Herd Immunity untuk Hadapi Corona Tuai Kecaman, Peneliti: Hanya Bisa Dilakukan dengan Vaksinasi
Herd immunity dianggap dapat dilakukan untuk hadapi corona tuai kecaman, peneliti mengungkapkan hanya bisa dilakukan dengan vaksinasi.
Penulis: Tsania Fadhillah
Editor: Triroessita Intan Pertiwi
Selain itu, para ahli merekomendasikan untuk mengisolasi orang-orang yang terinfeksi virus corona sampai dinyatakan sembuh, bukan melakukan pembiaran.
Seorang ahli epidemiologi WHO menuturkan bila orang-orang yang telah diuji dan memiliki antibodi kuat hanya sedikit.
Para ahli mengungkapkan bila dunia harus masih terus merencanakan untuk menghadapi virus corona dalam dua tahun mendatang sampai ditemukan vaksin.
WHO Sebut Bahaya Herd Immunity
Alih-alih mendukung kepercayaan bahwa herd immunity bisa jadi alternatif pencegah corona, WHO justru mengingatkan bahayanya jika hal itu diterapkan.
Menurut WHO, konsep ini justru berbahaya jika diterapkan pada manusia.
Direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO, Mike Ryan, menegaskan bahwa manusia bukanlah kawanan ternak.
"Ini adalah penyakit serius. Ini adalah musuh publik nomor satu. Kami mengatakannya lagi, lagi, dan lagi," kata Dr Ryan diberitakan The Telegraph, Selasa (12/5/2020).
Sementara itu, epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa strategi herd immunity berbahaya jika diterapkan.

Dicky menjelaskan bahwa herd immunity lebih tepat disebut sebagai kondisi ketika sudah ditemukannya vaksin.
Sebaliknya, jika vaksin belum ditemukan, maka istilah tersebut menurutnya kurang pas untuk dikaitkan dengan pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pendekatan herd immunity sebelum ada vaksin justru sangat berbahaya jika diterapkan.
"Karena ini bukan penyakit flu biasa," pungkas Dicky.
Apakah Indonesia akan Terapkan Herd Immunity?
Timbul spekulasi di masyarakat mengenai pemerintah yang akan menempuh langkah herd immunity.