Jadi Gembong Narkoba, Ini Kisah Hidup Pablo Escobar, Pencuri Batu Nisan Hingga Menjadi Raja Kokain
Kisah hidup Pablo Escobar, dari pencuri batu nisan hingga menjadi raja kokain.
Editor: Ika Putri Bramasti
Di negeri itu, mereka tidak akan bisa membunuh, mengancam dan menyuap hakim, polisi, saksi, dan para pegawai penjara. Reaksi Escobar sangat khas.
Pembalasan kejam dan langsung. Bulan April 1984, Bonilla dibunuh.
Tiga tahun kemudian, Desember 1987, Cano juga dihabisi.
Tidak merasa cukup, kartel Medellin itu kemudian membentuk sebuah kelompok pembunuh paramiliter, yang dilatih Israel dan tentara bayaran Inggris.
Sejak tahun 1984, pelbagai pembunuhan, peledakan mobil, serta pembantaian rakyat -semuanya dilakukan kelompok Medellin- menjadi peristiwa sehari-hari di Kolombia.
Namun teror dan kejahatan Escobar itu tidak bertahan lama.
Perang melawan obat bius
Ketika bulan Agustus 1989, di tengah sorotan TV senator Partido Liberal, Luis Carlos Galan, yang sedang melakukan kampanye kepresidenan, dibunuh kartel Medellin, maka segera saja Presiden Virgilio Barco menyatakan perang total melawan pengedar obat bius.
Escobar masih sempat melancarkan aksinya, yaitu peledakan pesawat Kolumbia bulan November 1989 yang menewaskan 107 penumpangnya.
Namun pemburuan pemerintah akhirnya membuat Escobar menyerah pada bulan Juni 1991, dengan tukaran ia tidak akan diekstradisi ke AS.
Don Pablo ini membuat berita lagi 13 bulan kemudian, ketika ia berhasil lolos ketika hendak dipindah ke penjara militer.
Namun pada 2 Desember 1993, kerajaan yang dia kendalikan dari Kolombia rontok setelah dia tewas tertembak.
Reaksi terbunuhnya Escobar cukup besar.
Kematian sang raja kokain itu merupakan pukulan mundur bagi perdagangan obat bius Kolumbia, kata Presiden Cesar Gaviria.
Presiden AS Bill Clinton sangat memuji usaha Bogota membawa Escobar pada hukum keadilan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trending Gembong Narkoba 'Pablo Escobar' di Twitter, Seperti Apa Kisah Hidupnya? "