Dulu Dibuang Ibu Kandung ke Tong Sampah, Siapa Sangka Nasib Pria Ini Justru Jadi Miliarder Terkenal
Saat bayi dibuang ibu kandung ke tong sampah, belasan tahun kemudian nasib pria ini mengejutkan! Jadi CEO dan miliarder terkenal.
Editor: Monalisa
TRIBUNSTYLE.COM - Tak ada manusia yang dapat memilih untuk dilahirkan oleh siapa dan dimana.
Itulah yang sempat dialami oleh Freddie Figgers.
Masa kecil Freddie Figgers bisa dibilang begitu menyakitkan.
Saat usianya masih bayi, Freddie Figgers ternyata telah dibuang oleh ibu kandungnya sendiri.
Tak hanya itu, ibu kandung Freddie Figgers tega membuang bayi yang baru ia lahirkan di sebuah tong sampah.
Hadirnya tak diharapkan oleh ibu kandungnya, siapa sangka nasib Freddie Figgers justru mengejutkan.
• POPULER Kisah Mirip Sinetron, Suami Wanita Ini Jadi Ayah Tiri, Sang Ibu Hamil Tanpa Rasa Bersalah
• POPULER Kisah Wanita yang Diberi Surprise Hari Jadi Pernikahan dari Suami yang Sudah Meninggal

Pria kelahiran asal Florida, Amerika Serikat ini kini justru menjadi seorang miliarder.
Tak ada yang menyangka bayi malang yang dibuang ibunya ke tong sampah itu kini menjadi seorang pemilik perusahan ternama di Amerika Serikat.
Di usianya yang ke-30 tahun Freddie Figgers justru menjadi orang yang begitu sukses.
Semua itu tak lepas dari ketulusan hati Nathan dan Betty Figgers yang mengadopsinya, dua hari setelah ia dilahirkan.
Sejak kecil, Freddie sudah menunjukkan bakatnya untuk mengutak-atik komputer.
Melansir dari Bored Panda, Freddie berusaha memperbaiki komputer rusak pertama ketika ia berusia 9 tahun.
Walaupun tak berhasil memperbaiki komputer tersebut, namun ia tak menyerah.
• Viral Aksi Pria Traktir Teman yang Tak Pernah Cicipi Starbucks Seumur Hidup, Lihat Reaksinya
Kemudian di usianya yang ke 12 tahun, Freddie sudah bekerja menjadi teknisi komputer.
Hingga akhirnya, di usianya yang ke 15, Freddie sudah memulai mendirikan sebuah perusahaan komputasi cloud yang ia beri nama Figgers Computer.
Gagasan itu muncul dalam benak Freddie ketika sebuah dealer mobil di Alabama kehilangan semua file pelanggan mereka.
Setelah sebuah tornado melanda daerah tersbut.
Untuk mencegah kejadian tersebut terulang kembali, Freddie pun membantu mereka untuk mencadangkan file mereka di server jarak jauh, yang ia kelola di halaman belakang rumahnya.

Namun, dari berbagai inovasi yang ia ciptakan, Freddie paling bangga dengan sebuah sepatu buatannya.
Yakni, sepatu yang ia buat secara khusus untuk ayahnya, Nathan, yang menderita penyakit Alzheimer.
Penyakit itu membuat Nathan kehilangan ingatannya secara perlahan.
Namun, di saat penyakitnya semakin parah dan ingatannya menjadi semakin buruk, Freddie datang memberikan sebuah hadiah.
Yakni, sepatu yang dilengkapi dengan seperangkat alat pelacak dan komunikator dua arah.
"Saya bisa mengangkat telepon dan berkata, 'Hei Ayah, kamu di mana?' dan dia tak perlu melakukan apa-apa.
Hanya perlu membungkuk dan berbicara ke sepatunya dan saya dapat melacak lokasinya," ujar Freddie seperti dikutip dari Inspire More.
• FAKTA-FAKTA Penangkapan Buronan FBI Menguak Prostitusi Anak di Jakarta, Muncikari Wanita 20 Tahun
"Program itu sangat sukses dan sebuah perusahaan dari Kansas menghubungi saya dan mereka membeli program itu seharga 2,2 juta USD (sekitar Rp 30 miliar)," jelasnya.
Freddie kemudian menggunakan uang itu untuk mendirikan Figgers Communications, sebuah perusahaan telekomunikasi yang kini bernilai lebih dari 62 juta USD (sekitar Rp 867 miliar).
Perusahaan tersebut merupakan satu-satunya perusahaan milik minoritas dari usaha sejenisnya di AS.
Freddie, sebagai pendiri dan CEO, telah menjadi berita utama dengan inovasi perusahaannya, yakni perangkat lunak anti-texting and driving.
Dia juga menciptakan sebuah ponsel yang dapat mengukur glukosa dalam darah secara wireless untuk para penderita diabetes.

Bagi Freddie, kesuksesan bukan hanya sekadar uang, melainkan bagaimana kita dapat mengubah dunia menjadi lebih baik.
"Saya percaya, kepedulian akan menjadi sebuah tindakan nyata, dan jika Anda mendapat masalah, temukan solusi agar memberikan dampak yang dapat mengubah hidup seseorang," ujarnya.
"Saya akan memberi pengaruh pada dunia dan mengubah hari ini menjadi hari esok yang lebih baik.
Karena uang bukanlah segalanya, ia hanyalah sebuah alat.
Tetapi, dengan alat itu, kita dapat mempengaruhi dan mengubah kebiasaan manusia dengan adanya kesempatan," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Saat Lahir Dibuang Ibunya ke Tong Sampah, Ketika Dewasa Pria Ini Justru Berhasil Miliki Perusahaan Senilai Rp 867 Miliar