Breaking News:

Virus Corona

BERSYUKURLAH! Orang Asia Lebih Kebal Hadapi Corona Dibanding Amerika & Eropa, Ini Bukti Ilmiahnya

Berbagai penelitian sedang membutikan secara ilmiah, apakah benar orang Asia lebih kuat dalam menghadapi virus corona.

Penulis: Anggie Irfansyah
Editor: Agung Budi Santoso
wsj.com
Ilustrasi. 

Jika perbedaan jumlah fatalitas akibat Covid-19 ini merujuk pada jumlah orang yang diuji terkait virus ini, hal itu tidak memiliki basis kuat.

Korea Selatan menjadi negara dengan jumlah uji virus corona di dunia, dan menunjukkan fatalitas yang tetap berada di bawah negara-negara Eropa dan Amerika.

Karena itulah, para ilmuwan mencari penyebab rendahnya kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 dari sisi lainnya.

Virus Corona
Virus Corona (The Centers for Disease Control and Prevention (CDC))

Apakah mutasi memicu virus menjadi semakin ganas?

Para peneliti di Los Alamos National Laboratory di AS menyebutkan adanya kemungkinan virus corona yang mewabah di Eropa dan Amerika mengalami mutasi.

Mutasi tersebut membuat virus menjadi semakin cepat menular dan ganas.

Profesor emeritus Tatsuhiko Kodama, pakar medis dari Universitas Tokyo memperkirakan bahwa warga di Asia Timur memiliki antibodi yang lebih kuat dalam melawan virus.

“Banyak virus flu dan virus corona yang memicu gejala seperti influenza di masa lalu berasal dari kawasan Cina Selatan, dan menginfeksi warga di negara tetangganya. Karena itu dalam darah mereka sudah terdapat sel darah putih yang mampu memerangi virus yang sekeluarga seperti SARS-CoV-2“, papar Kodama lebih lanjut.

Selain itu, Tasuku Honjo juga menjelaskan terkait perbedaan sistem pertahanan tubuh orang Asia.

“Orang Asia secara genetis punya perbedaan besar dengan orang di barat, terkait sistem pertahaan tubuhnya terhadap virus“, papar pakar imunologi Jepang itu.

Meski demikian, profesor Kodama memperingatkan bahwa masyarakat Asia tetap bisa tertular virus dan belum tentu aman.

“Virus yang bermutasi bisa sama mematikannya bagi warga Asia maupun warga Eropa, tegas pakar medis dari Universitas Tokyo itu.

Ilustrasi
Ilustrasi (Freepik)

Berbagai faktor lain yang mungkin berpengaruh

Para peneliti juga mencari faktor lain yang mungkin berpengaruh, misalnya kasus obesitas atau kegemukan.

Data menunjukkan pola makan masyarakat Asia relatif lebih berimbang dan lebih berisiko rendah memicu obesitas.

Kasus obesitas di Jepang hanya tercatat sekitar 4%, dan di Korea Selatan hanya 5%.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Tags:
virus coronaCovid-19AsiaAmerikaEropa
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved