Update Kasus Fetish Kain Jarik, Pihak Unair Memutuskan Drop Out Gilang 'Bungkus'
Pihak Universitas Airlangga akhirnya memutuskan untuk drop out atau mengeluarkan Gilang, terduga pelaku pelecehan seksual fetish kain jarik.
Penulis: Febriana Nur Insani
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Pihak Universitas Airlangga akhirnya memutuskan untuk drop out atau mengeluarkan Gilang Bungkus, terduga pelaku pelecehan seksual fetish kain jarik.
Beberapa waktu lalu kasus pelecehan seksual sempat menyita perhatian publik.
Kasus tersebut mencuat setelah sebuah akun Twitter bernama @m_fikris membuat utas tentang kejadian yang ia alami.
Ia pun memberi judul utas tersebut dengan Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY.
Nama Gilang, sang pelaku pelecehan seksual pun langsung masuk jajaran Trending Topic Twitter.
Belakangan diketahui Gilang Aprilian Nugaraha Pratama merupakan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Kini pada Rabu (5/8/2020), pihak Unair memutuskan untuk memberi sanksi drop out (DO) kepada Gilang.
• Keluarga Gilang Bungkus Sesalkan Perbuatan Anaknya Soal Fetish Kain Jarik, Terancam Kena Sanksi
• 5 Tahun Bungkam, SW Ngaku Pernah Jadi Korban Gilang Fetish, Trauma Ditutupi Kain & Diberi Obat Tidur

Dilansir TribunStyle.com dari Suryamalang.com keputusan itu dilakukan setelah Komite Etik Unair melakukan komunikasi dengan keluarga Gilang serta mendengarkan pengaduan korban.
"Kasus G ini kami nilai sudah sangat merugikan nama baik dan citra Unair sebagai PTN yang mengusung nilai inti Excellence with Morality," ujar Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair, Suko Widodo.
Sebelumnya, pada Senin (3/8/2020), pihak Unair sempat menggelar rapat virtual.
Pada rapat virtual itu, disebutkan keluarga menyesalkan perbuatan Gilang yang diduga melakukan pelecehan seksual berkedok riset.
"Keluarga mengaku menyesali perbuatan anaknya.
Sehingga pihak keluarga juga menerima keputusan yang diberikan pihak universitas kepada anaknya," lanjut Suko.
Saat ini pihak Unair fokus memberikan pendampingan kepada para korban.
"Dari Help Center, korban primer sudah ada yang akan melapor ke polisi pastinya.