7 Metode Self Healing untuk Membantu Menyembuhkan Luka Hati dan Mengatasi Depresi
Inilah 7 metode self healing untuk membantu diri menyembuhkan luka hati dan mengatasi depresi.
Penulis: Gigih Panggayuh Utomo
Editor: Dhimas Yanuar
TRIBUNSTYLE.COM - Inilah 7 metode self healing untuk membantu diri menyembuhkan luka hati dan mengatasi depresi.
Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan rasa sedih yang sangat dalam.
Hal itu bisa disebabkan oleh banyak hal, contohnya adalah perasaan sakit hati, atau pengalaman traumatis di masa lalu.
Seseorang yang depresi, dalam tahap yang paling buruk, bisa menimbulkan potensi bunuh diri.
Hal itu disebabkan oleh emosi yang terlampau lelah dan memicu perasaan marah pada diri sendiri.
Self healing adalah sebuah proses menyembuhkan diri sendiri dari luka batin.
• Kenapa Sobat Ambyar Begitu Menikmati Lagu Sedih Didi Kempot? Ini Alasan Musik Galau Bikin Nyaman
• Sedang Dilanda Galau? Yuk Coba 5 Jenis Makanan & Minuman Ini, Dijamin Ampuh Perbaiki Mood!
Metode ini sangat ampuh menenangkan seseorang yang menyimpan luka batin yang mengganggu emosi.
Namun, beberapa orang belum memahami apa dan bagaimana self healing begitu perlu untuk dilakukan.
Dilansir dari pijarpsikologi.org, ini 7 metode self healing untuk membantu menyembuhkan diri sendiri dari dalam.
1. Me Time/Berdialog dengan Diri Sendiri
Masalah yang belum selesai pada sebagian orang umumnya berkaitan dengan kehadiran orang lain.
Me time ini berguna untuk membuat setiap orang memikirkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
Saat seseorang terlalu sibuk memikirkan orang lain, terkadang ia lupa memikirkan diri sendiri.
Meluangkan waktu untuk berdialog dengan diri sendiri benar-benar akan membuat kita merasa lebih bermakna.
2. Berdamai dengan Keadaan
Mengingat kembali peristiwa-peristiwa buruk yang masih membekas di hati memang tak dapat dielakkan.
Setiap orang berhak marah atas hal tersebut.
Namun, menyalahkan keadaan atas semua peristiwa buruk dan mengutuk keadaan tidak akan membuat batin tenang.
Alangkah lebih bijak jika mencoba berdamai dengan keadaan.
Menerima setiap keadaan yang menimpa dan menjadikannya guru kehidupan yang bisa menempa pribadi agar lebih baik lagi.
3. Mindfullness
Mindfulness adalah berpikir dengan kesadaran penuh.
Mengelola pikiran, perasaan, dan lingkungan untuk menghubungkan titik-titik yang ada dalam pikiran kita.
Memaknai setiap peristiwa dan kejadian yang pernah kita alami dengan lebih sehat.
Mindfulness bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mencari tempat yang sekiranya tenang, kemudian memejamkan mata.
Fokus terhadap diri sendiri dan segala pikiran yang kita miliki.
Dengan penuh kesadaran, cobalah untuk memahami setiap pergulatan emosi yang ada di dalam diri.
4. Meningkatkan Self-compassion
Self-Compassion adalah kemampuan untuk memahami keadaan emosi diri sendiri dan juga respon emosi atas penderitaan yang dialami dengan disertai keinginan untuk menolong diri sendiri.
Melalui self-compassion, seseorang dapat memahami dirinya sendiri.
Self-compassion mampu membuat orang memaknai pengalaman yang tidak nyaman dengan emosi yang berbeda.
Artinya, ketidaknyamanan yang dimiliki seseorang dapat dimaknai secara positif jika meningkatkan self-compassion.
Meningkatkan kepedulian terhadap diri sendiri, merespon peristiwa buruk dengan perasaan lapang dada, dan selalu berupaya membebaskan diri dari duka yg berlarut.
5. Jadikan Penyesalan sebagai Kekuatan
Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia terkadang bisa menekan perasaan gelisah dan sesal.
Kita bisa saja mengabaikan pikiran-pikiran yang mengganggu dengan menyibukkan diri.
Namun, dengan mengabaikan perasaan itu justru akan membuat emosi kita makin lelah.
Oleh karena itu, jadikanlah sebuah penyesalan terberat sekalipun di dalam hidup kita ini sebagai pelajaran.
Boleh sesekali mengingat kejadian buruk di masa lampau, tapi gunakanlah sudut pandang yang berbeda.
Bicaralah pada diri sendiri bahwa melakukan kesalahan itu wajar.
Yang perlu dilakukan hanyalah belajar untuk tidak mengulanginya.
6. Tempatkan Masa Lalu pada Tempatnya
Setiap orang punya kisah masa lalunya masing-masing.
Tidak sedikit mereka memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat masa kininya tidak tenang.
Namun, kita tidak bisa mengubah peristiwa yang telah terjadi.
Sebagai manusia, yang bisa dilakukan hanyalah mengubah respon kita terhadap masa lalu itu.
Untuk itu, jadikanlah masa lalu sebagai guru yang bisa mendewasakan diri.
Masa lalu hadir di masa kini bukan untuk terus disesali, tapi untuk dimaknai.
7. Menulis Ekspresif
Menulis punya kekuatan untuk menyembuhkan diri kita dari dalam.
Menulis ekspresif adalah menulis untuk mengutarakan segala perasaan yang dialami.
Tidak harus memperhatikan aturan seperti tanda baca, ejaan, dan sebagainya.
Intinya, menulis ekspresif adalah sebuah upaya untuk mengungkapkan segala emosi yang dirasakan saat stres datang.
Dengan menuliskan segala kekesalan itu dapat membantu kita untuk melihat masalah dari sudut pandang yang lain.
Setiap orang adalah penyembuh terbaik bagi dirinya sendiri. S
etiap luka batin, masa lalu yang kelam, pengalaman pahit, kegagalan hidup hanyalah sebuah peristiwa.
Setiap peristiwa bisa disikapi dengan bijaksana dan setiap luka yang membekas bisa disembuhkan.
Setiap hal buruk di dunia ini akan terus terjadi, maka maknailah semua luka itu sebagai ujian perjalanan hidup.
(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)
• Selami Makna di Setiap Tegukan, Ini Cara Asyik Membuat dan Minum Secangkir Kopi Tubruk
• Bisa Dibuat di Rumah, Ini 5 Minuman Sehat untuk Atasi Jerawat Membandel, Termasuk Kunyit Asam!
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/style/foto/bank/originals/kurangi-konsumsi-gula-lemak-bisa-lindungi-diri-dari-depresi-memperbaiki-mood-ini-penjelasannya.jpg)