Bukannya Menjadi Hari Bahagia, Mempelai Pria di India Meninggal dan 111 Orang Positif Virus Corona
Kisah memilukan datang dari Indina, mempelai pria meninggal dunia dua hari setelah pernikahan dan 111 orang tamu undangan positif Covid-19
Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: vega dhini lestari
TRIBUNSTYLE.COM - Pernikahan membawa petaka, pengantin meninggal dunia dan setidaknya ada 100 tamu undangan positif Covid-19.
Kejadian tersebut terjadi di Negara Bagian Bihar, India.
Pesta pernikahan itu dilangsungkan pada 15 Juni lalu.
Bukan menjadi hari yang berbahagia karena pengantin pria meninggal dunia dengan gejala Covid-19.
Melansir AFP, para pejabat Bihar mengatakan bahwa pengantin pria yang berusia 26 tahun sudah mengalami gejala Covid-19 saat pernikahan berlangsung.
Namun, ia meninggal dua hari setelah acara penikahannya tersebut.

Kepala petugas medis Patna, Raj Kishor Chaudhary mengatakan, ada sejumlah orang yang dinyatakan positif virus corona.
"Sejauh ini 111 orang yang menghadiri pesta pernikahan dan pemakaman dinyatakan positif.
"Orang-orang (tamu) lain telah diidentifikasi dan diisolasi," katanya.
Namun dokter tidak yakin jika pengantin pria tersebut yang tidak disembuntikan identitasnya itu merupakan sumber penularan.
Lantas petugas medis menelusuri dan melacak kasus yang membuat jumlah positif Covid-19 meningkat.
Pengantin pria diketahui seorang insinyur perangkat lunak yang bekerja di New Delhi.
Ia pun kembali ke rumah yang berada di Bihar sepekan sebelum pernikahan.
Sejak saat itu ia sudah menunjukkan gejala Covid-19.
Sang mempelai pria tersebut sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Namun ia meminta pulang karena akan melangsungkan pernikahan.
Hal buruk pun terjadi, dua hari setelah pernikahan ia meninggal dunia.
Pada saat itu, belum ada yang mengetahui apakah dia terinfeksi virus corona atau tidak.
Pernikahannya tersbeut dihadiri setidaknya ada 300 orang tamu undangan serta di pemakaman ada 200 orang.
Namun, sejauh ini untuk keluarga mempelai pria maupun wanita tidak ada yang dinyatakan positif virus corona.
Semua yang terinfeksi merupakan tamu yang menghadiri pernikahan dan pemakaman.
Otoritas Bihar, India, menyelidiki kemungkinan pelanggaran aturan menjaga jarak sosial saat pernikahan dan pemakaman.
Aturan yang berlaku yakni, pernikahan tidak boleh dihadiri lebih dari 50 orang dan untuk pemakaman hanya 20 orang.
Fakta-fakta Tragedi Pesta Pernikahan Corona Semarang, Ibu & Adik Pengantin Meninggal Terinfeksi
Simak fakta-fakta tragedi pesta pernikahan Covid-19 di Semarang, ibu dan adik pengantin meninggal terinfeksi virus.
Kasus positif virus corona Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah dengan rataan 1.000 orang per hari.
Bahkan salah satu media di Australia menyebutkan bahwa Indonesia bisa jadi pusat baru virus corona.
Dan mirisnya tragedi pun terjadi di Semarang, Jawa Tengah.
Dilansir dari Kompas.com, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan ada peningkatan yang cukup tinggi pada jumlah kasus positif virus corona di Semarang.
Salah satunya dipicu oleh temuan kasus baru di sebuah acara pernikahan ini.
• Sembuh dari Covid-19, Kerusakan Terlihat Munculnya Fibrosis pada Paru-paru, Ini Penjelasan Dokter
• Jaga Daya Tahan Tubuh Lawan Covid-19 dengan 7 Makanan Sehat ini, Termasuk Pepaya & Bayam

Kejadian di Semarang
Penikahan tersebut digelar di rumah pengantin wanita di Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang Timur pada Kamis (11/6/2020).
Keluarga membantah mengadakan pesta pernikahan.
Namun acara hari itu hanya proses akad nikah yang diselenggarakan sesuai protokol kesehatan.
Ada sekitar 20 orang dari keluarga yang hadir di acara yang diselenggarakan di rumah.
Selain itu, akad nikah tersebut sepengetahuan kepala desa setempat dan dikawal Bhabinkamtibmas.
"Akad nikahnya diadakan di rumah pengantin. Sudah sepengetahuan Pak Lurah dan Bhabinkamtibmas juga mengawal."
"Yang datang juga sekitar 19- 20 orang dan sesuai protokol kesehatan," jelas saudara pengantin Muhammad Syaqrun saat dikonfirmasi, Rabu (24/6/2020).

Ibu dan dan adik meninggal positif Covid-19
Setelah akad nikah, Sabtu (13/6/2020), adik pengantin sakit dan mengeluh kelelahan.
Ia pun dilarikan ke RS Agung Semarang.
Ia menjalani rapid test dan hasilnya non reaktif.
Namun ada flek di paru-paru dan sang adik menjalani tes swab.
Satu hari kemudian, Minggu (14/6/2020), ia meninggal dunia dan dimakamkan sesuai prosedur Covid-19.
Setelah hasi test swab keluar, sang adik dinyatakan positif Covid-19.
Di waktu yang bersamaan, kedua orangtua pengantin juga sakit dirawat di rumah sakit yang sama.
Sang ibu yang memiliki riwayat penyakit liver meninggal dunia pada Senin (15/6/2020) dan ia dinyatakan positif Covid-19.
Ayah pengantin juga dinyatakan positif Covid-19 dan saat ini menjalani isolasi di rumah sakit.
Menurut Syaqrun, keluarga mempelai, ayah sang pengantin memiliki riwayat penyakit asam urat dan saat ini kondisinya mulai membaik.
"Setelah adiknya meninggal baru keluar surat dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dinyatakan positif Covid-19."
"Ayah dan almarhum ibu juga dinyatakan positif Covid-19," katanya.

2 orang lain positif Covid-19
Setelah dua orang meninggal dunia karena Covid-19, delapan anggota keluarga pengantin melakukan tes swab mandiri di RS Telogorejo Semarang.
Hasilnya dua orang dinyatakan positif Covid-19 dan mereka masuk kategori orang tanpa gelaja (OTG).
"Hari Rabu Dinkes melakukan swab test pada hadirin yang datang, Jumat keluar hasilnya negatif semua," ungkapnya.
Sementara takmir masjid yang sempat dinyatakan positif Covid-19 sudah menjalani swab test kedua dan hasilnya negatif.
Komentar Dinkes Semarang
Menanggapi peristiwa tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Halam mengatakan acara akad nikah tersebut tidak sesuai dengan ketentuan pembatasan dan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di Semarang.
"Acara pernikahan yang digelar itu prosesi ijab kabul. Nah, tamu yang hadir lebih dari 30 orang, tidak sesuai ketentuan pembatasan," kata Abdul Hakam, Minggu (21/6/2020).
5 Dites ulang positif
Petugas kesehatan telah melakukan penelusuran kontak, dan kembali menemukan lima orang terinfeksi Covid-19.
Kemudian, pihaknya kembali melakukan tes kepada 25 orang yang diduga kontak erat dengan pasien positif Covid-19 di prosesi pernikahan.
Sebelumnya, sudah ada beberapa klaster penularan Covid-19 di Semarang, di antaranya pasar tradisional, rusunawa, perbankan, toko swalayan, hingga klaster Balai Kota Semarang atau Pemkot Semarang. (TribunStyle.com/Nafis/Dhimas Yanuar,Kompas.com/Rachmawati)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Klaster Penikahan di Semarang, Dihadiri 20 Orang, Ibu dan Adik Pengantin Meninggal Positif Covid-19"
• Pernikahannya Disebut Penuh Duka Satu per Satu Tamu Positif Corona, Pengantin di Semarang Meradang
• Mantan Penyanyi Cilik Maissy Jadi Dokter Garda Depan Corona saat Hamil, Kini Baru Saja Melahirkan