Api Abadi Mrapen Padam, Ganjar Pranowo Turun Tangan, Minta Ahli Geologi Bertindak
Api Abadi Mrapen padam, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut turun tangan, minta ahli geologi bertindak
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Amirul Muttaqin
"Kami pastikan telah padam total. Bau gas dan tanda gas di titik awal sudah tidak ada," jelasnya.

"Kami picu menggunakan api juga sudah tidak bisa," lanjutnya.
"Kami masih melakukan kajian dan penyelamatan yaikni observasi, mitigasi, serta solusi," tambahnya.
Hasil penelitian sementara mengungkapkan penyebab padamnya api diduga karena berkurangnya pasokan gas metana (CH4) yang merupakan bahan bakar api tersebut.
Kini yang menjadi perhatian adalah alasan gas itu berkurang.
"Apakah retakannya tertutup karena deformasi, apakah pasokan gas habis, dan apakah migrasi gas ke tempat lain karena eksploitasi pembuatan sumur di sekitar? Jadi butuh waktu untuk melakukan kajian," kata Sinung.
Awal mula api redup
Awalnya, api yang biasa membumbung setinggi 25 sentimeter dari mulut pipa sudah tak terlihat lagi.
Petugas pengelola kemudian berupaya membongkarnya.
Saat itu, bau khas gas serta suara gemuruh dalam tanah masih terdengar.
Namun ketika disulut, api tak bertahan lama dan kian meredup.

"Sampai akhirnya tepat pada tanggal 25 September, Api Abadi Mrapen benar-benar padam," kata David saat ditemui Kompas.com, di lokasi, Minggu (3/10/2020).
"Saat itu kami biarkan dulu selama lima hari, siapa tahu api itu akan berkobar lagi," lanjutnya.
"Namun, ternyata nihil hingga akhirnya kami melaporkan ke pemerintah," jelas David.
Api Abadi Mrapen terpantau mulai tidak stabil kobarannya saat ada pengeboran sumur yang lokasinya berjarak sekira 150 meter pada 12 September lalu.