanganan jenazah.

Pantauan wartawan TribunJakarta.com, sejak jenazah tiba di Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati pukul 19.22 WIB belum ada pihak keluarga datang.

Penyidik Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota sempat berbincang dengan Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Arif Wahyono.

Bersama Arif dan tim dokter forensik lainnya, penyidik sempat ikut mengecek kondisi jasad Cai Changpan di ruang instalasi.

tribunnews
Jenazah Cai Changpan saat dibawa masuk ke Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

Arif mengatakan autopsi bisa dilakukan tanpa menunggu persetujuan keluarga selama ada permintaan dari penyidik yang menangani perkara Cai Changpan.

"Bisa aja langsung, tergantung penyidiknya kan kejadiannya di wilayah hukum kita (Indonesia)," kata Arif pada Sabtu malam.

Dia tidak merinci apa sudah menerima permintaan autopsi dari penyidik sehingga proses bisa langsung dilakukan malam ini atau belum.

Sampai Minggu siang, tak satupun perwakilan keluarga datang untuk melihat mayat Cai Changpan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Saat dihubungi, Arif mengatakan hasil autopsi akan diserahkan kepada pihak penyidik.

"Jenazahnya masih kami periksa. Intinya masih dalam pemeriksaan dan hanya itu yang bisa kita sampaikan sejauh ini," kata dia.

Arif memastikan terdapat luka di leher Cai Changpan. Tim forensik belum memberikan keterangan resmi terkait luka tersebut.

"Benar ada luka pada leher. Tapi masih kami periksa apakah jeratan atau apa. Tapi yang jelas benar ada luka dibagian leher," jelasnya. (TribunStyle.com/ *) 

Sebagian isi artikel mengutip Kompas.com berjudul : Polisi Sebut Cai Changpan Bunuh Diri karena Terdesak Kepungan Tim Khusus

Disclaimer: 

- Bunuh diri adalah perbuatan dosa besar dilarang keras semua agama 

- Bila anda memiliki masalah yang berat, berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater, atau berbagi cerita ke sahabat-sahabat dekat untuk temukan solusinya. 

Sumber: Kompas.com
Tags:
Cai Changpanterpidana mati Cai Cangpan tewas gantung diriBogor
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved