DIPUKUL Balok karena Bolos Belajar Online, Anak 10 Tahun: Pak Polisi Aku Sayang Ibu Jangan Ditangkap
Kesal anaknya bolos belajar online, ibu di Sulawesi Selatan nekat pukul dengan balok kayu hingga memar.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Meski babak beluk dipukul balok gara-gara ketahuan bolos belajar online, bocah 10 asal Kota Parepare, Sulawesi Selatan tetap lindungi sang ibu.
Bocah 10 tahun berinisial NJ dipukul dengan balok kayu oleh ibu kandungnya, SF (34).
Sang ibunda rupanya terpancing emosi lantaran mendapati putranya berbohong dan bolos belajar online selama 10 hari.
Meski mengalami luka lebam di kedua tangannya, NJ meratap pada polisi ketika ibunya hendak ditangkap.
"Pak Polisi, aku sayang ibu, tolong jangan ditangkap," kata NJ, bocah yang dikenal sebagai juara kelas di sekolahnya tersebut, Selasa (22/9/2020).
Kasat Reskrim Polres Kota Parepare, Sulawesi Selatan Iptu Asian Sihombing menjelaskan, sang ibu, SF awalnya mendapatkan laporan dari guru anaknya.
• Viral Video Guru Doakan Muridnya Meninggal Gegara Ngeluh Belajar Online: Ya Allah Cabut Nyawa Mereka
• Pukul Anak Hingga Tewas karena Sulit Belajar, Ortu Ini Ternyata Sempat Pura-pura Buat Video Ultah
Guru itu mengatakan, NJ tak mengikuti proses belajar online selama 10 hari terakhir.
SF merasa kesal mendengar laporan itu.
Kekesalannya bertambah lantaran anaknya NJ pergi ke rumah neneknya tanpa izin kepadanya.
Melihat chat WhatsApp, menganiaya dengan balok kayu
SF semakin bertambah marah ketika NJ kembali ke rumah.
SF ketika itu mendapati chat WhatApp NJ dengan tantenya.
Pada tantenya, NJ mengaku bahwa ibunya berbohong mengenai ia yang tak pernah mengikuti belajar online.
• Asyik Minum-minum di Bar Bersama Geng Ibu-ibu, Tak Sadar 2 Bocah Terkunci di Mobil Tewas Kepanasan
Amarah SF memuncak. Ia lalu mengambil balok kayu dan memukul NJ.
"Sang ibu menganiaya anaknya dengan balok kayu dalam video lantaran kesal anaknya yang sempat ke rumah mertuanya dilaporkan oleh gurunya 10 hari terakhir tak mengikuti pelajaran daring," kata Asian.
Bermaksud untuk mengklarifikasi bahwa dirinya tak berbohong, SF merekam hukuman pada NJ itu dan mengirimkannya pada tante korban.
Namun, video yang dikirimkan ke keluarga almarhum suaminya itu kemudian viral.
"Awalnya saya hanya mengirim video itu ke sejumlah keluarga almarhum suami saya.
Namun entah siapa yang membagikannya ke media sosial," jelas SF di Ruang PPA Polres Parepare.
SF pun menyesal telah berbuat di luar kontrol terhadap anaknya.
Ia mengaku, merawat seorang diri tiga anaknya sepeninggal sang suami.
NJ memohon ibunya tak ditangkap
Meski telah dianiaya dan mengalami luka di tangannya akibat pukulan balok kayu, NJ meminta ibunya tak ditahan.
"Pak polisi, aku sayang ibu tolong jangan ditangkap," rengek NJ pada polisi.
Hal itu dibenarkan oleh Kanit PPA Polres Parepare Sulawesi Selatan Aipda Dewi Natalia Noya.
NJ bahkan menyesal lantaran tak mengikuti sekolah online beberapa hari.
"Korban berharap agar kami tak menahan SF," kata Dewi.
SF sebagai pelaku penganiayaan anak, kini masih menjalani pemeriksaan di Ruang PPA Polres Parepare, Sulawesi Selatan.
Ia terancam dikenai Pasal 44 ayat 1 Undang-undang 23 tahun 2004 ancaman 5 tahun penjara dan pasal 80 Ayat 1 Undang-Undang RI dengan ancaman hukuman 2,5 tahun penjara.
SULIT Belajar Online, Bocah Kelas 1 SD Dipukul Ortu Pakai Sapu Hingga Tewas, Dikubur Berbaju Lengkap
Jasad bocah perempuan yang dikubur dalam kondisi berbaju lengkap ternyata korban penganiayaan orangtua kandungnya sendiri.
Ironisnya bocah kelas 1 SD tersebut ternyata tewas setelah dipukul dengan sapu berkali-kali oleh orangtuanya.
Terungkap hanya karena masalah sepele, orangtua bocah perempuan itu sampai tega membunuh darah dagingnya sendiri.
Ya, hanya gara-gara sang anak kesulitan mengikuti belajar online, orangtua ini nekat menganiaya putrinya hingga tewas.
Kematian bocah malang itu bermula saat sang ibu, LH tidak sabar mengajari korban yang berusia 8 tahun atau duduk di bangku kelas 1 SD.
LH kemudian melakukan kekerasan fisik pada anak perempuan itu, mulai dari tangan kosong sampai menggunakan sapu.
• Tak Kerjakan PR, Bocah 13 Tahun Tewas Dalam Tidur Usai Dihukum Guru Squat Jump 100 Kali
• Detik-detik Meninggalnya Munir Said Thalib, Diracun di Pesawat hingga Tewas di Atas Tanah Rumania
Mirisnya, sang anak meninggal dunia.
Panik, orangtua menguburkan bocah tersebut masih dengan pakaian lengkap.
Peristiwa terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di rumah kontrakan mereka, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
LH mengaku saat itu ia sedang mengajarkan anaknya belajar.
Namun, sang anak membuatnya kesal karena susah diajari saat belajar online.
"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).
• Tewas Kecelakaan, Calon Pengantin Pria Buat Merinding di Unggahan Terakhir: Kubur Memangil-manggil
Menurut David, LH melakukan serangkaian tindak kekerasan, seperti mencubit, memukul tangan kosong hingga menggunakan sapu.
Ketika korban sudah tersungkur lemas, LH tidak berhenti melakukan kekerasan, bahkan memukul kepala bagian belakang tiga kali.
Mengetahui kejadian tersebut, sang suami IS sempat marah kepada LH dan berinisiatif membawa korban keluar dari rumah.
Alasannya ialah agar korban mendapatkan udara segar dan kembali sehat.
Karena kondisi sudah lemah, akhirnya korban meninggal di perjalanan.
"Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," kata David.
IS dan LH kemudian membawa jasad anak mereka TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten.
Alasannya agar mereka tidak meninggalkan jejak pembunuhan.
Ironisnya, jasad anak itu dibawa menggunakan sepeda motor.
Korban dikubur dengan pakaian lengkap di TPU Gunung Kendeng Lebak.
Keberadaan jenazah korban tersebut baru diketahui 12 September 2020 oleh warga setempat.
• Rayakan Ultah Nenek, Seorang Balita Ditemukan Tewas Setelah Terjebak di Dalam Lift, Ini Kronologinya
Kasus itu berawal dari kecurigaan warga di sekitar TPU Gunung Kendeng, Lebak.
Warga curiga lantaran tidak ada orang yang meninggal beberapa pekan terakhir di daerah mereka.
Setelah makam dibongkar oleh warga setempat, mereka terkejut mendapati sesosok mayat bocah perempuan dalam kondisi masih berpakaian lengkap.
"Awalnya berdasarkan laporan masyarakat setempat, akhirnya kita bongkar sama-sama.
Baru digali setengah, kelihatan kakinya," kata Kapolsek Cijaku AKP Zaenudin, usai penemuan mayat.
Kasat Reskrim Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengemukakan, penangkapan itu didasarkan pada cangkul yang dipinjam oleh IS di hari penguburan di TPU Gunung Kendeng, Lebak.
IS sempat meminjam cangkul dari warga dan beralasan hendak menguburkan kucing.
"Kita dapat informasi dari warga karena ada yang meminjam cangkul, dari sana kami lakukan lidik," tutur David.
Menggunakan cangkul itu, pelaku mengubur anaknya dengan pakaian lengkap di lubang sedalam setengah meter.
Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan dengan jeratan Pasal 80 Ayat 3, UU No 35 Tahun 2104 Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 Tentang Lerlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Pak Polisi, Aku Sayang Ibu, Tolong Jangan Ditangkap...", Sulit Diajari Belajar Online, Bocah SD Dipukuli Sapu hingga Meninggal,